Hampir semua kenari menyukai extra fooding (EF) sayuran seperti selada dan sawi. Begitu pula dengan kenari jawara Yellow Topaz milik Steven dari D’Batoe Team Jakarta. Hanya saja, penampilannya ketika lomba malah menjadi tidak maksimal. Steven mencoba mencari solusi lain, berupa mentimun dan apel merah.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Alhasil, Yellow Topaz sukses mengakhiri tahun 2013 dengan meraih double winner dalam even KTU Cup (25/12), kemudian mengawali tahun ini sebagai runner-up Liga Ronggolawe Jabodetabek Seri IX. Hanya gaco koleksi Yogi (Naga Hitam Team) yang bisa mengungguli Yellow Topaz.

Kenari Yellow Topaz

Meski pendatang baru dalam dunia lomba burung, Steven tak pernah merasa minder. Apalagi dia memiliki dua kenari yang bisa diandalkan, yaitu Yellow Topaz (jenis F2, kuning stabilo) dan Mentari (AF, putih). Bahkan masih ada beberapa ekor burung pelapis yang disiapkannya, meski belum dilombakan.

Saat berlaga dalam even KTU Cup di Jakarta, 25 Desember lalu, Yellow Topaz tampil prima dan menjuarai dua kelas sekaligus. Adapun Mentari menjadi runner-up di salah satu sesinya.

Minggu (5/1) lalu, Yellow Topaz tampil dalam Liga Ronggolawe Jabodetabek Seri IX. Gaco yang belum lama dibelinya ini mampu memberi perlawanan terhadap dua kenari mapan milik Om Yogi dari Naga Hitam Team, yang harus diakui memiliki jam terbang lebih tinggi.

Ketika turun di Kelas Standar Ebod Joss, Yellow Topaz harus puas di urutan ketiga, di bawah Lontong dan Mawar Hitam, keduanya milik Om Yogi, yang tampil sebagai juara 1 dan juara 2.

Turun lagi di Kelas Standar Ebod Vit, Yellow Topaz naik ke urutan kedua. Kali ini, Mawar Hitam menjadi juara 1 dan Lontong juara 3. Ini membuktikan kualitas Yellow Topaz mampu bersaing dengan kenari sehebat Mawar Hitam dan Lontong yang selama ini memang merajai even di Jabodetabek.

Kenari Yellow Topaz (kanan) dan Mentari.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

—-

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Selama lomba, Yellow Topaz terus menampilkan lagu-lagu standar terbaiknya. Cengkoknya mewah, dengan volume tembus.

Yang menarik, burung ini hampir menjadi “bapak”. Ya, untuk meredam birahi, Yellow Topaz memang didampingi burung betina selama di rumah. Keduanya sudah kawin, bahkan burung betina saat ini sedang mengeram.

Melihat jejak rekam yang relatif singkat, Om Steven berharap prestasi Yellow Topaz mampu stabil sepanjang tahun ini, terkecuali jika burung mabung. Demikian pula dengan Mentari dan beberapa gaco pelapis lainnya.

Meski terbilang pemain pemula, Om Steven menangani langsung perawatan kenari-kenarinya di rumah. Namun, saat turun lomba, dia didampingi dua sahabatnya, Kosasih dan Rahmat.

Steven merawat sendiri kenarinya di rumah. (Foto: Agrobur)

 

Perawatan kenari Yellow Topaz

Menurut Om Steven, perawatan harian Yellow Topaz tak jauh berbeda dari perawatan kenari pada umumnya. Berikut ini rinciannya:

  • Setiap pagi, burung dikeluarkan untuk dianginkan sejenak.
  • Selanjutnya, burung dijemur. Durasi penjemuran tidak terlalu  lama, hanya sekitar 1 jam.
  • Saat dijemur, bak mandi kecil berisi air dimasukkan ke dalam sangkar. Agar mau nyebur ke bak mandi, burung bisa disemprot dengan sedikit air.
  • Usai dijemur, burung dianginkan, kemudian diistirahatkan tanpa dikerodong.
  • Sayuran yang diberikan hanya mentimun, adapun buah berupa apel merah. Apabila diberi sayuran seperti selada dan sawi, penampilannya malah tidak maksimal, meski burung tetap mau mengkonsumsinya.
  • Extra fooding (EF) diberikan tiga hari menjelang lomba (H-3), berupa telur rebus.
Steven (2 dari kiri) bersama personel D’Batoe Team dan kenari Yellow Topaz.

—-

Sehari-hari, Om Steven tidak pernah mengerodong Yellow Topaz maupun Mentari, kecuali malam  hari. Kerodong tetap dipasang, tetapi dibuka di bagian depan. Selebihnya tetap dalam kondisi tertutup.

Dengan cara ini, beberapa kenari bisa digantang berjejer tanpa pernah saling melihat. Mereka dibiarkan bunyi terus dalam kesehariannya. (d’one)

—-

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.