Lomba Burung Berkicau Ebod Jaya Cup di lapanganYonif 516 / CY (kompleks Kodam Brawijaya), Jalan Kesatria 1 Surabaya, sudah berlangsung sejak pagi tadi, sekitar pukul 09.00. Hingga berita ini diturunkan, panitia sudah menggelar sesi ke-12 dari 26 kelas yang dijadwalkan. Sejauh ini peserta dan penonton tetap tertib. Wah, ternyata Surabaya bisa diam dan tertib, sebagaimana target awal panitia penyelenggara.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebelum even Ebod Jaya Cup benar-benar terlaksana, banyak pihak masih ragu apa benar panitia yang dikomandani Andre Sutanto (penanggungjawab), Jimmy DS (ketua), dan Rudi Menanggal (ketua pelaksana) sanggup mengatur peserta dan penonton agar tidak teriak-teriak selama lomba berlangsung.
Benar nggak sih para peserta bisa meninggalkan budaya saling tunggu saat menggantang burung, terutama di kelas kacer? Tetapi semua keraguan itu sirna.
Hingga sesi ke-12, yaitu Kelas Murai Batu Jatijajar digelar, suasananya benar-benar kondusif. Ya, tak ada teriakan, tak ada budaya saling tunggu. Juga bisa dikatakan belum ada komplain (semoga sampai seluruh rangkaian lomba berakhir).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
H Ebod, pemilik Ebod Jaya selaku sponsor utama serta pimpinan Ronggolawe, yang hadir dalam kontes ini pun merasa senang dan puas, even dapat berjalan sebagaimana tujuan awal digelarnya Ebod Jaya Cup.
Sejak awal Andre, Jimmy, Rudi, dan kawan-kawan sangat berharap Ebod Jaya Cup bisa menjadi sejarah baru lomba burung berkicau di Jawa Timur baik dari kemasan hadiah, penilaian yang fair, serta ketertiban lomba.
Dalam pengamatan Om Kicau di lapangan sejak pagi hingga siang ini, juri-juri lomba baru masuk setelah lapangan steril dari peserta. Bahkan saat peserta sedang menggantang burungnya, juri juga tak boleh melihat, bahkan mengintip sekalipun.
“Beberapa peserta mendapat bendera hitam karena terlambat menggantang. Ya, peraturan dibuat memang untuk ditegakkan, bukan untuk dilanggar,” kata Andre.
Memang, wajah-wajah panitia terlihat lelah, tetapi mereka merasa puas dapat menjadi bagian dari upaya menciptakan lomba burung berkicau yang tertib, sportif, dan fairplay.
Wajah Andre, Jimmy, Rudi, WW Angga, Cahyo Matrik, Bambang Dewa, Imron Brekele, bahkan Om Yogi KM yang hadir sebagai pengawas independen, menunjukkan rona kepuasan.
“Ini benar benar sejarah. Baru pertama kali di Surabaya ada lomba tanpa teriak. Jujur saja, semula saya dan teman panitia tidak mengira bakal sediam ini. Ternyata bisa! Jadi semuanya tergantung tekad panitia dan konsistensi dalam menegakkan aturan,” ujar Om Jimmy DS. (Waca)
Update terus berita dan hasil lomba Ebod Jaya Cup di omkicau.com
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Mantap! Bikin di bogor dong buat ronggolawe.
Seharusnya Dari dulu memang Begitu…. lomba burung kok pakai teriak pakai teplok tangan…. kalau mau teriak-teriak jadi Pedagang Asongan aja… jangan Dilomba Burung…. Kalau lomba burung podo keplok tangan …. gabur doro wae lek … ojo nang lomba burung … satu lagi Buat Para Juri Jaga sportivitas anda … Jangan mau di beli oleh Uang hanya karena yang punya burung sudah punya nama … burungnya harus Menang … kon gawe Lomba burung dewe wae…. Makasih Om