Dalam beberapa pekan terakhir sering dijumpai burung kakariki di sejumlah pasar burung. Salah satu anggota keluarga burung paruh bengkok (parrot) ini memiliki nama internasional red-crowned parakeet, dengan nama ilmiah Cyanoramphus novaezelandiae. Kakariki bukanlah burung lokal di negeri kita, sehingga masih banyak parrotmania yang belum mengenalnya. Burung ini mudah dirawat dan cocok dengan jenis burung lainnya. Yuk kita kupas apa dan bagaimana burung kakariki.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Nama kakariki merupakan sebutan masyarakat suku Maori di Selandia Baru untuk burung parkit kepala merah ini. Spesies ini memang merupakan burung endemik di Selandia Baru, meski saat ini sudah dikembangbiakkan di sejumlah negara, dan sudah masuk ke Indonesia.
Ada tiga spesies burung kakariki yang termasuk dalam genus Cyanoramphus, dan sebagian besar berada dalam ancaman serius akibat kerusak habitat. Ketiga spesies burung kakariki tersebut adalah:
- Yellow-crowned parakeet (Cyanoiramphus auriceps)
- Red-crownde parakeet (Cyanoramphus novaezelandiae)
- Orange-fronted parakeet (Cyanoramphus malherbia)
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dari ketiga spesies tersebut, red-crowned parakeet atau parkit kepala merah yang paling popular di kalangan penggemar burung di seluruh dunia. Di Indonesia, keberadaan burung ini hanya sesekali dijumpai di sejumlah pasar burung. Biasanya dijual bersama rombongan parkit rosella.
Sebagaimana parkit rosella, kakariki merupakan burung yang mudah jinak dan mudah pula dalam perawatan maupun penangkarannya. Di pasar burung, kita bisa menjumpainya dalam berbagai warna.
Perawatan burung kakariki relatif lebih mudah. Makanannya biji-bijian, pucuk daun, bunga-bungaan, sayuran, dan buah-buahan. Sediakan pula grit dalam pakannya untuk membantu pencernaan burung. Sebab di habitat aslinya, burung ini juga kerap memakan kerikil untuk membantu organ pencernaannya.
Dalam perawatan hariannya, kakariki bisa ditempatkan dalam kandang berbahan dasar kayu, karena tak suka menggigiti kayu sebagaimana kebanyakan burung paruh bengkok lainnya.
Kakarella = Silangan kakariki dan parkit rosella
Burung kakariki dan parkit rosella memang mudah beradaptasi, cepat jinak, dan mudah diternak. Bahkan tidak sedikit penggemar parrot yang memelihara kedua jenis burung ini dalam satu kandang, untuk tujuan crossing (persilangan). Anakan hasil persilangan itu disebut kakarella.
Meski pertumbuhannya relatif bongsor, burung kakariki sebaiknya ditangkarkan pada saat berumur 10-12 bulan. Induk betina sangat produktif, karena dalam setahun tidak akan berhenti berproduksi.
Burung betina bertelur sebanyak 4-12 butir, yang akan dierami selama 19 hari. Anakan kakariki sudah mulai meninggalkan sarangnya setelah umur 35 hari, dan mandiri pada umur 3 bulan. Jika dalam penangkaran, tentu waktu penyapihan bisa dipercepat.
Kemampuan burung kakariki
Meski tidak sefasih parkit rosella, burung kakariki memiliki kepandaian dalam meniru berbagai macam suara yang didengarnya. Kicauannya cukup cerewet, dengan tabiat senang bermain dan selalu ingin tahu terhadap objek-objek yang baru dilihatnya.
Berikut video mengenai burung kakariki:
Semoga menambah pengetahuan kita.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
harga kisaran berapa mas..?