Burung serindit jawa / yellow-throated hanging parrot (Loriculus pusillus) memiliki hubungan kekerabatan yang sangat dekat dengan burung serindit melayu / blue-crown hanging parrot (Loriculus galgulus) yang biasa dilombakan di Sumatera dan Kalimantan. Serindit jawa merupakan burung endemik di Pulau Jawa dan Bali. Namun kerusakan habitat membuat populasinya jauh menurun. Jadi bukan karena penangkapan, karena jarang sekali kicaumania di Jawa dan Bali yang memeliharanya.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Keberadaan burung serindit jawa di Taman Menteng Jakarta tahun 2008. (foto: FOBI)

Burung serindit jawa memiliki panjang tubuh sekitar 12 cmukuran terkecil dari rata-rata burung paruh bengkok, ukurang panjangnya adalah 12 cm, sedikit lebih besar daripada serindit melayu (11 cm).

Sebagian besar warna bulunya hijau kekuningan, dengan bercak kuning pada tenggorokan. Tubuh bagian atas berwarna hijau terang, adapun penutup ekor berwarna merah menyala. Iris mata dan paruh berwarna kuning.

Penampilan burung serindit jawa betina sekalias mirip burung jantan. Perbedaan yang nyata terlihat pada bercak kuning di tenggorokan, yang jauh lebih kecil dan samar daripada burung jantan.

Serindit Jawa dan perbedaan jantan dengan betina serindit jawa

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Biasanya burung serindit jawa hidup mulai dari dataran rendah hingga dataran tinggi berketinggian 2.000 meter. Mereka senang mendiami area perkebunan, rawa-rawa, hutan, dan wilayah yang banyak ditumbuhi pepohonan rimbun.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Namun, dalam beberapa tahun terakhir ini, habitat mereka makin terusik oleh kerusakan lingkungan serta maraknya alihfungsi hutan. Akibatnya, serindit jawa makin tersingkir, dan diperkirakan pindah ke dataran lebih tinggi sehingga sulit dijumpai seperti dulu.

Di luar musim kawin, serindit jawa biasanya terlihat dalam kelompok kecil yang terdiri atas keluarga inti dan koloni kecil lainnya. Terkadang mereka bergabung dengan kelompok lain di wilayah yang memiliki sumber pakan berlimpah, terutama tanaman buah atau tanaman lain yang sedang berbunga.

Serindit jawa (Loriculus pusillus)

Burung serindit jawa memiliki warna bulu yang mirip dengan dedaunan, sehingga keberadaannya kerap tersamar oleh warna bulu yang dimilikinya.

Sebagaimana jenis burung serindit lainnya, misalnya serindit melayu, pakan alami burung ini adalah nektar, buah-buahan, kuncup bunga, dan biji-bijian.

Dalam perawatannya, semua jenis burung serindit memiliki kesamaan dalam hal pakan. Berikan buah yang disukai, seperti pir, apel, pisang, dan berbagai jenis sayuran.

Selain itu, serindit dikenal juga menyukai biji-bijian seperti beragam jenis millet dan canary seed, juga egg food, dan ulat hongkong.

Populasi burung serindit jawa kini mengalami penurunan serius, sehingga Badan Konservasi Internasional (IUCN) memasukkannya dalam status Near Threatened (NT) atau Hampir Terancam. Pemerintah RI pun sudah memasukkan serindit jawa dalam daftar burung dilindungi berdasarkan PP Nomor 7/1999.

Burung serindit jawa memang makin jarang ditemukan di habitat aslinya. Dibutuhkan peranserta seluruh kicaumania di Jawa dan Bali, dalam bentuk tidak pernah memeliharanya.

Kalau mau menangkar, itu lebih baik. Namun, mengingat statusnya sebagai burung dilindungi, konsultasi terlebih dulu dengan Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) di masing-masing provinsi, daripada nanti menjadi persoalan ketika usaha penangkaran sudah berjalan.

Semoga bermanfaat.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.