Berbagai upaya dan edukasi yang dilakukan Mr Sol dan kawan-kawan dari Independen 1 Semarang agar lomba bisa makin tertib dan kondusif mulai menuai hasil. Hal itu terlihat dalam kontes Independent 1 di Wonderia Semarang, Minggu (1/2). Pagar besi kokoh yang dulu dipasang untuk menjaga ketertiban para peserta, kini mulai disingkirkan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Alih-alih memasang pagar pembatas, panitia malah menyediakan kursi agar para peserta dan penonton bisa duduk santai sambil mendengarkan suara burung.
“Tidak gampang menyadarkan peserta bahwa lomba tanpa teriak sesungguhnya lebih mengasyikkan dan memudahkan panitia maupun juri dalam penilaian. Namun, awal mulai teriakan memang karena peserta kurang percaya kepada tim juri. Seolah kalau tidak diteriaki, burung tidak diperhatikan. Padahal justru sebaliknya, kalau teriak terlalu kencang, justru konsentrasi juri terganggu,” jelas Mr Sol.
Pada jumlah burung yang terbatas, edukasi memang berhasil dilakukan oleh EO seperti Papburi. Namun pada even konvensional, kalau pun berhasil, biasanya mesti dijaga ketat oleh aparat, baik dari Kepolisian maupun TNI. Pagar pun tetap diperlukan, sebagaimana even-even akbar seperti Plaza Cup 3 belum lama ini di Semarang, juga Valentine Day di Jogja, Minggu (8/2) mendatang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Di Jawa Timur, Dewa 99 juga telah memulainya, sebagaimana ditunjukkan dalam kontes LBB Team Cup II belum lama ini. Independen mulai mengambil kebijakan yang berani, dengan menyingkirkan pagar sebagaimana kontes Papburi. Namun, sejauh ini, para peserta sudah bisa diajak tertib.
Tiga burung berhasil nyeri
Dalam kontes Independen 1 Semarang, pertarungan antarjago juga seru. Sejumlah burung papan atas dari berbagai kota turun di sini. Kenari Ballotelli milik Vicho RB (Remaja Baru Salatiga) tampil gemilang.
Dua kelas kenari dibabatnya habis. Ballotelli sebelumnya juga tampil kinclong dalam even Canary Fiesta PKJ di Ancol dan Papburi Klaten.
Om Vicho RB juga membawa jago lain yang relatif masih baru, yaitu murai batu Hecker. Hasilnya, Hecker meraih juara 1 di Kelas Sejati. Saat kali pertama diturunkan dalam WMP Cup 2 di Klaten, Hecker langsung menghentak merebut juara 1 dan 2.
Agus Nasa yang menurunkan murai batu Andromeda juga meraih juara 1 di Kelas Bintang. Murai koleksi Drs Suprodjo WS ini unggul atas Raja Setan milik Indra Double Breeder dari Handayani BC Gunungkidul.
Om Indra memang sedang rajin-rajinnya turun lomba. Kamis (29/1) lalu, Raja Setan tampil dalam Latpres Handayani Gunungkidul. Sehati kemudian mengikuti Latpres PKM di Pasar Hewan Plembon Klaten, dan hari Minggu turun di Semarang.
Selain kenari Ballotelli, ada dua gaco lainnya yang berhasil nyeri. Pertama, kacer Teves milik Herumulya dari Juwana Pati, yang kali ini memperkuat Duta Soeharto Cup. Kedua, cucak hijau Pandora orbitan Ajik / Didit dari Bolomanuk.
Kacer Teves memang langganan juara, khususnya di kawasan timur pantura Jateng. Di kawasan ini, bisa dikatakan Teves nyaris tanpa lawan. Beberapa kali gaco ini juga moncer di wilayah lain Blok Tengah.
Cucak hijau Pandora juga tampil meyakinkan, dan sukses menjuarai dua dari tiga kelas yang dilombakan. Satu sesi lagi, Kelas Bintang, dmenangi cucak hijau Raja milik Barlian K (Kudus).
Pendatang baru Mr Andika Alat berat juga membawa pulang trofi juara 1 melalui cendet Speed Crane. Jago andal lainnya seperti Sniper milik Robert Buldozer, yang sebelumnya nyeri di Muna Permai Kudus, kali ini harus mengakui keunggulan Speed Crane.
Lovebird Lady Gaga Duet Roni / Agung Jack dari Jangkar BC Semarang unggul di Kelas Bintang A. Namun Kelas Bintang B dimenangi lovebird Sena kepunyaan Dwi PB. (Waca)
Hasil Independen 1 Semarang (klik di sini)
Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.
Page: 1 2