Jumlah peserta di kelas anis kembang dalam setiap lomba burung berkicau memang tidak sebanyak murai batu, kacer, lovebird, kenari, dan cucak hijau. Meski demikian, bukan berarti anis kembang sudah ditinggal para penggemarnya. Salah satu sebabnya adalah anis kembang sering gagal nampil saat berlomba. Hal ini lantaran pemilik kurang memahami karakter burung dan beberapa hal penting dalam perawatannya. Kali ini, Om Kicau akan mengupas 3 hal yang perlu diketahui dalam perawatan burung anis kembang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Perawatan burung anis kembang sebenarnya tidak terlalu merepotkan sebagaimana memelihara burung anis merah. Itu sebabnya, meski pamornya di lomba burung berkicau cenderung menurun, anis kembang tetap dipelihara banyak kicaumania.
Mengenai anggapan anis kembang susah nampil di arena lomba, sebenarnya hal ini tergantung dari sikap dan cara sang pemilik dalam memperlakukan burungnya. Sepanjang burung dalam kondisi fit, tentu ia bisa nampil.
Anggapan susah nampil di arena lomba ini sebenarnya muncul pada masa-masa awal menurunnya pamor anis kembang dalam berbagai lomba burung berkicau, sekitar 3 – 4 tahun lalu, tergeser oleh cucak hijau, lovebird, kenari, dan cendet.
Banyak pemilik anis kembang yang terburu-buru menurunkan anis kembang yang belum cukup umur. Hal ini berakibat burung yang di rumah gacor, tiba-tiba diam seribu bahasa di lapangan. Bahkan, burung yang ngedrop ini karena tak segera diatasi akhirnya menjadi tidak stabil, dan rusak.
Ada juga yang sudah terlanjur membeli anis kembang dengan harga mahal (karena AK sempat booming), dan pemilik tak sabar melihat aksi gaco barunya di lapangan. Padahal, ketika burung berganti pemilik dan perawat, dibutuhkan adaptasi terlebih dulu sekitar 2-4 minggu dengan lingkungan barunya agar prestasi tetap stabil.
Akibatnya, burung yang sebelumnya pernah juara pun langsung ngedrop pada even perdana yang diikuti sejak memiliki majikan baru. Anis kembang yang diharapkannya malah tidak mau nampil dan rusak. Hal ini lalu dijadikan kesimpulan bahwa anis kembang susah nampil di arena lomba.
Kita boleh belajar dari H Bagiya Rakhmadi, ketua PBI Pusat, yang sejak dulu dikenal sebagai pemain anis kembang. Setiap kali menurunkan gaconya, selalu moncer di lapangan. Terakhir, anis kembang Anggun milik Om Bagiya sukses menjuarai Ebod Joss Cup di Solo, Minggu (4/5) lalu.
Dari sini saja terbantahkan kalau anis kembang susah nampil. Yang susah adalah bagaimana kita dapat secara konsisten melakukan perawatan terhadap anis kembang, mengenali karakter burung, serta tahu pula beberapa hal penting terkait dengan perawatan anis kembang.
Untuk perawatan anis kembang, Om Kicau sudah memberikan banyak referensi, antara lain:
- Perawatan harian anis kembang ala Om Kicau
- Perawatan lomba anis kembang ala Om Kicau
- Perawatan anis kembang saat mabung
- Terapi bakalan anis kembang agar rajin bunyi
- Empat hal penting dalam perawatan anis kembang
- Mengembalikan top form anis kembang yang macet bunyi
- Perawatan anis kembang full kroto
- Setting anis kembang menjelang lomba
Kali ini, Om Kicau akan membeberkan tiga hal lainnya yang perlu diketahui dalam perawatan burung anis kembang, sebagai pelengkap beberapa referensi terdahulu.
Hal pertama:
Tahapan-tahapan suara burung anis kembang
Burung anis kembang jantan cenderung akan berbunyi jika sudah mencapai birahi, yang diawali dengan ngeriwik dalam posisi paruh terbuka.
Setelah itu, anis kembang ngeplong sesekali, kemudian mulai bersuara ngeplong lebih rajin, terutama pada waktu dinihari (pengembunan), pagi hari, dan sore hari. Jika semua tahapan itu terlewati, barulah burung mencapai kondisi ngerol alias sudah mapan.
Namun yang patut diperhatikan dalam tahap-tahap perkembangan suara anis kembang adalah memberi pola perawatan dan pemberian pakan yang tepat. Sebab setingan harian yang kurang tepat bisa membuat burung banyak tingkah, cenderung ngeriwik terus (ogah ngeplong), apalagi ngerol, meski sebelumnya sering bersuara ngeplong atau bahkan ngerol.
Hal kedua:
Burung jantan mudah ngeplong setelah mabung pertama
Mabung merupakan proses alami bagi semua unggas, termasuk burung. Masa mabung, terutama mabung pertama, selalu terkait dengan masa peralihan dari fase remaja ke fase dewasa.
Setelah mabung pertama, beberapa jenis burung kicauan akan lebih mudah mencapai kondisi top form (pada murai batu justru setelah mabung ketiga atau keempat). Untuk mengetahui bagaimana pengaruh masa mabung terhadap penampilan burung kicauan, silakan lihat kembali di sini.
Selama ini beredar anggapan di kalangan pecinta anis kembang, bahwa setelah burungnya melewati masa mabung pertama, maka saat itu merupakan waktu penentuan apakah burungnya berjenis kelamin jantan atau betina.
Sebagian besar anis kembang diyakini berjenis kelamin jantan jika dia sudah belajar ngeplong sekitar 1-2 bulan setelah mabung pertama. Namun jika burung tersebut memiliki kualitas bagus, misalnya pengaruh dari indukan yang bagus, maka dalam waktu 3 minggu setelah mabung pertama akan lebih rajin dengan suara ngeplongnya.
Selain itu, pascamabung pertama merupakan saat yang tepat untuk mulai memberikan perawatan harian yang diinginkan atau disesuaikan dengan setingannya.
Hal ketiga:
Bentuk tubuh dan karakter burung
Selama ini, kriteria anis kembang yang banyak dicari adalah memiliki bentuk tubuh proporsional: langsing, panjang, sayap turun ke bawah.
Bentuk tubuh seperti itu dipercaya sebagai pertanda burung lebih mudah berbunyi ngeplong atau bahkan pernah ngeplong atau ngerol.
Bentuk tubuh langsing juga memudahkan anis kembang menampilkan gaya khasnya saat bersuara ngerol, atau lebih dikenal dengan istilah gaya nyendok.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
–
Sebagian dari Anda mungkin pernah atau sering melihat burung anis kembang yang memiliki bentuk tubuh terlalu gemuk. Kesan pertama yang terlihat adalah burung berjenis kelamin betina, meski sebenarnya tak selalu demikian.
Anis kembang memang mudah mengalami kegemukan, terutama pada burung yang masih dalam kondisi bakalan. Penyebabnya tidak lain pola perawatan yang kurang tepat.
Masalah yang paling umum adalah pemberian pakan buah yang tidak bervariasi. Misalnya, burung hanya diberi pisang saja setiap hari, tanpa pernah diselingi jenis buah lainnya. Begitu pula dengan perawatan mandi dan penjemurannya.
Anis kembang yang gemuk cenderung bersuara ngeriwik. Selain itu, burung cepat lelah, sehingga tak bisa bekerja secara maksimal.
Untuk mengatasi burung yang kegemukan, kita bisa melakukan treatment khusus selama beberapa pekan. Misalnya memberikan buah yang bervariasi, kroto dan cacing diberikan setiap hari, jangkrik dikurangi, dan mandi malam secara teratur.
Informasi lebih lanjut mengenai bagaimana mencegah kegemukan pada anis kembang bisa dilihat lagi di sini.
Itulah tiga hal yang perlu diketahui dalam perawatan burung anis kembang, yang bisa bermanfaat dalam pemilihan burung bakalan, perawatan di rumah, atau bagi siapapun yang membutuhkan informasi tentang burung anis kembang.