Cucak hijau Sapu Jagat baru saja meraih kemenangan dalam Lomba Burung Berkicau Jolo Tundo Cup 1 di Jepara, Minggu (14/9). Burung milik H Didik, kicaumania asal Sukodono (Jepara), ini menjuarai Kelas VIP. Bagaimana Om Didik merawat cucak hijau jawara tersebut?
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Dalam even Jolo Tundo Cup, cucak hijau Sapu Jagat juga turun di Kelas Bintang, dan berhasil mendapatkan satu bendera koncer C. Namun ada dua musuhnya yang juga meraih satu bendera koncer C, sehingga penentuan juara 4, 5, dan 6 harus ditentukan melalui tos.
“Sapu Jagat kalah tos, dan harus puas di urutan keenam. Tidak apa-apalah, toh di kelas utama sudah menjadi juara pertama,” kata Om Didik.
Dijelaskannya, Sapu Jagad baru lima bulan berada di tangannya. Dia memperoleh cucak hijau ini dari salah seorang rekannya di Jepara. Soal nominal maharnya, dia enggan menyebutkannya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ujicoba pertama dilakukannya dalam even di Kalinyamatan Jepara, Mei lalu. Sapu Jagat memberikan gelar juara pertama untuk kali pertama kepada majikan barunya.
“Padahal, kondisinya saat itu masih ngebung alias nyorong bulu di bagian kepala, tapi bisa menyodok di urutan pertama,” ujar Om Didik.
Dari situlah, dia mulai mengenal karakter cucak hijau Sapu Jagat yang tergolong bandel jika bertemu lawan-lawannya di lapangan. Setiap ketemu musuhnya, Sapu Jagat langsung njegrik.
Cucak hijau Sapu Jagat memiliki beberapa lagu tonjolan atau senjata pamungkas, antara lain tengkek buto, cililin, burung gereja tarung, dan lovebird.
Perawatan cucak hijau Sapu Jagat
Om Didik mengatakan, Sapu Jagat termasuk burung yang nggak rewel. Perawatan hariannya relatif mudah, dan tak jauh berbeda dari cucak hijau pada umumnya.
Setiap pagi pukul 06.30, kerodong dibuka dan burung diangin-anginkan sebentar. Pukul 07.00, Sapu Jagat mandi di dalam karamba. Burung ini mandi dua kali sehari, yaitu pagi dan sore (pukul 16.00).
Habis mandi pagi, burung diangin-anginkan sejenak, lalu dijemur pukul 08.00 – 09.00. “Porsi jangkrik masing-masing tiga ekor pada pagi hari, tiga ekor siang hari, dan tiga ekor lagi sore hari,” jelasnya.
Mulai pukul 10.00 hingga 15.00, burung diistirahatkan dan full kerodong. Sore pukul 16.00, seperti dijelaskan sebelumnya, burung kembali mandi dalam karamba.
“Setelah mandi sore, diangin-anginkan hingga bulunya kering. Jam lima sore, burung dikerodong lagi dan diistirahatkan sampai esok pagi,” tambah Om Didik.
Yang menarik, Sapu Jagat rutin mengkonsumsi kroto bahkan full satu cepuk. “Selain satu buah pisang kepok muda, setiap hari Sapu Jagat juga rutin diberi kroto satu cepuk full,” ujarnya.
Setiap hari? Apa tidak takut rontok bulunya, Om? Menurut Om Didik, untuk mencegah bulu rontok, dia mengakalinya di penjemuran.
“Penjemuran nggak boleh terlalu lama, cukup satu jam, dan saya biasanya menjemurnya mulai jam delapan hingga jam sembilan pagi,” jawab Om Didik.
Kalau penjemuran terlalu lama, bulu-bulu cucak hijau memang mudah rontok karena terlalu banyak mengkonsumsi kroto dan itu setiap hari. Jika itu terjadi, maka burung susah tampil maksimal ketika dilombakan.
Untuk meningkatkan variasi pakan, setiap dua minggu sekali, cucak hijau Sapu Jagat juga disediakan buah apel.
Om Didik mempunyai tetenger sendiri apakah burungnya mau nampil atau tidak di lapangan, dengan melihat bagaimana Sapu Jagat mengkonsumsi kroto. “Jika kroto satu cepuk dilahapnya sampai habis, berarti burung bakal mau kerja di lapangan,” jelasnya.
Rencananya, cucak hijau Sapu Jagat bakal diturunkan dalam even Kudus Cup di Museum Kretek Kudus, Minggu tanggal 28 September 2014. Bagi yang berminat, brosur bisa diunduh di sini.
“Saya sudah pesan tiket untuk Sapu Jagat. Mudah-mudahan mau kerja dan tampil maksimal dalam even tersebut,” tukas Om Didik menutup perbincangan. (v1rgoboy)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.