Salah satu gangguan yang terjadi pada burung, baik kicauan, merpati, perkutut, dan unggas lainnya, adalah bulu-bulu yang rusak akibat digerogoti kutu dan / atau tungau. Akibatnya sebagian bulu habis dan tinggal bagian rachis atau batangnya saja. Sebagian dari kita menyebut bulu dengan kondisi demikian sebagai nyerit atau ngelidi. Selain mengurangi penampilan, juga akan menurunkan kualitas kicauan. Umumnya bulu nyerit dijumpai pada sayap dan / atau bulu ekor. Bagaimana mengatasinya?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
—
Masalah bulu nyerit paling sering dialami oleh burung-burung fighter seperti kacer dan murai batu, meski hal ini sebenarnya bisa dialami oleh semua jenis unggas. Untuk mengatasi masalah ini, kita akan menggunakan terapi kunyit sirih yang pernah dilakukan Om Iman Sulaiman (Raftor BF) terhadap murai batunya beberapa waktu lalu.
Sebelumnya Om Kicau pernah mengulas terapi kunyit sirih ini untuk mengobati kebotakan pada bagian perut dan ekor yang sulit tumbuh. Jika Anda ketinggalan dengan informasi tersebut, silakan buka lagi arsipnya di sini.
Tahap pengobatan bulu nyerit
Sebelum memulai terapi ini, sebaginya lakukan beberapa tindakan berikut ini :
- Pindahkan burung dari sangkar harian ke kandang soliter atau kandang yang lain yang bersih. Sangkar lama disucihamakan dengan FreshAves, untuk membunuh sisa-sisa tungau dan kutu yang ada di seluruh bagian sangkar. Cukup larutkan 5 gram serbuk FreshAves ke dalam 1 liter air.
- Selanjutnya, giliran tubuh burung disemprot dengan FreshAves (dosis sama: 5 gram serbuk dilarutkan ke dalam 1 liter air), untuk membasmi kutu dan tungauy yang menempel di kulit dan bulu.
Setelah itu, siapkan bahan-bahan yang digunakan untuk mengobati bulu nyerit / ngelidi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
—
Adapun bahan yang dibutuhkan untuk terapi ini adalah daun sirih dan kunyit.
- Kunyit diparut, sedangkan daun sirih ditumbuk halus. Pada proses tersebut, kita tidak akan menggunakan air, karena kunyit sudah mengandung air.
- Setelah itu, campurkan kedua bahan tersebut sampai merata.
- Balurkan ramuan tadi ke seluruh tubuh burung, terutama pada bagian di mana bulu-bulunya rusak akibat nyerit / ngelidi, misalnya pada sayap atau ekornya.
- Selanjutnya, burung disimpan dalam kandang / sangkar baru yang sudah disediakan (bukan sangkar lama), dan biarkan dalam kondisi tersebut selama 3 hari (tentu tetap diberi makan dan air minum).
- Pemberian ramuan kunyit sirih bisa diulangi hingga 3 kali.
- Setelah beberapa kali terapi, burung bisa dimandikan dengan air bersih, dan kembali dimasukkan ke sangkar hariannya seperti biasa.
—
Perlu diketahui, terapi ini dimaksudkan untuk mencegah agar serangan kutu / tungau berhenti, sehingga tak ada lagi bulu lain yang masih sehat ikut terserang.
Adapun bulu-bulu yang terlanjur rusak bisa dicabut (jika tega), atau lebih dianjurkan menunggu proses mabung berikutnya. Selain lebih aman, pertumbuhannya lebih alami. Burung selepas mabung akan memiliki bulu-bulu baru yang tumbuh sempurna.
Tanpa diterapi untuk mengusir tungau dan kutu, maka pertumbuhan bulu pascamabung tetap akan terserang kutu dan rusak lagi, sebagaimana pengalaman salah seorang rekan Om David de Souza di Amerika Serikat, yang pernah ditulis Om Kicau di sini.
Jika Anda tidak sabar, dan terpaksa ingin mencabuti bulu-bulu yang rusak, maka perawatan untuk mempercepat proses tumbuhnya bulu baru bisa disokong dengan pemberian multivitamin seperti BirdVit (2 – 3 kali seminggu). Bisa juga diberikan asupan BirdMoltPre.
Setelah perawatan, pastikan burung tersebut tidak lagi terserang kutu dan tungau yang bisa merusak kembali bulu-bulunya, dengan secara rutin membersihkan sangkar, tenggeran, dan perlengkapan lain dalam sangkar. Sisa FreshAves bisa digunakan seminggu sekali untuk menyucihamakan sangkar seminggu sekali.
—