Harga pasaran lovebird ternakan lokal saat ini memang sedang merosot di beberapa daerah. Namun hal ini tak bisa dipukulrata, karena ada beberapa breeder yang mengaku belum terpengaruh kondisi tersebut. Salah satunya adalah Music Bird Farm (BF) milik Om Tony Music.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Boleh jadi, kestabilan harga lovebird produk Music BF ikut dipengaruhi oleh jejak rekam Om Tony selama ini, baik sebagai pemain lomba maupun ikut membantu even-even di Jabodebatek. Dengan kata lain, jejaring yang luas sangat mempengaruhi kestabilan harga, selain faktor menjaga kualitas produk itu sendiri.
Anakan lovebird hasil ternakan Om Tony Music terbilang laris manis dan banyak diminati kalangan pemain. Produknya memang terbatas, karena dia lebih menekankan kualitas.
Berbeda dari sebagian besar breeder lovebird yang mengandalkan hand feeding untuk membesarkan anakan, Om Tony justru membiarkan anakan diasuh sendiri oleh induknya. Konon, kualitas anakan lebih bagus.
Sejak memulai penangkaran lovebird lima tahun lalu, Om Tony hingga saat ini “hanya” mempunyai 25 pasang induk produktif. “Saya sengaja membatasi jumlah pasangan induk, agar penanganannya lebih maksimal. Semua induk pernah menjuarai lomba,” jelasnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sebagai peternak sekaligus pemain, Om Tony faham betul bagaimana kualitas seekor lovebird hasil ternakan bisa moncer di lapangan. Proses perkembangan anakan hingga dewasa diamatinya secara cermat. Bahkan pakan pun dia racik sendiri.
Setelah menetas, anakan dibiarkan dalam asuhan induknya. Kalau peternak lain biasanya memanen anakan saat berumur 1 minggu, Om Tony membiarkan anakan tetap dirawat induknya hingga umur 45 hari, atau sekitar 1,5 bulan. “Jadi, saya nggak perlu repot melolohnya,” ujarnya tersenyum.
Setelah berumur 45 hari, anakan ditempatkan dalam kandang koloni sampai umur 2-3 bulan. Tetapi sejak umur dua bulan, anakan-anakan lovebird menjalani proses pemasteran bersama, dipandu oleh lovebird yang memiliki suara ngekek panjang.
Tips pemasteran anakan lovebird ala Om Tony Music
Sebelum masuk ke masalah pemasteran, Om Tony Music mencoba menjelaskan perbedaan kualitas antara anakan lovebird yang diasuh induknya dan anakan yang dirawat melalui hand feeding.
Kalau dirawat induknya, anakan memiliki tubuh yang lebih kencang dan langsing. Pertumbuhannya juga lebih bagus, dan lebih sehat.
“Setelah besar, kualitas suaranya juga relatif lebih keras dan kasar. Burung juga lebih cepat meniru suara ngekek panjang induknya. Berbeda jika diloloh pemiliknya. Sampai besar, lovebird justru jadi punya kebiasaan lebih doyan makan. Artinya, lebih cepat birahi ketimbang rajin bunyi,” jelas Om Tony Music.
Meski apa yang diucapkanya masih bersifat debatable, Om Tony sudah membuktikannya melalui beberapa lovebird hasil ternakan Music BF. Misalnya Golden Music dan Super Music yang saat ini sudah berkali-kali moncer di lapangan.
Keduanya lovebird jenis spangle ini sudah meraih puluhan gelar juara. Sekarang Golden Music dan Super Music juga dijadikan burung master untuk anakan-anakan lovebird di penangkarannya.
“Apabila sudah berumur dua bulan, anakan lovebird diangkat dari kandang umbaran dan langsung ditempel burung master yang bersuara ngekek panjang. Jika rajin ditempel dan dimaster lovebird yang memiliki ngekek panjang, kelak anakan lovebird akan mengikutinya,” jelas Om Tony, ketika ditemui Om Kicau di penangkarannya, Ruko No 8E Jl Raya Ragunan (samping Bank BNI), Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Nah, berikut ini video pemasteran anakan lovebird di Music BF, dengan guru vokal lovebird Super Music: