Aksi penipuan penjualan burung via online kembali terjadi. Kali ini menimpa Om Tommie, warga Bintaro, Tangerang Selatan. Modusnya agak baru, terutama asuransi burung selama proses pengiriman, yang baru disampaikan ketika pembeli sudah transfer uang senilai harga burung. Celakanya, uang asuransi ini senilai 50% harga burung. Wow!
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Berikut ini surat terbuka Om Tommie yang disampaikan kepada Om Kicau, agar tak ada lagi korban-korban penipuan online seperti dirinya. Tulisan ini sengaja dibuat dengan gaya bahasa orang pertama (aku / saya), sesuai dengan surat asli dari Om Tommie.
—000—
Pada tanggal 5 April 2014, saya membaca di internet ada penjual macam-macam burung. Salah satunya adalah blog Jaya Farm Bird Shop (hobianekaburung.blogspot.com), yang menjual aneka burung impor.
Blog ini milik Edie Eko Irawan, dengan email edieekoirawan222@gmail.com (rupanya sekarang sudah ditutup). Nomor HP yang tertera pada blog, untuk keperluan penjualan burung, adalah 0823 2963 8547.
Saya kemudian berbicara dengan Edie via HP seperti tertulis pada blog. Ada beberapa macam burung paruh bengkok impor yang menarik perhatian saya, dengan harga relatif baik. Harga bervariasi, ada yang murah dan ada pula yang mahal. Tersedia pula anakan-anakan burung paruh bengkok, yang katanya hasil breeding sendiri, selain dari breeder lainnya.
Edie Eko Irawan berani memberikan alamatnya, yaitu Jalan Kolonel Sugiono No 20, Desa Sidomulyo RT 44 / RW 13, Kecamatan Sragen Wetan, Kabupate Sragen, Jawa Tengah. Saya tidak tahu, apakah ini alamat asli, fiktif, atau asal comot alamat milik orang lain.
(Catatan Om Kicau: Alamat itu memang ada tetapi si penipu kurang ajar itu memfitnah, sebab ALAMAT TERSEBUT ADALAH ALAMAT AGEN PRODUK OM KICAU DI SRAGEN, YAKNI OM EKO ROSID WIDODO. Artinya penipu menggunakan alamat orang lain untuk melakukan penipuan).
Karena berani mencantumkan alamatnya, saya merasa yakin kalau penjual burung ini tak bermaksud menipu. Kebetulan ini adalah pengalaman pertama saya melakukan deal jarak jauh: Tangerang Selatan – Sragen.
Singkat kata, saya memutuskan membeli sepasang grey parrot umur 4 bulan seharga Rp 5 juta, dan seekor burung dari jenis yang sama tapi sudah bisa bicara (harga Rp 10 juta). Ini berarti saya harus membayar Rp 15 juta. Setelah ditawar, harga burung grey parrot yang sudah bisa bicara bisa diturunkan menjadi Rp 9 juta, sehingga total harga Rp 14 juta.
Saya lalu transfer uang sebesar Rp 14 juta via BRI, No Rekening 0401.01.009829.500 a/n Novita Yanti, yang konon merupakan istri Edie Eko Irawan. Saya transfer tiga kali pada 6 April 2014, sore hari. Semua bukti transfer masih saya simpan.
Saya lalu memberi tahu transfer sudah beres. Dijanjikan, burung akan dikirim via Tiki atau Tiki JNE, seperti dijelaskan dalam blognya. Bahkan burung akan dikirim malam itu juga, karena pembayaran sudah lunas.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Asuransi harus dilunasi lebih dulu, dan saya diminta menghubungi nomor lain (0852 3525 2999), yang mengaku bernama Yusuf dari bagian Ekspidisi Tiki.
Dia minta asuransi dibayar malam itu juga, karena burung mau segera dikirim. Besarnya asuransi mengagetkan, yaitu 50% dari total harga burung, alias Rp 7 juta.
Saya bilang, asuransi merupakan tanggung jawab penjual, karena risiko masih ada pada penjual, bukan pada saya. Selain itu, terserah pembeli apakah burung mau diasuransikan atau tidak.
Yusuf menjawab, itu ketentuan dari Bagian Ekspedisi. Uang asuransi akan dikembalikan setelah saya menerima burung dengan selamat. Saya pun diminta jangan pergi ke mana-mana untuk menunggu burung tersebut.
Saya katakan, tunda saja pengiriman burung sampai besok pagi (karena saya sudah tidak yakin dan mulai curiga). Paginya, saya mengecek ke Tiki secara langsung, juga minta pendapat teman.
Apa jawaban Tiki? Tidak pernah ada aturan asuransi untuk pengiriman barang, termasuk burung. Apalagi nominalnya mencapai 50% dari nilai harga burung.
Namun, saya tetap telepon Yusufm seolah-olah akan saya kirim uangnya, lalu saya minta nomor rekeningnya. Dia memberikan nomor rekening di Bank BRI (3230.01.002095.508 a/n Andre Sutandi). Saya diminta telepon atau sms setelah mentransfer uang asuransi.
Saya kembali menelepon Edie Eko Irawan, si penjual burung. Saya jelaskan, asuransi itu bukan urusan saya, melainkan urusan penjual, dan saya tidak mau bayar. Dia keukeuh itu sudah aturan main Tiki. Saya jawab, kenapa sebelumnya tidak pernah diberi tahu besaran premi, tahu-tahu dipaksa membayar asuransi senilai 50% dari total harga burung?
Saya mendesak Edie Eko Irawan agar membayar asuransinya. Logikanya, toh uang nanti akan dikembalikan juga setelah burung sampai di rumah saya. Selain itu, bukankah Edie Eko Irawan sudah kenal dekat dengan Bagian Ekspedisi Tiki, sampai menyimpan nomor HP orang yang mengaku bernama Yusuf.
Nampaknya dia keukeuh meminta saya membayar asuransi. Akhirnya saya usul, sekarang kirim saja seekor grey parrot yang sudah bisa bicara, seharga Rp 9 juta. Adapun sepasang grey parrot umur 4 bulan (seharga Rp 5 juta) dikirim belakangan.
Jika yang dikirim hanya burung yang sudah bisa, berarti masih ada sisa Rp 5 juta, dan itu digunakan untuk membayar uang asuransi. Lima puluh persen dari Rp 9 juta berarti Rp 4,5 juta, jadi saya masih ada sisa uang Rp 500.000 di rekening Edie Eko Irawan.
Saya juga memberi usulan lain. Kirim saja tiga ekor anakan burung grey parrot umur 4 bulan, atau senilai Rp 7,5 juta. Sebab harga sepasang Rp 5 juta, berarti seekor Rp 2,5 juta. Asuransi sebesar Rp 3,75 juta. Dengan demikian, masih ada sisa uang Rp 2,75 juta di rekening Edie Eko Irawan. Sisa ini bisa untuk pesanan burung di lain waktu.
Menanggapi usulan saya tersebut, Edie Eko Irawan berjanji akan segera mengurusnya. Eh, pada tanggal 8 April 2014, muncul nomor HP lain ( 0823 4364 5999) yang menulis pesan: “Kode konfirmasi 04998511 untuk pengembalian uangnya Pak”.
Lalu saya telepon yang nomor tersebut, tetapi tidak mau menyebut nama. Saya bertanya, kenapa harus dengan konfirmasi segala? Kalau mau kirim, transfer saja ke nomor BCA saya, yang sudah pernah saya berikan kepada Edie Eko Irawan.
Jawabannya, itu sudah peraturan dari Bagian Keuangan (maksudnya Jaya Raya Bird Farm). Saya agak emosi, tapi masih saya tahan-tahan. Dengan ketus dia menjawab, itu peraturannya, kalau uang saya masih mau kembali.
Saya kontak Edie Eko Irawan. Jawabannya idem dito. Itu urusan Bagian Keuangan, agar diikuti saja kalau mau uang saya dikembalikan.
Saat tulisan ini saya kirimkan ke Redaksi Om Kicau, Selasa (22/4) pukul 22.51, burung tak pernah dikirim, dan uang Rp 14 juta yang sudah saya transfer juga tak pernah kembali.
Surat terbuka ini saya buat agar penggemar burung lainnya tak bernasib sama seperti saya yang ditipu oleh sindikat ini. Semoga kawanan penipu ini mendapat ganjaran yang setimpal, dan secara hukum bisa dilacak.
Atas bantuan dan perhatiannya, saya ucapkan banyak terima kasih.
Salam Hormat.
Itulah cerita pahit yang dialami Om Tommie.
Pesan Om Kicau:
- Sebisa mungkin, promosi penjualan burung via online sekadar dijadikan referensi. Jangan melakukan deal, apalagi melakukan transfer uang, sebelum ketemu si penjual dan melihat langsung kondisi burung yang dijual.
- Nasihat di atas berarti mensyaratkan lokasi calon pembeli dan penjual burung via online masih satu kota, atau setidaknya lokasinya di kota tetangga, yang memungkinkan kita untuk datang langsung ke rumah penjual.
- Untuk burung impor, penjual yang lokasinya bukan di Jabodetabek kemungkinan besar menawarkan harga lebih mahal. Tetapi jika sudah ketemu langsung dengan penjualnya, dan melihat sendiri kondisi burung, hal ini tidak terlalu jadi masalah daripada menjadi korban penipuan.
- Jika mau melakukan pembelian burung impor via online, dan Anda berada di luar Jabodetabek, beberapa profil pedagang / agen burung impor yang pernah Om Kicau bisa dijadikan referensi. Sebab, reporter omkicau.com di Jabodetabek tahu persis kalau usaha mereka nyata, bukan fiktif. Silakan lihat profil mereka di sini.
Lihat pula artikel terkait penipuan online:
- Mencegah penipuan jual-beli burung via online
- Beberapa modus penipuan saat memantau burung
- Modus penipuan yang mengatasnamakan pelanggan Produk Om Kicau
- Kasus burung mati dalam pengiriman: Musibah atau modus penipuan baru?
dan membuat kita makin waspada.