Banyak kenarimania punya gaco yang secara materi bagus, dalam arti lagu merdu, panjang-panjang, volume tembus, warna mungkin cerah, dan gayanya cuga apik. Tetapi itu hanya kalau di rumah, atau ketika ditrek dengan beberapa ekor burung saja.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Begitu digantung dalam lomba, burung juga fighter, langsung bunyi ketika melihat musuh. Terkadang disertai buka sayap. Namun, yang bikin jengkel dan malu (karena menjadi tertawaan teman-teman), burung juga ngelabrak jeruji sangkar!
Secara umum, orang akan menganalisa kenari ngelabrak saat lomba akibat setelannya terlalu tinggi, sehingga birahinya berlebihan. Agar mau bunyi dan fighter, birahi kenari memang harus disetel.
Kalau kurang birahi, kinerja burung juga nerkurang, mungkin lebih banyak ngetemnya. Tapi kalau birahi berlebihan, akibatnya ya seperti itu, ngelabrak jeruji, mengejar musuh yang ada di depannya.
Yang jelas, masalah ini tidak hanya dialami para pemula. Pemain kawakan pun sering mengalami kasus yang sama, dan terjadi pula pada kenari-kenari yang sudah punya nama besar.
Padahal, para pemain besar itu umumnya juga punya perawat khusus yang dapat dikatakan sangat ahli dan spesialis dalam merawat serta menyetel kenari.
Hal yang sama pernah dialami OmHelmy Asalvo, salah seorang master kenari isian yang mukim di Jogja. Banyak kenari orbitannya yang sukses menjuarai even nasional, misalnya Green Crown yang meraih doubler winner dalam even nasional Presiden Cup III di Jakarta, 22 Juni 2014.
( lihat Video kenari Green Crown milik Om Helmy Asalvo )
Tetapi pemain kenari sekelas Om Helmy pun pernah dibuat malu akibat perilaku ngelabrak jeruji yang dialami salah satu gaco kenarinya. Ketika menurunkan kenari Golden Crown di Taman Kuliner Jogja, beberapa waktu lalu, dia sudah optimistis gaconya bakal menang. Sepanjang lomba, sejak awal hingga menjelang akhir penilaian, Golden Crown tampil sangat bagus.
“Meski optimistis bakal meraih juara, saya deg-degan juga, takut burung nggak kuat. Waktu pun rasanya berjalan lama sekali, menunggu penilaian berakhir. Benar saja, tiba-tiba burung lompat dan ngelabrak juri. Jantung seperti berhenti berdetak. Beberapa teman ngeledek, berdehem dikeras-keraskan di dekat saya. Waduh, jengkel campur malu rasanya,” kenang Om Helmy.
Sehabis lomba yang memalukannya, Om Helmy meminta Om Ndoyok yang sehari-hari merawat kenari Golden Crown untuk mengubah asupan pakan. “Saya coba kurangi, karena asumsinya birahi burung kan ketinggian,” kata Om Helmy.
Tetapi setelah dicoba beberapa kali, “penyakit” ngelabrak itu tetap belum bisa hilang. Kadang hanya sekali dan pada akhir penilaian, tetapi terkadang sudah ngelabrak sejak awal lomba.
Akhirnya Om Helmy mencoba resep baru. Sebab berdasarkan pengamatannya, arah burung ngelarak selalu ke bagian depan atau belakang atau sejajar dengan arah pangkringan. Karena itu, dia memberi ranjau dari karet pentil pada kedua sisi tersebut.
Silakan lihat gambar berikut ini:
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Namanya juga terapi, tentu hanya bisa dilakukan selama kenari di rumah atau di kandang hariannya. Namun apabila selama di rumah sudah dibiasakan untuk takut ngelabrak, diharapkan selama lomba burung pun menjadi “lupa” atau takut ngelabrak jeruji.
Cara ini dilakukan Om Helmy terhadap Golden Crown sejak Senin hingga Kamis. Kenari bisa dipindah ke sangkar lomba sejak Jumat. Namun soal hari perlu disesuaikan dengan kebiasan burung, sehingga Anda bisa memindahkan ke sangkar lomba sejak Jumat, atau Sabtu, atau bahkan Minggu menjelang berangkat ke lapangan.
“Kalau mudah menyesuaikan diri dengan sangkar baru, sebaiknya dipindah Minggu pagi menjelang berangkat, itu lebih baik. Kalau lomba luar kota dan menginap, dan tempatnya terbatas, sebaiknya dipindahkan ke sangkar lomba sebelum berangkat pada Jumat malam atau Sabtu.
Resep ini sudah kelihatan hasilnya. “Dalam dua kontes terakhir, Golden Crown sudah tampil mapan, dan tidak mau lagi ngelabrak jeruji,” kata Om Helmy.
Dalam even Papburi Klaten di Gergunung, 14 Januari lalu, Golden Crown meraih juara 1 di Kelas Isian. Kemudian pada kontes Kawula Alit Road to Valentine, Minggu (18/1), burung ini tampil anteng dan kembali meraih juara 1. Gaco langganan juara seperti Tweety kepunyaan Om Susilo pun harus mengakui keunggulan Golden Crown.
Apakah Anda juga punya masalah soal kenari yang sering ngelabrak dan belum juga teratasi? Tak ada salahnya untuk mencoba terapi ala Om Helmy Asalvo ini. Gampang dan murah kok. (Waca)