Long-tailed finc atau shaft tail finch (Poephila acuticauda) merupakan salah satu spesies burung finch (Estrildidae) yang ditemukan di Australia. Penggemar finch di Indonesia lebih mengenalnya sebagai pinstat. Di mancanegara, burung ini memiliki nama alias blackheart finch atau ada juga yang menyebutnya heck’s finch. Cukup banyak penggemar finch di Indonesia yang memelihara dan menangkarnya. Jika berminat, berikut ini cara merawat dan menangkar burung pinstat / shaft tail finch.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pinstat / shaft tail finch merupakan burung yang umum dipelihara para finchmania di seluruh dunia. Spesies ini mudah beradaptasi dengan spesies finch lainnya, sehingga kerap dipelihara dalam kandang koloni / aviary. Pinstat juga cukup mudah dikembangbiakkan dalam sangkar harian.
Bulu-bulunya didominasi warna cokelat kekuningan, dengan bagian kepala berwarna abu-abu pucat, paruh merah, serta pada bagian leher dan matanya terdapat warna hitam.
Jika diperhatikan sekilas, penampilan pinstat mirip parson / black-throated finch (Poephila cincta). Perbedaan hanya terletak pada paruhnya yang hitam dan ekornya yang lebih pendek.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Identifikasi jenis kelamin burung pinstat
Identifikasi jenis kelamin burung pinstat memang bukan pekerjaan mudah, sebab penampilan burung jantan dan betina hampir sama. Namun ada beberapa tengara yang bisa dijadikan alat bantu untuk melakukan sexing.
- Warna hitam pada tenggorokan burung jantan sedikit lebih lebar, dengan bentuk menyerupai segitiga.
- Burung jantan rata-rata memiliki kepala berwarna abu-abu yang sangat bersih dan garis pada sayap yang tampak lebih tebal.
- Paruh burung jantan berwarna merah tegas. Burung betina cenderung memiliki paruh berwarna merah terang.
- Sayap dan ekor burung betina cenderung lebih pendek daripada burung jantan.
Selain itu, cara lain yang cukup efektif dalam melakukan sexing adalah mendengarkan suara kicauannya. Sebab burung jantan memiliki suara kicauan dengan nada tinggi, juga memiliki gaya tarian yang khas.
Pakan yang bisa diberikan kepada pinstat adalah campuran bijian yang terdiri atas milet, canary seed, dan sayuran. Meski pemakan ijian, di alam liar burung ini juga sering memangsa serangga, terutama pada musim kawin. Serangga yang biasa dikonsumsi adalah rayap.
Dalam penangkaran, pinstat sering diberikan pula extra fooding (EF) hewani berupa ulat hongkong dan jangkrik kecil.
Induk pinstat dikenal sebagai pasangan sejati. Mereka memiliki ikatan batin cukup kuat ketika berbiak. Memisahkan keduanya akan membuat burung jantan dan betina akan terus memanggil pasangannya dengan suara cukup kencang.
Meskipun begitu, ketika kita mendapati sepasang burung yang tidak mau berproduksi, tidak ada salahnya kalau Anda menggantinya dengan pasangan baru.
Salah satu hal yang bisa membantu keberhasilan penangkaran burung pinstat adalah penempatan sarangnya. Burung ini lebih menyukai kotak sarang yang ditempatkan pada posisi lebih tinggi di kandangnya, atau ditempatkan di antara daun-daun rindang dari tanaman yang dimasukkan ke kandang ternak.
Umumnya sarang yang digunakan berbentuk kotak, dengan model semi tertutup, seperti gambar berikut ini:
Bahan sarang bisa menggunakan sabut kelapa, rumput panjang, serutan kayu, dan bahan lain yang bisa didapatkan di toko perlengkapan burung.
Ketika berkembangbiak, pasangan induk akan mengerami telurnya secara bergantian, bahkan keduanya bisa berada di kotak sarang berduaan di malam hari. Spesies ini cukup toleran terhadap gangguan-gangguan kecil, namun jika terlalu sering juga bisa berakibat fatal, di mana burung akan meninggalkan telur atau membuang anaknya.
Induk betina akan bertelur sebanyak 5 – 7 butir yang dierami selama 13 -14 hari secara bergantian. Setelah menetas, kedua induk juga sama-sama merawat dan memberi makan anaknya.
Pada umur 21 -24 hari, anakan pinstat sudah bisa keluar dari sarangnya. Sekitar 3 – 5 minggu kemudian, mereka sudah bisa hidup mandiri dan lepas dari pengawasan kedua induknya.
Burung pinstat juga bisa ditangkar untuk menghasilkan beragam mutasi warna. Saat ini beberapa verietas baru hasil mutasi yang cukup dikenal antara lain:
- Mutasi warna fawn
- Mutasi warna isabele
- Mutasi warna cream
- Mutasi warna putih/ albino
Burung shaft tail atau pintat bisa dijadikan salah satu komoditas ternak yang cukup menjanjikan, karena warna bulunya cukup cantik. Burung ini juga bisa menjadi ajang berlatih bagi para penangkar pemula, karena perawatannya relatif mudah.
Suara kicauannya berupa siulan panjang, yang terkadang diakhiri suara seperti ngeriwik. Untuk lebih jelasnya, silakan lihat video berikut ini:
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.