Selama ini, burung parkit lebih sering dipelihara kicaumania sebagai burung master. Stok di pasaran umumnya parkit lokal, yang harganya masih di bawah lovebird dan cockatiel (palek). Di tangan Rudy Pelung, pemilik Rudy Pelung Bird Farm Jakarta, nilai jual parkit bisa ditingkatkan. Sebab, selain menangkar, dia juga ahli dalam menjinakkan dan melatih burung parkit.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Penangkaran burung parkit Rudy Pelung Bird Farm Jakarta.

Secara berkala, Om Rudy Pelung dan rekan-rekan menggelar lomba dan pameran aneka jenis parkit lokal dan impor, termasuk parkit-parkit yang sudah pandai memainkan atraksi atau ketangkasan tertentu.

Gelaran lomba dan pameran burung parkit selalu digarapnya bekerja sama dengan Suku Dinas Perikanan dan Peternakan Jakarta Timur. Bersama instansi ini pula, Om Rudy dan kawan-kawan menangkar burung parkit, yang kini menjadi salah satu produk unggulan Suku Dinas Perikanan dan Peternakan Jakarta Timur.

Impian Om Rudy untuk menjadikan parkit sebagai salah satu burung favorit di Indonesia tidaklah berlebihan. Sebab di mancanegara, terutama negara-negara Eropa dan Amerika, parkit juga menjadi burung piaraan favorit, sehingga nilai jualnya tinggi.

Sebagaimana burung paruh bengkok lainnya, parkit juga bisa dilatih melakukan atraksi ketangkasan / permainan tertentu. Inilah potensi besar untuk dikembangkan di Indonesia, yang bisa ikut menggerakkan roda perekonomian, baik di sektor penangkaran, lomba dan pameran, perdagangan burung, pakan burung, hingga aksesoris lainnya seperti kandang dan aneka mainan parkit.

Rudy Pelung dan seekor parkit yang sudah jinak.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

“Parkit bisa menjadi burung mainan kesayangan keluarga. Burung ini bisa akrab dengan anak-anak maupun orang dewasa,” kata Om Rudy, yang sedang menyiapkan komunitas Indonesian Parakeet Society, untuk mewadahi para penghobi burung parkit di Indonesia.

Melihat jumlah penggemar yang terus meningkat, maka penangkaran parkit diyakininya memiliki prospek cerah. Apalagi jika seorang breeder menjual burung yang sudah jinak dan sudah dilatih melakukan berbagai atraksi ketangkasan.

Hal ini pula yang selama ini dilakukan Om Rudy di penangkarannya, Rudy Pelung Bird Farm, kawasan Duren Sawit, Jakarta Timur.

Meningkatnya jumlah penggemar burung parkit juga dipengaruhi oleh kemudahan dalam perawatannya. “Semua kalangan bisa memiliki parkit, karena harganya terjangkau, dan perawatannya pun relatif mudah,” ujar Om Rudy.

Sekilas tentang jenis-jenis parkit

Secara umum, burung parkit bisa dibedakan dalam dua tipe, yaitu american type dan english type. Kalau english type, badannya cenderung lebih besar. Bulunya juga lebih tebal, dan raut mukanya lebih sering merengut.

Adapun american type memiliki badan lebih kecil, bulunya biasa dan beraneka warna. Tipe inilah yang lebih dikenal di Indonesia.

Untuk bulu, warna dasarnya adalah blue dan green yang bermutasi dengan warna striping. Adapun warna lain seperti cobalt, olivegreen, lightgreen, sky blue, violet, lutino, dan lainnya merupakan kombinasi dari mutasi kedua warna dasar tersebut.

Kini beragam jenis parkit berhasil ditangkarkan di Rudy Pelung BF. Mulai dari japanese crested dengan ciri khas jambul di bagian ujung, half (jambul melingkar separo), frilll (bulu punggung keriting), dan yang sedang ngetren saat ini adalah jenis helicopter.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Parkit jenis helicopter yang kini sedang ngetren.

“Parkit helicopter memiliki bulu sayap yang melingkar hingga ke punggung, sehingga terlihat menyerupai baling-baling. Makanya dijuluki helicopter,” jelas Om Rudy.

Menurut Rudy, beberapa jenis parkit yang disebutkannya di atas sebenarnya merupakan penyimpangan genetik. Jadi, kalau diternakkan lagi, hasilnya tidak maksimal. Sebagian besar anakannya tidak sempurna, punya cacat bawaan, baik paruh, jari kaki dan lainnya.

Tetapi, anakan yang unik ini bisa dihasilkan dari indukan normal. Jadi, di sinilah arti seni breeding. Bagaimana menghasilkan anakan yang unik seperti helicopter, tetapi anakan ini tak perlu ditangkar lagi.

Untuk menghasilkan anakan dengan kualitas yang diinginkan, Om Rudy menangkarnya secara berpasangan. Jadi pasangan induk tidak dipelihara dalam kandang koloni, namun dalam kandang battery.

Khusus untuk jenis-jenis yang eksotik, harganya bervariasi mulai dari Rp 500.000 hingga Rp 5 juta. Harga termahal ini biasanya untuk burung yang sudah terlatih dan siap turun dalam lomba / pameran .

Tips singkat penangkaran parkit

Untuk memulai penangkaran, kata Om Rudu, kita bisa memilih dulu calon induk jantan dan betina, berdasarkan jenis yang diinginkan. Kedua calon induk diusahakan sudah berumur lebih dari enam bulan.

Istri Rudy Pelung sehari-hari ikut membantu meloloh anakan parkit.

Cara membedakan jenis kelamin parkit relatif mudah. Jika sudah berumur lebih dari enam bulan, maka burung jantan memiliki cere / nares (lubang hidung) yang berwarna kebiruan. Adapun cere pada burung betina terlihat putih.

Langkah berikutnya, kedua calon induk bisa dijodohkan dalam kandang  ternak. Jika mau cara praktis, kita bisa menggunakan kandang koloni / kandang besar, yang diisi beberapa burung jantan dan betina. Nanti mereka akan mencari jodohnya sendiri.

Kalau menghendaki parkit jantan A harus kawin dengan parkit betina B, berdasarkan rencana perkawinan untuk menghasilkan anakan dengan ciri tertentu, maka kedua calon induk harus dipelihara dalam kandang soliter / kandang battery.

Kandang battery juga menghemat tempat, karena bisa disusun secara vertikal (ke atas) dan horizontal (ke samping). Ukuran kandang battery relatif, tetapi di pasaran biasanya tersedia dalam ukuran 45 x 40 cm2, tinggi 60 cm. Setiap kandang hanya berisi sepasang induk.

Sediakan kotak sarang berukuran 20 cm x 25 cm 20 cm. Sepasang parkit yang sudah berjodoh akan segera kawin, ditandai dengan saling mencumbu / menyuapi pasangannya.

Induk betina akan bertelur sebanyak 4-5 butir. Setelah dierami selama 18 hari, telur akan menetas menjadi anakan. Biarkan anakan diasuh induknya sampai berumur 2 minggu.

Anakan parkit yang baru menetas. di Rudy Pelung Bird Farm.

Setelah umur 2 minggu, anakan bisa disapih dan dirawat dalam kandang terpisah. Anakan bisa diberi pakan minimal 4 kali dalam sehari, dengan cara melolohnya. Kalau diasuh pemilik atau perawatnya, parkit lebih cepat beradaptasi dan lebih mudah jinak.

Parkit yang sudah jinak inilah yang bisa dilatih melakukan berbagai atraksi ketangkasan atau keterampilan dalam memainkan berbagai mainan.

Pakan parkit tidak jauh berbeda dari lovebird. Demikian pula extra fooding (EF), berupa sayuran seperti jagung muda, kangkung, tauge, dan lainnya. (d’one)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.