Jika Om Kicau bertanya, tahukah Anda soal burung munguk beledu, atau gelatik munguk? Sebagian besar pasti masih awam. OK. Pertanyaannya diganti: tahukah Anda tentang burung rambatan? Wah, pasti sudah banyak yang tahu. Padahal burung rambatan itu ya munguk beledu (nama resmi dari para ahli burung di Indonesia). Ada lagi kerabatnya yang bernama munguk loreng. Kali ini, Om Kicau ingin mengupas dua jenis burung rambatan tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Burung rambatan termasuk salah satu burung master favorit bagi kicaumania di Indonesia, karena punya suara cerecetan yang sangat khas.
Apabila sobat kicaumania lebih sering menyebut rambatan ketimbang munguk beledu, mungkin karena perilaku spesies ini yang senang merambati batang pohon untuk mencari pakan.
Burung rambatan termasuk dalam keluarga Sittidae. Di Indonesia hanya ada empat spesies burung yang termasuk dalam keluarga ini, yaitu :
- Munguk beledu / velvet-fronted nuthatch (Sitta frontallis)
- Munguk loreng / blue nuthatch (Sitta azurea)
- Sitella papua / papuan sittella (Daphoenositta papuensis)
- Sitella hitam / black sittella (Daphoenositta miranda)
Tetapi yang bisa disebut rambatan hanya dua, yang berada dalam genus Sitta, yaitu munguk beledu dan munguk loreng. Adapun yang selama ini sering dijadikan burung master adalah munguk beledu.
Munguk beledu dan munguk loreng mudah dibedakan, karena penampilan fisik kedunya memang berbeda. Untuk menambah pengetahuan Anda, berikut ini ulasan mengenai kedua jenis burung rambatan ini.
Munguk beledu / velvet-fronted nuthatch (Sitta frontallis)
Munguk beledu memiliki tubuh berukuran kecil (panjang 12 cm). Dahinya berwarna hitam, sedangkan tengkuk, punggung, dan ekornya ungu dengan bercak biru terang pada bulu utamanya. Paruhnya merah. Adapun tubuh bagian bawah berwarna merah jambu, dengan dagu putih.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Spesies inilah yang sering disebut sebagai burung rambatan oleh para penggemar burung di Indonesia. Di negeri kita, wilayah persebaran munguk beledu meliputi Jawa, Sumatera, dan Kalimantan.
Ada lima subspesies / ras burung munguk beledu, yaitu:
- Sitta frontallis frontallis: Semenanjung India, Pegunungan Himalaya, Bangladesh, Sri Lanka, China Selatan, Myanmar, Thailand, dan Indochina.
- Sitta frontalis palawana: Palawan dan Balabac di Filipina barat.
- Sitta frontalis saturatior: Semenanjung Malaysia, Kepulauan Lingga, Sumatera, dan Bangka.
- Sitta frontalis corallipes: Kalimantan, termasuk Pulau Maratua yang terletak di ujung pantai timur.
- Sitta frontalis vellata: Jawa.
Munguk beledu sering terlihat berpasangan atau dalam kelompok kecil yang cukup berisik. Mereka juga sering terlihat bersama kelompok jenis burung lain ketika sedang mencari makanan.
Burung ini aktif bergerak naik-turun pada batang dan cabang pohon, dengan gerakan cepat saat mencari serangga.
Tidak seperti pelatuk yang bergerak dengan posisi berdiri (kepala di atas) saat merambati pohon, munguk beleduk cenderung bergerak dengan posisi kepala di bawah atau dalam posisi menggantung.
Bentuk paruhnya yang lancip merupakan adaptasi atas perilaku mencari pakan yang tidak biasa atau berbeda dari burung lainnya. Paruh biasanya digunakan untuk mengambil serangga yang bersembunyi di balik permukaan kulit pohon.
Burung ini pun dikenal sebagai burung yang sangat aktif berbunyi dan atraktif, dan sering terlihat terburu-buru ketika mencari pakan, lalu terbang ke batang pohon lainnya.
Burung jantan dan betina bisa dilihat dari warna bulunya. Burung jantan memiliki warna bulu yang sangat cerah, adapun betina memiliki warna bulu yang tampak kusam.
Selain itu, burung jantan memiliki alis hitam yang menyambung dari dahinya yang hitam. Burung betina hanya memiliki dahi hitam saja.
Musim kawin biasanya terjadi pada April – Agustus. Sepasang induk akan mencari lubang kecil bekas sarang burung pelatuk atau bultok. Di situlah mereka membangun sarang dan bertelur dengan jumlah 3 – 4 butir.
Suara burung munguk beledu terdiri atas beberapa nada yang cukup menarik, yaitu suara besetan dan cerecetan tajam. Tak heran jika suara kicauannya sering dimanfaatkan untuk memaster burung kicauan jenis lainnya, terutama lovebird, kenari, anis merah, murai batu, dan lain-lain.
Berikut ini suara kicauan burung munguk beledu :
Suara munguk beledu | DOWNLOAD
Untuk memperoleh gambaran lebih jelas, silakan lihat video burung munguk beledu berikut ini:
Munguk loreng / blue nuthatch (Sitta azurea)
Burung munguk loreng berukuran kecil, dengan panjang tubuh sekitar 13 cm. Penampilannya sekilas agak mirip munguk beledu. Tetapi bagian kepala kedua burung ini jelas berbeda.
Munguk loreng memiliki warna kepala yang seluruhnya hitam, tidak seperti munguk beledu yang memiliki warna hitam pada bagian dahinya saja. Tapi pembeda yang paling mudah adalah paruh munguk beledu berwarna merah.
Bagian punggung, sayap, dan ekor munguk loreng berwarna biru mengkilap, namun dari kejauhan terlihat kehitaman. Adapun bagian tenggorokan dan dadanya putih, dengan paruh berwarna kuning.
Perilaku dan karakternya mirip munguk beledu, termasuk senang merambati batang pohon saat mencari pakan. Burung ini membangun sarang dengan memanfaatkan lubang-lubang kecil di pohon bekas burung pelatuk atau bultok.
Ada tiga subspesies / ras burung munguk loreng, dengan wilayah persebaran sebagai berikut:
- Sitta azurez expectata (E. J. O. Hartert, 1914): Ujung selatan Thailand , Semenanjung Malaysia (wilayah perbukitan dan pegunungan di selatan sampai Selangor dan Pahang), dan Sumatera (Bukit Barisan). Ciri khas: perut dan tungging hitam.
- Sitta azurez nigriventer (Robinson & Kloss, 1919): Jawa bagian barat. Sama seperti S. a. expectata, perut dan tungging juga berwarna hitam.
- Sitta azurez azurea (Lesson, 1830): Jawa bagian timur. Ciri khas: Perut dan tungging berwarna hitam kebiruan.
Membedakan jenis kelamin burung munguk loreng memang agak sulit, karena memiliki kemiripan. Namun ahli burung dari Jepang menyebut, burung betina memiliki bagian punggung yang berwarna lebih kusam daripada burung jantan.
Suara kicauannya pun tidak jauh berbeda dari munguk beledu. Silakan dengar suara kicauannya:
Suara munguk loreng | DOWNLOAD
Untuk lebih jelasnya lagi, silakan lihat video burung rambatan dari spesies munguk loreng:
Itulah pengenalan sekilas mengenai dua jenis burung rambatan yang bisa dimanfaatkan untuk masteran. Ada beberapa referensi lain terkait burung rambatan, yaitu:
- Burung rambatan, perawatan minimal suara maksimal
- Video burung rambatan untuk masteran
- Dengar dan download suara burung rambatan
- Video burung rambatan koleksi Om Heri, bagus untuk masteran
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Komentar Terbaru