Banyak kicaumania yang ingin menangkarkan burung ciblek, namun tidak sedikit yang mengalami problem dalam salah satu atau beberapa tahapan breeding. Problem yang sering dijumpai umumnya masih terkait dengan proses penjodohan calon induk. Ada juga yang terkendala ketika burung dalam tahap reproduksi. Berikut ini beberapa problem dalam penangkaran burung ciblek, disertai solusi untuk mengatasinya.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dulu, upaya penangkaran ciblek dianggap sebagai sesuatu yang sulit dilakukan, terutama akibat informasi breeding yang masih minim. Karena itu, tidak sedikit ciblekmania yang enggan menangkar burung koleksi masing-masing.
Harga seekor ciblek yang waktu itu belum seberapa makin membuat mereka enggan menangkar. “Lebih baik beli di pasar burung, tidak ribet,” begitulah pemikiran para penggemar ciblek saat itu.
Tetapi, tanpa ada yang memulai usaha penangkaran ciblek, lama-lama burung ini habis di alam liar. Kelak kita hanya bisa melihat ciblek dari gambar-gambar yang ada di internet, atau rekaman suara dan video yang ada di omkicau.com, he.. he..
Karena itu, upaya penangkaran burung piaraan apapun sangat diperlukan untuk menjaga kelestatiannya di alam liar. Tidak terkecuali ciblek yang belakangan ini mengalami peningkatan pamor luar biasa. Apalagi ciblek juara bisa dibanderol dengan harga sangat tinggi, seperti ciblek Monster yang memecahkan rekor transaksi dengan harga mencapai Rp 25 juta.
Meski belum banyak, sudah ada beberapa kicaumania atau komunitas tertentu yang sukses menangkar ciblek. Salah satunya adalah Ciblek Bird Club yang bisa dibilang menjadi pelopor penangkaran ciblek .
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sebelumnya, Om Kicau pernah mengungkap tahap-tahap penangkaran burung ciblek, baik secara umum maupun menggunakan metode yang dipakai Om Ayaegiga.
Beberapa ciblekmania mencoba menangkar berdasarkan panduan di atas. Namun, sebagian di antaranya masih mengalami kesulitan dalam penangkarannya. Masalah ini biasanya terjadi pada tahap perjodohan dan tahap penangkaran.
MASALAH DALAM PENJODOHAN BURUNG CIBLEK
Banyak yang mengeluh, ciblek jantan dan betina sepertinya sudah berjodoh. Namun setelah disatukan di dalam kandang ternak, keduanya sering berantem. Biasanya burung jantan terlalu agresif dan selalu ingin menyerang burung betina.
Untuk mengatasi masalah ini, ada beberapa tindakan yang bisa dilakukan sebagai pencegahan, yaitu:
1. Pilihlah induk yang sudah jinak
Untuk memudahkan proses perjodohan, sebaiknya kedua calon induk sudah dalam kondisi jinak. Lebih baik lagi jika kedua burung merupakan rawatan lama atau dirawat sejak lolohan. Dengan begitu, proses perjodohan menjadi lebih mudah. Burung juga tidak gampang stres.
2. Proses penyatuan dilakukan petang / malam hari
Jika kedua burung sudah berjodoh, biasanya ditandai dengan berkicau sahut-menyahut dalam sangkar masing-masing yang didempetkan. Burung jantan akan memberikan pakan kepada betinanya. Keduanya maunya terus berdekatan, termasuk saat tidur.
Kalau sudah terlihat tanda-tanda berjodoh seperti itu, burung jantan dan betina bisa disatukan. Pilihlah waktu petang / senja atau malam hari untuk menyatukan mereka. Cara ini akan membuat kedua burung segera tidur berdekatan.
Esok hari, burung dipantau apakah salah satunya menunjukkan sikap agresif atau tetap rukun.
3. Semprot burung agresif dengan sprayer
Jika salah satu burung tetap agresif dan menyerang burung lainnya, tindakan yang bisa dilakukan adalah menyemprot burung agresif tersebut menggunakan sprayer. Ingat, penyemprotan ini hanya dilakukan jika burung menunjukkan tanda-tanda agresif terhadap pasangannya.
Untuk itu, diperlukan pemantauan rutin dari perawatnya. Setelah beberapa hari, biasanya burung agresif akan kembali bersikap normal, dan mau menerima pasangannya, sehingga penangkaran bisa dilanjutkan.
MASALAH DALAM PENANGKARAN BURUNG CIBLEK
Terkadang, setelah kedua induk dipindah ke kandang ternak, muncul masalah lain seperti induk betina tak mau bertelur, induk membuang telur, induk tak mau merawat anaknya, bahkan membunuh anak-anaknya.
Secara umum, masalah-masalah ini dapat terjadi akibat banyak gangguan dalam kandang penangkaran mereka. Misalnya lokasi kandang kurang nyaman, terlalu berdekatan dengan sumber suara yang bising atau berisik, terlalu dekat dengan sumber asap / polusi udara, banyak hewan pengganggu seperti semut, cicak, anjing atau kucing yang lalu-lalang di sekitar kandang mereka, atau gangguan dari pemilik karena terlalu sering melihat sarang.
Bentuk gangguan yang juga bisa terjadi adalah pemilik / perawat kerap mengubah posisi kandang ternak, misalnya untuk tujuan penjemuran. Padahal induk sedang menyusun sarang atau mengerami telurnya. Hal tersebut sering terjadi terutama pada burung yang ditangkarkan dalam kandang hariannya.
Untuk mengatasi masalah ini, tentu saja yang harus dilakukan adalah berusaha meminimalisasi gangguan tersebut.
Sedangkan untuk masalah burung yang sudah berjodoh tapi tak kunjung bertelur biasanya terjadi karena beberapa hal berikut ini :
- Faktor usia: Burung terlalu muda atau justru terlalu tua.
- Faktor birahi: salah satu atau kedua induk belum mencapai kondisi birahi. Untuk mengatasi hal ini, burung bisa dipacu birahinya dengan pemberian extra fooding (EF) yang cukup, termasuk pemberian ulat hongkong dalam menu hariannya. Metode lain adalah memanfaatkan ciblek jantan lain yang gacor, sehingga burung betina terpacu birahinya, dan mengundang burung jantan untuk segera mengawininya.
Pemberian pakan yang penuh nutrisi juga menjadi salah satu hal yang bisa meminimalisasi gangguan atau masalah dalam penangkaran burung ciblek, terutama saat induk sedang mengerami telut dan merawat anaknya.
Pada saat-saat itu, kita harus menyediakan beragam variasi pakan yang tepat, termasuk EF yang harus selalu tersedia.
Semoga bermanfaat.