Melihat konservasi burung pleci yang dikembangkan 200 Volt

Ide pembuatan pakan khusus pleci merek 220 Volt

Dua tahun silam, sekitar awal Januari 2013, Om Ridho Renan KM diprotes salah seorang sahabatnya. Pasalnya, dia mulai memproduksi pakan burung pleci. Lha, apa salahnya?

Tunggu dulu! Sahabat itu mengatakan, “Ngapain loe jualan pakan pleci. Jenis ini lagi sepi. Lagian, mana enak maen burung kecil yang nggak ada suaranya gitu. Burung ngeriwik, eh.. tahu-tahu juara. Orang bisa cepat bosan main burung pleci”.

Celoteh sahabat itu ditanggapi Om Ridho dengan senyuman. Jawabnya, “Bro, loe pernah dengar pleci yang namanya Marjinal, Hercules, Baron, atau koleksi saya lainnya. Nah, bagaimana kalau dalam lomba berisi 64 gantangan, kualitas volume suaranya seperti itu semua?”

Sahabat itu tercenung sambil berujar, “Betul juga ya. Pasti seru tuh kalau suatu saat suara  volume pleci bisa tembus seperti itu,” katanya.

Dan terbukti memang, kontes pleci di berbagai blok kini makin semarak. Bersamaan itu pula makin banyak berdiri komunitas pleci di Tanah Air. Inilah yang melatarbelakangi gagasan untuk membuat pakan khusus pleci.

Namun ide pembuatan pakan khusus pleci 220 Volt berasal dari Om Ivan Paris, rekannya sesama pegiat di Kicau Mania. Ia membuat sampel lima bungkus. Kini, produknya sudah tersebar ke seluruh Indonesia, bahkan menembus negeri jiran Malaysia dan Singapura.

Untuk pemasaran, ia menggunakan jalur distribusi mandiri hasil silaturahmi di jaringan sosial. Hingga kini produknya menjadi andalan dan dipercaya pelanggan setianya.

“Keunggulan 220 Volt antara lain mampu menetralisasi efek doping, terutama efek negatifnya yang belakangan makin marak digunakan para pemain pleci,” kata Om Ridho.

( baca juga Om Ridho Renan KM: Pakan pleci 220 Volt tembus mancanegara )

Sebagai pemain yang sering menampilkan burungnya di lapangan, seperti Big Bang, Bla Bla, Hercules, Superman, Bandit dan lainnya, Om Ridho bersama karibnya seperti Om Ichsan dan Om Dwi turun dari satu lapangan ke lapangan lainnya.

Tim 220 Volt ini makin solid setelah sobat-sobat lainnya turut bergabung, misalnya Om Agil Van Houten, Om Itong Moyorahat, dan sebagainya.

Amunisi pleci pun makin  tangguh setelah kehadiran koleksi baru seperti Moreno, Uyee, Rawing, Samurai, Laser, Den Bagus, High Voltage, Taifun, dan Ombyokan. Belum Ditambah masuknya koleksi Koh Yudi Big Brother SF seperto Silet dan Robot, serta dari suhu R250CC: Lang Aba Kholik.

Kini 220 Volt Team sudah tersebar di wilayah-wilayah kantong seperti Purwakarta, Pandeglang Banten, Kuningan, Tasikmalaya, Malang, Ponorogo, Jogja, Semarang, Kudus, Purbalingga, Tegal, bahkan Pontianak. (d’one)

Kembali ke Halaman Awal