Dalam kontes Happy Anniversary Owen di Lapangan Banteng Jakarta, 23 Maret lalu, murai batu Atlantis SKL 999 sempat mencuri perhatian para pemain, joki, dan penonton. Burung belia ini mampu menyodok lima besar di kelas paling bergengsi, Kelas Owen, yang diikuti puluhan murai batu terbaik nasional. Gaco baru milik Om Novi Cimahi ini sebelumnya baru sekali dilombakan, namun mampu mengalahkan murai-murai berkelas lainnya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Seperti diberitakan, Kelas Owen yang menyediakan hadiah Rp 20 juta untuk juara 1 ini dimenangi murai batu Kiamat milik H Sona (Lampung). Juara 2-4 pun ditempati murai jawara nasional, yaitu Hammer milik Herry TSI, Happy Birthday / HB (Akia – Jambi), dan Panglima (Yongka Samuel – Jambi).
Atlantis SKL 999 berada di urutan kelima, mengungguli murai batu top lainnya seperti Barcelona (Atian / Herry IP), Bro milik M Khadafi, Bejo milik Mr Odda, Kupra milik Hany Faroko (Brothers SF), dan lain-lain.
“Sebelum tampil di Anniversary Owen, Atlantis baru sekali ikut lomba, yaitu even Pusdik Armed Bandung (9 Maret 2014), dan langsung juara pertama. Atlantis masih muda belia, bahkan umurnya belum genap dua tahun,” kata Om Novi.
Sesuai dengan namanya, Atlantis SKL 999 adalah murai batu hasil breeding SKL Bird Farm di Jatibarang, Indramayu. Berdasarkan catatan yang ada di SKL Bird Farm, Atlantis menetas pada tanggal 9 Juni 2012. Jadi, dua bulan mendatang baru genap dua tahun.
“Saya bersyukur, Atlantis masih mampu masuk lima besar dalam Anniversary Owen. Ini even besar yang diikuti murai-murai terbaik nasional. Padahal, saat lomba, Atlantis dapat gantangan nomor tujuh, pojok paling pinggir,” tambah Om Novi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Meski mendapat gantangan pinggir, Atlantis tak terlalu terpengaruh. Volumenya tetap tembus, sehingga mampu menarik perhatian para juri. Apalagi tembakan khas cililinnya keluar, disambung dengan suara ngerol burung gereja tarung, yang terdengar jelas dari arah mana pun.
Om Novi, pengorbit murai batu bertangan dingin
Meski terbilang pendatang baru di dunia murai batu, nama Om Novi sudah beberapa kali tercatat dalam daftar juara dalam even besar. Oktober tahun lalu, dia sukses membawa Rudox SKL 670 menjadi juara 1 dalam Piala Gubernur Jawa Barat – Galamedia Cup X di Bandung.
Murai ini juga dibelinya dari SKL Bird Farm. Usai memenangi Galamedia Cup X, Rudox langsung dipinang H Sukarto dari Cicurug, kemudian berganti nama menjadi Rock n Roll, dan kembali menjuarai even besar Jayakarta Cup di Lapangan Banteng Jakarta, November 2013.
Bisa dibilang, Om Novi merupakan pengorbit murai batu bertangan dingin, sebab selalu mampu mengantar murai batu belia menjadi jawara, dan mampu bersaing dengan gaco-gaco jawara yang sudah mapan. Tentu faktor genetis tak bisa diabaikan begitu saja, dan ini menjadi domain SKL Bird Farm selaku penghasil MB jawara tersebut.
Om Kicau sempat menanyakan kepada Om Syamsul, pemilik SKL Bird Farm, mengenai Om Novi. Jawaban beliau sangat sederhana. “Jangan mengikuti jejak Om Novi. Dia mah orang nekat,” ujarnya.
Ketika Om Kicau ingin menanyakan lebih lanjut maksud kenekatan itu, Om Syamsul justru mengalihkan pembicaraan ke masalah lain. Selidik punya selidik, rupanya Om Novi termasuk penggemar berat murai batu produk SKL Bird Farm.
Saat ini, dia masih memiliki 13 ekor murai batu yang dititipkan di SKL Bird Farm, sebagai amunisi andalan untuk mengikuti berbagai even besar lainnya. Wow…, jumlah yang sangat signifikan.
Memang, selama ini banyak pelanggan SKL Bird Farm yang tetap menitipkan burungnya di penangkaran ini, meski burung dalam status sudah dibelinya, termasuk sudah melunasi pembayarannya. Ini biasanya dilakukan pembeli untuk mendapatkan perawatan maksimal. Burung bisa diambil sewaktu-waktu, sesuai dengan permintaan pembeli.
Saat dikonfirmasi ulang, Om Novi membenarkan masih memiliki amunisi 13 ekor murai batu yang tetap dititipkannya ke SKL Bird Farm.
“Kita harus memperhitungkan kapan seekor murai batu mulai turun bulu atau nyulam. Nah, saat itulah saya masih punya amunisi lain untuk menggantikannya,” kata Om Novi. Weleh..weleh.. sampai terprogram begitu ya? Ini jarang sekali difikirkan muraimania lainnya.
Ketika ditanya berapa investasi untuk membeli 13 ekor murai batu tersebut, Om Novi hanya berseloroh: “Tanyakan langsung kepenangkarnya ya…”
He…he.. mentok lagi deh kalau harus mencoba membongkar urusan dapur kicaumania. Tetapi yang jelas jumlahnya tidak sedikit. Sebab, sudah bukan rahasia umum lagi, harga murai batu di SKL Bird Farm tidak ada yang murah.
Bahkan, Om Novi selalu berkomunikasi dengan Om Syamsul. Intinya, mohon dikabari kalau ada stok MB istimewa lagi.
“Betul Om! Saya mau terjun total di dunia murai batu. Sebab, menurut saya, penjurianmurai batu tidak bisa dimanipulasi. Inilah burung kicauan paling fair untuk dilombakan saat ini,” tegas Om Novi.
Yang menarik lagi adalah fakta bahwa Om Novi tidak pernah memiliki murai batu dari penangkar lain. Ia hanya membelinya dari SKL Bird Farm. “Semua MB saya hanya dari SKL,” jawabnya.
Selain sudah berkali-kali terbukti kualitasnya di arena lomba, Om Novi sejak awal juga punya komitmen tak akan pernah melombakan murai batu yang berasal dari tangkapan alam. “Semuanya harus MB hasil penangkaran, dan kebetulan sudah cocok dengan SKL Bird Farm,” jelasnya.
Ingin menjadi penangkar murai batu
Kelak, Om Novi juga ingin menangkar murai batu. Itu tujuan akhirnya, meski sekarang masih menikmati lomba burung dulu. Karena itu, dia terus mengoleksi puluhan murai batu prospek.
Melihat permintaan pasar terhadap murai batu yang terus meningkat, dia yakin tidak ada persaingan di antara para penangkar. Berapa pun permintaan pasar, selama ini mampu dipenuhi para breeder, bahkan masih kurang sehingga kasus penangkapan murai batu di alam liar masih terjadi.
“Jika penangkar murai baru terus bermunculan, lama-lama murai hasil tangkapan hutan akan berkurang. Apalagi sudah banyak murai batu ring yang berjaya di arena lomba, termasuk Atlantis dan Rudox,” kata Om Syamsul memberi ilustrasi.
Keunggulan murai batu hasil tangkaran adalah sejak kecil sudah bisa dimaster secara intensif, sehingga hasilnya lebih optimal. Murai baru hasil tangkaran yang sudah dimaster sejak dini biasanya tidak akan mengeluarkan suara aslinya saat lomba. Jadi yang dikeluarkan hanya isian burung masteran saja.
“Tetapi, pasti ada sisi kelemahannya juga. Para pemilik murai batu ring sering gatelan, ingin cepat-cepat melombakan burungnya pada usia muda. Ini masih wajarlah, siapa yang bisa tahan jika murai di rumah sudah nembak-nembak melulu. Nah, tinggal kita sebagai pemiliknyabisa tahan gak?,” jelas Om Syamsul.
Om Syamsul berpesan, sebaiknya murai batu hasil breeding jangan buru-buru diturunkan ke lapangan, karena bisa mempengaruhi perkembangan mentalnya ke depan.
Semoga bermanfaat.