Kacer Adipati milik YY (Duta Soeharto Cup) kembali tampil perkasa, dan berhasil menjuarai seluruh (tiga) kelas dalam Lomba Burung Berkicau Kapolres Magetan Cup di halaman Mapolres Magetan, Minggu (2/2). Ada kejadian menarik saat Charly, kacer jawara milik H Rihan Variza (HRVRT SF Binuang – Kalsel), tiba-tiba pingsan saat baru digantang di sesi awal. Akibatnya, eks burung milik Andre Sutanto ini absen. Tapi saat turun pada sesi kedua, Charly masih mampu berprestasi dan menjadi juara ketiga.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Keinginan Kapolres Magetan AKBP Riky Haznul SIK agar kontes berlangsung tertib akhirnya kesampaian juga. Sejak sesi pertama hingga terakhir, tak ada lagi sikap saling tunggu di antara pemain.
Selain itu, tak ada lagi peserta dan penonton yang teriak-teriak. Yang terdengar hanyalah kicauan burung, bukan suara joki, pemilik burung, atau penonton.
Setelah semua peserta menggantangburung, dan lapangan steril dari peserta, barulah tim juri memasuki lapangan. Hal ini untuk menghindari kontak antara peserta dan juri, yang biasanya diikuti dengan bisikan agar memantau burung miliknya, dengan cara titip nomor gantangan.
Kalaupun tidak bisik-bisik, juri otomatis akan melihat bos A saat menggantang burung pada gantangan nomor sekian. Ini juga bisa berarti “pesan halus”. Nah, karena tim juri memasuki lapangan setelah bersih dari peserta, kebiasaan lama yang kurang baik ini bisa dihilangkan.
Peran aktif Kapolres memang sangat terasa di sini. Om Riky tidak hanya ikut menunggui lomba, tapi juga terus memantau dan turun langsung di lapangan. Beberapa kali dia mengingatkan peserta agar tak coba-coba berteriak, bersiul, meniup peluit, atau bertepuk tangan, karena itu termasuk kategori mengganggu lomba.
Bahkan, ketika seorang peserta tak mengindahkan imbauan agar tidak berteriak, Kapolres langsung mengusirnya keluar dari ring 1. Ini sebenarnya dapat ditiru event organizer (EO) lain.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Jangan bilang kalau ini bisa terjadi karena gelaran ini merupakan gawe Mapolres Magetan, apalagi ada keterlibatan Kapolres secara langsung. Anda pun bisa melakukan hal serupa di daerah manapun, dengan cara minta bantuan pengamanan dari kepolisian setempat (bisa level Polsek maupun Polres / Polresta / Poltabes).
Banyak peserta yang memberikan apresiasi tinggi terhadap kinerja panitia Kapolres Magetan Cup dalam menjaga ketertiban lomba. Mr Temox dari Pati, misalnya, mengakui model lomba seperti ini layak ditiru di daerah lain.
“Meski dalam hal penjurian masih ada yang ngganjel, jalannya lomba harus diakui tertib. Ini luar biasa, dan saya merasa salut. Awalnya saya ragu, apakah peserta lomba burung bisa ditertibkan. Ternyata bisa juga,” kata Mr Temox.
Hal senada disampaikan Mr Yosi dari Duta Valentine. “Ini mau saya usulkan ke panitia Valentine, bahwa peserta bisa ditertibkan, baik tidak saling tunggu saat menggantang maupun tidak teriak selama lomba. Memang sulit untuk even Valentine yang menggunakan dua lapangan. Kalau harus pakai dua pagar, di mana ya bisa nyewa dua pagar untuk dua lapang. Tapi kalau seandainya ada dan memungkinkan, hal-hal yang baik di sini bisa kita contoh,” ujar Yosi.
Selain memerlukan perangkat ekstra, seperti pagar dobel untuk membatasi akses agar tak semua orang bisa mendekat ke pagar utama yang membatasi langsung dengan lapangan lomba, juga membutuhkan SDM ekstra untuk menjaga dan mengawasi peserta supaya meninggalkan kebiasaan lama.
Sukses lain dari kontes ini adalah partisipasi peserta yang sangat ramai. Artinya, ini pun sesuai dengan harapan Pak Kapolres. Menurut Budi Azerehe, bagian tiketing, tercatat sekitar 1.100 tiket yang terjual. Jumlah ini juga merupakan rekor baru dalam kontes di Jawa Timur Bagian Barat (Jalaratu) untuk kontes burung menggunakan satu lapangan.
Peserta memang datang dari berbagai daerah, utamanya Jawa Timur dan Jawa Tengah. Sejumlah jagoan lawas juga berhasil meraih prestasi. Misalnya kacer Adipati milik YY yang merebut juara 1 di semua kelas yang diikutinya. Kemenangan Adipati pun terhitung bersih, karena tidak ada komplain dari peserta lain.
Charly pingsan, tapi masih bisa juara
Insiden kecil dan menarik perhatian terjadi di sesi pertama kacer. Saat baru digantangkan, Charly tiba-tiba terlihat pingsan, dengan kedua kaki masih menempel pada jeruji, kepala di bawah, dan mata terpejam.
Charly merupakan kacer jawara nasional yang dulunya milik Andre Sutanto (Jambi). Karena prestasinya yang luar biasa, kacer ini kemudian di-take-over H Rihan Variza dari Binuang, Kalimantan Selatan. Andre lalu mengorbitkan gaco lainnya, Senpi, yang juga beberapa kali menjuarai even nasional.
Melihat Charly pingsan, Pungky yang mengawalnya dalam even ini tidak terlihat panik. Dengan tenang, dia menurunkan Charly dan membawanya jauh dari lapangan. Dengan sentuhan halus, burung seketika bisa bangun kembali.
Karena sesi pertama telah dimulai, tak mungkin Pungky menyusulkannya. Lagi pula, burung memerlukan istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisinya. Jadi, begitu kacer Charly bangun, sangkar langsung dikerodong dan istirahat total sambil menunggu sesi kedua jika kondisinya memungkinkan.
Pungky menduga, kejdian ini disebabkan burung kaget ketika digantang. “Saya memang tidak sempat membuka kerodong, dan mengangin-anginkannya terlebuh dulu sebagaimana kebiasaannya. Tak berani buka kerodong, karena tidak ada tempat yang sepi. Di mana-mana ada murai atau sesama kacer,” kata Pungky.
Setelah yakin kondisi Charly pulih, Pungky memutuskan untuk tetap menurunkannya di sesi kedua. Dan, hebatnya, burung ini tampil sangat bagus, meski belum mampu menyisihkan Adipati. Juri memberinya koncer C, alias juara ketiga. Tetapi hasil ini sudah luar biasa, mengingat kejadian pada sesi awal.
Kenari Camry kembali juara
Di kelas kenari, Camry milik Leo Pengadilan kembali tampil memukau. Camry mengungguli Reformator, gaco milik Ronny Stiga, rekannya dari Jogja, yang mengibarkan bendera Duta Soeharto 23 Maret. Pekan sebelumnya, Camry juga menjuarai South of Java Festival di Banjarnegara (26/1).
Menurut Anton Bonbin, yang sehari-hari merawat Camry, keunggulan kenari ini adalah durasi lagunya yang panjang-panjang, ditambah rajin bunyi nyaris tanpa spasi, dan volume yang tembus.
Camry siap diturunkan dalam even yang lebih berat, yaitu Valentine Day yang digelar PBI Jogja dan PBI Bantul di Taman Pemkab Sleman di kawasan Denggung, Sleman, Minggu (16/2) mendatang.
“Valentine memang selalu tak mudah, karena pesertanya jawara papan atas semua. Apalagi tiga kelas kenari katanya full, diikuti jawara-jawara dari berbagai daerah di Indonesia. Ya, kita lihat saja nanti,” kata Anton. (Waca)
Hasil Kapolres Magetan Cup l Galeri Gambar
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Magetan emang jurinya kadang2 suka gitu, ga profesional. Semoga kedepanya lbh baik lagi. Biar nama kota Magetan tdk tercoret. Salam Kicau Mania
gelaran lomba tnpa teriak memang bagus tp banyak burung2 yg kerja bagus tidak trpantau juri terutama d kelas LB
juri malah dominan bergerombol n berdiskusi tanpa ada psrta yg teriak & mengingatkan saat jalannya lomba, alhasil bnyak peserta yg kecewa dgn penilaian juri.
Memang ada maslah lagi ya Om. . . di ceritakan dunk Om biar tau gmn kejadianya. .
Ngeriiii ton….!!
Ayam kalah sama ayam
Kalo burung kalah sama juri
Piss….
Luarnya profesional dalem e gak profesional blas
Wah, pasti ada pengalaman menarik nih.