Murai batu bahorok, menurut Om Syamsul Suputro (pemilik SKL Bird Farm Jatibarang, Indramayu), sempat terkenal pada dekade 1990-an. Saat itu perburuan murai batu memang sedang gayeng-gayengnya. Akibatnya bisa ditebak, eksistensi murai batu bahorok makin terancam.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Sesuai dengan namanya, murai batu bahorok berasal dari Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara. Jika Anda menggunakan kendaraan pribadi dari Medan, wilayah ini dapat dijangkau dengan waktu tempuh sekitar 3,5 – 4 jam. Sepanjang perjalanan, kita akan dapat melihat perkebunan kelapa sawit.

Murai batu bahorok dalam kandang penangkaran.

Murai batu bahorok berada di kaki Gunung Leuser atau lebih dikenal dengan nama Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL). Dari kaki gunung ini mengalir sejumlah sungai, salah satunya Sungai Bohorok.

Dulu, di sepanjang sungai tersebut banyak ditemui burung murai batu. Namun pertambahan jumlah penduduk yang pesat membuat kawanan murai batu dan jenis burung lainnya terdesak ke arah kaki Gunung Leuser, bahkan sampai ke arah atas.

Di sana masih banyak terdapat sungai selain Sungai Bohorok yang hingga kini menjadi habitat murai batu, seperti Sungai Landak, Sungai Berkail, Sungai Musam, Sungai Sekelam, Sungai Wampu, serta beberapa anak sungai lainnya.

Berdasarkan penuturan para pemikat lokal, murai batu yang menjadi favorit buruan mereka adalah yang berasal dari Sungai Bohorok, Sungai Landak, dan Sungai Berkail. Murai dari tiga daerah tersebut konon memiliki mental fighter yang ampuh, dan postur tubuh menarik.

Hanya saja, untuk konteks sekarang, sangat susah menemukan murai batu dengan panjang ekor 25 cm atau lebih., Bahkan menemukan murai yang panjang ekornya 23 cm saja sangat-sangat sulit.

Murai batu bahorok punya fisik sempurna dan mental luar biasa.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Untuk mengetahui panjang ekor murai batu secara tepat, para pemikat mengukurnya dengan penggaris atau di sana disebut “rol”. Panjang ekor murai batu dewasa tidak terkait dengan umurnya. Selama ini banyak yang beranggapan, jika murai sudah tua maka ekornya menjadi panjang 3 cm atau lebih. Hal ini jelas keliru.

“Jika bukan karena faktor keturunan atau trah ekor panjang, mustahil ekor murai batu bisa menjadi panjang seiring dengan pertambahan umur. Jadi anggapan murai batu medan (termasuk bahorok) identik dengan ekor panjang, itu salah total,” kata Om Syamsul.

Menurut dia, murai batu bahorok justru memiliki panjang ekor mulai dari 15,5 cm – 19 cm saja. Sulit menemukan murai bahorok dengan panjang ekor 20 – 22,5 cm.

Ada yang bilang murai batu bahorok memiliki badan besar. Ini juga salah! “Yang sering saya jumpai, bodinya justru sedang-sedang saja atau mendekati ideal,” tambahnya.

Ada juga yang bilang murai bahorok punya ekor kaku, atau batangan lidinya besar, sehingga ekornya menjadi kaku. Ini juga tidak sepenuhnya betul.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Namun tak ada yang bisa mengingkari bahwa murai batu bahorok memiliki bodi yang menawan. Beberapa pengepul dan pemikatnya tersebar di sekitar wilayah Pulau Pisang, Bukit Lawang, Gotong Royong, Seruncing, dan Bandar Baru yang menembus ke wilayah Marike.

Tim SKL Bird Farm bersama para pemikat usai turun dari Gunung Leuser.

Jika sudah sampai di Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, kita bisa mencari informasi mengenai keberadaan pengepul atau bahkan tempat tinggal para pemikatnya.

Kawasan Seruncing dan Bandar Baru memang harus ditempuh dengan perjalanan kendaraan roda dua, terutama jika mau menuju ke Bandar Baru. Jika hujan, lebih baik perjalanan ditunda, mengingat kondisi jalan sangat licin.

Dulu, ketika keberadaan murai batu bahorok masih berlimpah, istilah murai batu medan lebih sering diidentikkan dengan murai batu bahorok. Sifatnya memang sangat liar, sebab habitatnya sangat jauh dari permukiman penduduk, atau jarang bersua dengan manusia kecuali pemikat burung, pencari kayu gaharu, dan pencari ikan air tawar.

Karena jarang sekali berinteraksi dengan manusia, proses penjinakan murai batu bahorok bakalan memerlukan waktu lebih lama, sampai akhirnya burung mau duduk di atas tangkringan.

Habitat eksklusif murai bahorok

Menurut Om Syamsul Saputro, murai batu bahorok memiliki beberapa habitat eksklusif. Artinya, tak semua murai batu bahorok itu bagus. “Kalau pada manusia, bagaimana caranya kita mendapatkan kembang desanya,” ujarnya.

Untuk memperoleh murai batu bahorok bakalan yang berkualitas, tentu kita harus bisa menemukan tukang pikat yang jujur. Harga murai bahorok berkualitas juga jauh di atas murai bahorok umumnya, dengan perkiraan 2-3 kali lipat lebih mahal.

Tukang pikat berpengalaman tentu faham mengenai hal ini. Saat hendak menangkap, mereka sudah mengetahui karakter masing-masing burung. Jika bisa menemukan tukang pikat yang jujur, dan bisa mendapatkan kembang desanya, tentunya kita akan puas.

Sejak dekade 1990-an, ketika terjadi booming murai batu bahorok, para pedagang di Medan kerap menyebut stok miliknya sebagai murai bahorok. Alhasil, para pembeli dari Jawa pun ikut-ikutan latah menyebut murai batu medan sebagai murai batu bahorok. Padahal belum tentu semuanya benar.

Di Sumatera, salah satu pemasok murai batu bahorok adalah Om Johan, pemilik Leuser Bird Shop di Pekanbaru, Riau. Di Jabodetabek ada penangkar murai batu bahorok, yaitu Altis Bird Farm Jakarta.

SKL Bird Farm yang bermarkas di Jatibarang, Indramayu, juga mempunyai seabrek pasangan indukan murai batu asli dari Bahorok. Bahkan Om Kicau pernah memuat proses hunting yang dilakukan Tim SKL Bird Farm ke kawasan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara.

(baca juga Secuil cerita petualangan Tim SKL Bird Farm ke Bahorok )

.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.