Popularitas kenari Lintas Rell milik Om Pujo (Bintaro) kini sedang naik. Hampir setiap pekan, kenari jenis AF warna kuning ini meraih gelar juara. Terakhir burung ini moncer dalam even Bogor Bersatu Mahakarya Indonesia Championship 2014, Minggu (19/10).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Durasi kerjanya di lapangan tanpa jeda, bahkan bisa mencapai lebih dari 1 menit, dengan cengkok mewah, yang membuat kenari Lintas Rell sulit digeser oleh lawan-lawannya. Padahal perawatannya relatif sederhana.
Setiap pagi, pukul 07.00, Om Pujo mengeluarkan gaco andalannya, buka kerodong, lantas langsung dijemur. Durasi penjemuran disesuaikan dengan kondisi cuaca. “Biasanya lama penjemuran tidak melebihi jam sepuluh pagi,” kata Om Pujo.
Selama dijemur, pakan dan air minum diangkat. Kebutuhan extra fooding disiapkan dan diberikan setelah dijemur, mulai dari telur puyuh rebus yang dibelah dua, hingga sayuran sawi dan buah apel yang diberikan secara bergantian.
“Apabila burung terlalu birahi dan galak, biasanya akan saya selingi dengan mentimun,” tambah Om Pujo.
Om Pujo sama sekali tidak menggunakan kandang umbaran. Faktanya, burung tetap memiliki durasi lagu yang panjang. “Dari sini bisa disimpulkan, bahwa durasi lagu itu sudah bakat dari sononya (faktor genetik / bawaan),” jelasnya.
Jadi, setiap hari Lintas Rell ditempatkan dalam sangkar harian. Kecuali menjelang lomba, burung mulai dipindah ke sangkar khusus lomba.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Perjalanan Lintas Rell hingga jatuh ke tangan Om Pujo tergolong unik. Pada suatu hari, setahun silam, salah seorang tetangga rumahnya di Bintaro, Tangerang Selatan, memiliki seekor kenari muda, dengan umur sekitar 6 bulan.
Om Pujo sempat mendengar materi lagunya, dan mengatakan kepada sang pemilik bahwa burung ini punya bakat dan prospek yang bagus.
Lama tidak bertemu, enam bulan kemudian, sang pemilik mengabarkan kalau burungnya juara bahkan menjadi perbincangan para penonton dan juri, karena kualitas materi lagunya.
Tak lama berselang, sang pemilik menghubungi Om Pujo dan mengatakan ingin menjual burung itu kepadanya. Karena harganya di bawah standar, tanpa fikir panjang Om Pujo langsung oke. “Harganya lumayan murah, dan dia hanya mau menjualnya kepada saya,” ujarnya.
Kini, Lintas Rell yang pernah diprediksi bakal punya bakat dan prospek bagus sudah membuktikan kehebatannya. Kenari standar kecil itu kini bisa dibilang menjadi salah satu jawara papan atas di Jabodetabek.
Pinangan dengan harga menggiurkan kerap menggodanya. Tawaran terakhir mencapai angka Rp 40 juta, tetapi Om Pujo belum melepasnya. (d’one)