Nama Wahyu Sudrajad sudah cukup dikenal di kalangan penggemar lovebird di seputaran Jogja dan Blok Tengah lainnya. Dia bukan hanya dikenal sebagai pemilik Barong, lovebird yang mulai langganan juara, tetapi juga penangkar lovebird yang produknya banyak diminati para pemain lainnya. Kali ini, Om Wahyu akan berbagi tips mengenai cara mengatasi lovebird yang muntah-muntah, berdasarkan pengalamannya menangani Barong belum lama ini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Nama lovebird Barong milik Om Wahyu (Jogja) belakangan ini kerap masuk daftar juara di berbagai even di Blok Tengah, bahkan sampai di Blok Timur. Terakhir, Barong menjadi juara 2 Valentine Day di Jogja, Minggu (16/2) lalu, di bawah Matso milik Mr Hadi CNI (Jatim Raya) yang memang tampil lebih prima.
Padahal, tiga minggu sebelum mengikuti even akrab itu, kondisi kesehatan Barong drop dan sempat muntah-muntah. Ceritanya demikian:
Ketika itu, pagi sekitar pukul 06.00, Om Wahyu mengeluarkan lovebird Barong untuk diembunkan. Kondisi udara saat itu memang cukup dingin, dan Om Wahyu kurang menyadarinya. Hari berikutnya, dia kaget menjumpai lovebird andalannya terlihat sakit, murung, ngantukan, bahkan nglemprek tak mau makan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Nah, ketika dipaksa makan, Barong malah muntah-muntah. Jangankan terbang atau lompat, berdiri di atas tangkringan saja sudah tak kuat.
“Saya sempat berfikir, wah.. burung yang paling saya andalkan bakal mati. Sempat stres dan sedih sekali memikirkannya,” ujar Om Wahyu, pria asal Juwana, Pati, yang tinggal di Jogja untuk menuntut ilmu di Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Gadjah Mada.
Om Wahyu berusaha tenang, dengan memberikan asupan makanan berupa susu bubuk dengan cara dispet. Burung dimasukkan dalam sangkar yang diberi lampu penghangat, dan secara periodik terus dipantau kondisinya.
Dengan terapi sederhana, dan dilakukan terus-menerus sepanjang hari, kondisi Barong berangsur-angsur pulih. Beberapa hari menjelang even Valentine Day, Om Wahyu memastikan kondisi Barong layak tarung, meski tidak dalam kondisi belum fit seratus persen.
Turun di kelas Bintang Asmara, penampilan Barong ternyata tidak mengecewakan, cukup maksimal, dan mampu meraih prestasi juara kedua. Selain kondisi fisik belum seratus persen fit, bulu-bulu Barong memang terlihat mulai menuai, bahkan sudah ada beberapa helai yang jatuh.
Tetapi, di atas segalanya, penampilan Matso milik Hadi CNI (Jatim Raya) memang luar biasa. “Kalau pun Barong fit seratus persen, belum tentu bisa mengalahkan Matso yang saat itu tampil istimewa,” kata Hervi Papua yang selalu mengawal Barong berlomba ke berbagai even, termasuk Valentine Day.
Matso memang luar biasa. Burung ini mungkin hanya beberapa kali bunyi. Tetapi sekali bunyi, durasi bisa mencapai dua menit. “Jadi juri memantau sampai muter-muter, kembali lagi, Matso masih tetap bunyi. Seumur-umur main love bird, jarang sekali nemuin lovebird seperti Matso,” ujar Hervi Papua, yang sudah malang-melintang sebagai pemain lovebird.
Karena itu, hasil runner-up yang diraih Barong tetap harus disyukuri, apalagi mengingat burung ini sudah dibayangkan Om Wahyu bakal mati, sekitar tiga minggu sebelum Valentine Day digelar.
Berdasarkan pengalaman inilah, Om Wahyu menyarankan kepada pemain lovebird lainnya, agar tak lupa memperhatikan kondisi cuaca. Kalau cuaca terlalu dingin, perlu dipertimbangkan lagi keinginan untuk mengembunkan burung, khususnya lovebird.
Mungkin ini terkait dengan habitat asli lovebird di Afrika yang relatif panas. Mengembunkan lovebird pada pagi hari di musim kemarau mungkin lebih aman. Tetapi kalau mengembunkannya pada musim hujan, di mana cuaca masih sangat dingin, bisa berisiko seperti yang dialami Barong.
Solusinya, kalau sampai muntah dan tidak mau makan, bisa dispet dengan susu bubuk yang dicairkan terlebih dulu. “Itu kesimpulan saya. Semoga bisa menjadi bahan tukar pengalaman buat rekan-rekan yang lain,” ujar Om Wahyu.
Selain mempertimbangkan faktor cuaca, pastikan udara di sekitarnya relatif bersih dari debu, polusi udara, dan sejenisnya. “Jika cuaca belum kondusif, tahan keinginan untuk mengembunkan burung, daripada risikonya fatal. Cukup diangin-angin juga nggak masalah,” tambahnya.
Saat ini bulu-bulu besar Barong mulai berjatuhan, sehingga Om Wahyu tidak dapat menurunkannya dalam even Angkasa Pura Cup III di Solo, Minggu (23/2) lusa. “Ya, bulu besarnya jatuh lagi satu. Jadi, biarlah istirahat dulu sampai benar-benar pulih,” tandasnya.
Berkat prestas Barong dan beberapa gaco lovebirdnya, nama Wahyu Bird Farm kini makin terkenal di Jogja. Barong merupakan lovebird hasil ternak Om Wahyu. Hasil ternaknya kini banyak dipesan para penggemar lovebird, termasuk kalangan pemain.
Lovebird yang dulu hanya menjadi hobi, kini menjadi usaha yang menjanjikan bagi Om Wahyu. Dari beternak dan bermain lovebird inilah, dia membiayai sendiri kuliahnya di UGM, sehingga tidak perlu ngrusuhi orangtuanya di Juana, Pati. (Waca)
—