Nasib orang siapa yang tahu? Rezeki, Tuhan sudah menentukannya. Tugas manusia hanya berikhtiar dan berdoa. Itulah nasib yang dialami Om Soleh. Siapa sangka, hanya karena dititipi rekannya seekor burung cucak hijau untuk dijualkan, Om Soleh kini bisa membuka sendiri kios burung di kawasan Grand Citra Kahuripan Cluster Arjuna, Klapanunggal, Cileungsi, Bogor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ya, lelaki berusia 37 tahun itu tak menyangka prosesnya akan bermuara seperti ini. Enam tahun lalu, dia bersama istri meninggalkan kampung halamannya di Lampung, untuk merantau ke Ibu Kota. Dia lantas memperoleh pekerjaan sebagai karyawan sebuah perusahaan keramik di Bogor.
Tahun 2011, terjadi peristiwa sepele, yang ternyata mengubah jalan hidupnya. Saat itu dia diminta salah seorang temannya dari Sumatera untuk menjualkan burung cucak hijau. Teman ini hanya minta harga Rp 400.000, tapi Om Soleh bisa menjualnya seharga Rp 450.000.
Dari situlah, kawannya menitipkan lagi beberapa ekor cucak hijau dan meminta Om Soleh menjualnya. Semuanya laku, dan Om Soleh mendapat untung dari selisih harga jual dan harga dasar yang ditetapkan temannya.
Sejak itu pula, Om Soleh mulai rajin hunting ke Pasar Burung Pramuka Jakarta, serta berkenalan dengan sejumlah pedagang di sini. Dia bisa memasok burung dengan harga grosir ke pedagang di PB Pramuka.
“Semua keuntungan dari hasil jual-beli burung saya tabung. Sebab untuk kebutuhan hidup sehari-hari, gaji dari perusahaan keramik tempat saya bekerja sudah cukup,” kata Om Soleh.
Keuntungan ini terus diputarnya sehingga bisa membeli burung dalam jumlah lebih banyak, dan mampu memperluas pemasaran. Karena harganya grosir, dia berani menjamin harganya mengalahkan harga di PB Pramuka.
Untuk eceran pun harganya lebih kompetitif. Misalnya, harga burung di PB Pramuka Rp 600.000 / ekor, maka banderol yang ditawarkannya hanya Rp 550.000 / ekor.
Usahanya terus berkembang, sampai akhirnya Om Soleh bisa membuka kios burung pada Maret lalu, di tempat yang tak jauh dari rumahnya di Grand Citra Kahuripan Cluster Arjuna, Klapanunggal, Cileungsi, Bogor.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Sehari-hari saya tetap bekerja di perusahaan keramik. Istri yang menjaga kios burung. Ya, lumayan bisa untuk menambah penghasilan keluarga,” jelas Om Soleh.
Setiap dua minggu sekali, Om Soleh mendapat pasokan rutin dari rekannya di Sumatera. Jenisnya antara lain cucak hijau asal Medan, Padang, dan Jambi. Kalau stok terlalu berlebihan, dia akan berbagi dengan beberapa partner yang ada di PB Pramuka.
“Modal materi tak selalu menjadi ukuran kesuksesan usaha seseorang. Yang lebih penting adalah modal konsistensi, dedikasi tinggi, dan pelayanan yang memuaskan pelanggan,” ujarnya.
Pengalamannya berdagang burung sejak tahun 2011 membuatnya yakin kiosnya bisa maju. Apalagi kios yang dikelolanya menjadi ampiran para pedagang burung di sekitar Kahuripan.
Meski kiosnya dari aspek fisik relatif kecil, omzet penjualannya justru bisa mengalahkan kios-kios burung yang berukuan lebih besar. Setiap bulan, Om Soleh minimal bisa memperoleh Rp 30 juta dari penjualan burung ini.
Sayangnya, saat Om Kicau hendak mengambil gambar dirinya, Om Soleh menolak demi menjaga privasi bisnisnya. Menurutnya, banyak pedagang di PB Pramuka menggunakan nama samaran, untuk menjaga kerahasiaan bisnis agar tetap berjalan baik, tanpa bersenggolan dengan kepentingan pedagang lain yang bisa menimbulkan gesekan atau friksi. (Neolithikum)