Sama seperti burung kicauan, merpati balap juga punya penggemar fanatik di Indonesia. Bahkan dari waktu ke waktu terus bermunculan penggemar / penghobi baru. Biasanya penghobi baru masih agak kesulitan dalam mencari merpati balap prospektif, yang diharapkan bisa beradu cepat dalam lomba-lomba di daerah masing-masing.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sebagai panduan bagi penghobi baru / pemula, berikut ini 7 poin katuranggan pada merpati balap. Artikel ini bersumber pada Tabloid Agrobis Burung No 767 | Minggu III Februari 2015 yang bagus untuk penggemar merpati balap, khususnya pemula. Om Kicau hanya melakukan penyuntingan ulang dan penambahan beberapa materi yang diperlukan.
Memang tidak mudah untuk memprediksi kualitas merpati balap jika kita hanya mengandalkan pada pengamatan secara kasat mata saja. Jika memiliki dana cukup, cara yang lebih praktis adalah mampir ke peternak merpati balap yang produk-produknya pernah atau kerap moncer di arena balap.
Peternak dengan kriteria seperti inilah yang bisa disebut sebagai breeder merpati balap trah jawara. Pada sertifikat yang diberikan peternak saat pembelian, kita dapat melihat asalmula kedua induknya, baik jantan maupun betina.
Tetapi bagaimana jika dana belum memungkinkan? Ya, mau tak mau harus hunting ke peternak lain, atau ke pasar burung. Sebab banyak juga merpati balap prospektif, tetapi karena tidak pernah turun lomba, tentu saja belum pernah berprestasi.
Nah, inilah tujuh poin katuranggan yang mesti diperhatikan tatkala hunting merpati balap. Beberapa poin membutuhkan praktik, terutama memegang langsung burung merpati. Panduan ini tidak hanya bisa diterapkan saat hunting ke pasar burung, namun tetap perlu diterapkan pula saat bertandang ke peternak merpati balap trah juara:
1. KONDISI BULU
Berbeda dari katuranggan burung kicauan, maka kondisi bulu pada merpati balap harus diletakkan di urutan pertama. Mengapa? Pasalnya merpati balap mensyaratkan kondisi bulu yang prima, sebagai komponen utama saat terbang.
Ketika terbang, terlebih lagi dalam kontes adu cepat, yang berperan di sini bukan sekadar bulu sayap dan bulu ekor saja. Semua bulu, termasuk bulu dada dan bulu perut, juga ikut berperan menentukan cepat dan lambat kemampuan terbang seekor merpati.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Semua bulu merpati diusahakan tebal dan mengkilap, atau memiliki lapisan minyak (oil pigeon) yang cukup. Lapisan minyak berguna menjaga suhu tubuhnya agar stabil, serta mencegah bulu agar tidak mudah basah, dan membuat bulu menjadi kedap udara.
Selain itu, sayapnya juga harus rapat dan tebal. Ujung bulu pada sayap diusahakan panjang, bahkan bisa mencapai ujung ekor.
Adapun bulu ekornya rapi, membentuk satu kesatuan seperti angka 1 atau huruf “I”, dan harus rata atau flat. Jadi, ketika bulu ekor sedang mengembang, periksa kerataannya. Jangan memilih merpati balap yang bulu ekornya cembung saat mengembang / melebar.
Bulu-bulu ekornya harus aerodinamis saat terbang. Ini bisa dilihat saat merpati terbang, ekornya akan mengayun-ayun ke atas dan ke bawah. Pasalnya bulu ekor merupakan kemudi / kendali penting bagi burung ketika sedang terbang.
2. KONDISI MATA
Pilihlah merpati yang mempunyai mata bening dan bersih. Jangan cari burung yang matanya melotot keluar dari pelupuk mata. Bagian pelupuk matanya merah, tidak pucat, yang mencerminkan burung dalam kondisi sehat.
Bola mata pada burung merpati diusahakan memiliki tiga lingkaran warna, karena biasanya penanda bahwa merpati memiliki mental tangguh dan pantang menyerah.
Merpati balap yang baik juga memiliki pupil mata yang mampu merespon sinar secara cepat. Hal ini mencerminkan bahwa refleks, saraf, dan organ-organ bagian dalam merpati dalam kondisi baik.
3. KONDISI TUBUH
Jangan memilih merpati balap yang bobot badannya terlalu berat / kegemukan. Sebab hal ini dapat mengurangi kecepatan terbangnya. Otot-otot harus kering, dan dagingnya terasa lentur (gembur).
Dada besar membusung ke depan dan bawah, sehingga membuat titik berat burung berada di depan dada. Merpati dengan spesifikasi seperti ini memiliki kemampuan “membelah” angin saat menukik / turun secara sempurna.
Pundak harus rapat di samping kiri-kanan dada, dan jangan sampai terbuka. Pinggangnya ramping, tetapi bukan tepos seperti pelari jarak jauh. Jadi, besar namun ramping, karena akan mencerminkan kekuatan ginjalnya, dan diyakini memiliki power besar seperti pelari jarak pendek / sprinter.
Tetapi pegangan untuk pinggang harus proporsional dengan masing-masing bentuk tubuh merpati, yang semuanya tergantung dari selera masing-masing peraba.
4. TULANG SUPIT
Jarak antara kedua tulang supit jangan terlalu rapat, namun jangan pula terlalu renggang. Usahakan supitnya jangan putus atau patah. Tulang supit harus memiliki cukup ketebalan, karena ini berkaitan pula dengan kekuatan tulang burung secara keseluruhan.
5. KONDISI PARUH
Merpati mania yang berpengalaman umumnya memilih burung yang paruhnya tipis di bagian depan. Paruh terlihat seperti jatuh ke bawah, mirip paruh burung elang. Pilihlah paruh yang kering, atau ada retak-retak sedikit.
6. LUBANG HIDUNG
Bentuk lubang hidung (nares) harus sesuai dengan bentuk paruh merpati. Dalam hal ini, paruh kecil atau tipis biasanya identik dengan lubang hidung yang tidak besar.
7. KAKI DAN KUKU
Kaki merpati harus panjang dan ngelonjor lurus ke belakang saat kita pegang. Ciri ini mencerminkan kemampuan burung untuk mendarat (landing) secara sempurna. Kukunya tebal dan kering, karena kuku juga mencerminkan tulang burung secara keseluruhan.
Itulah tujuh poin katuranggan yang perlu diperhatikan saat hunting merpati balap prospektif. Tentu masih ada faktor lain yang menjadikan seekor merpati balap bisa berprestasi di lapangan, antara lain perawatan harian secara konsisten, pelatihan fisik, dan sebagainya.
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.