Meski pamornya di arena lomba terus menyusut, percayalah… cucakrawa masih punya banyak penggemar di negeri ini. Burung kicauan yang sudah melegenda tersebut juga bisa menjadi sumber penghasilan bagi siapapun yang mau menangkarnya dengan sepenuh hati. Contohnya MBR Bird Farm (BF) Bogor milik Om Andri.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sudah empat tahun ini Om Andri beternak burung cucakrawa. Sebagian besar permasalahan, tantangan, serta kendala telah dialaminya, yang membuat pengalamannya kian bertambah.
“Mulai dari proses penjodohan, induk betina yang ogah bertelur, hingga piyik cucakrawa yang mati, semua pernah saya alami. Kuncinya memang harus sabar, telaten, mau belajar dari pengalaman,” kata Om Andri.
Dibantu istrinya, Om Andri menangkar cucakrawa dengan memanfaatkan sebuah kavling di dekat kediamannya. Empat tahun lalu, dia memulai breeding cucakrawa dengan tiga pasang induk saja.
Kini, MBR BF Bogor memiliki 17 pasang induk, 10 di antaranya sudah produksi. Setiap bulan bisa memanen rata-rata tiga pasang (6 ekor) anakan cucakrawa. Anakan dijual jika sudah berumur 1,5 bulan, dengan kode ring MBR.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Produknya sudah tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Harga anakan cucakrawa hasil penangkaran MBR BF dibanderol sekitar Rp 8 juta – Rp 8,5 juta per pasang.
“Mengingat jumlah pasangan induk terus bertambah, sekarang pengelolaan kandang saya percayakan kepada perawat khusus,” tutur Om Andri yang juga memiliki biro perjalanan umroh itu.
Tips beternak cucakrawa ala MBR BF Bogor
Secara garis besar, tips beternak yang dijalankan MBR BF Bogor tidak jauh berbeda dari penangkaran cucakrawa pada umumnya.
Menurut Om Andri, salah satu kunci keberhasilan dalam penangkaran cucakrawa adalah kontruksi kandang. Sebab konstruksi akan mempengaruhi suasana kandang, dan suasana kandang akan mempengaruhi kenyamanan burung cucakrawa dalam berjodoh maupun menjalankan tugas reproduksinya.
Lazimnya kandang cucakrawa, Om Andri menggunakan kandang model tertutup. Sebab cucakrawa cenderung sensitif terhadap manusia, binatang, dan lingkungan di sekitarnya.
Catatan Om Kicau:
Tidak semua kandang ternak cucakrawa bersifat tertutup. Ada juga yang menggunakan model terbuka seperti pernah ditulis Om Kicau dalam tautan di bawah ini:
- Menghapus mitos kandang tertutup penangkaran cucakrowo
- Struktur kandang penangkaran terbuka dan inkubator digital ala Sinar Mulia BF
Karena MBR BF menggunakan kandang model tertutup, maka seluruh dinding kandang (depan, belakang, sisi kiri, sisi kanan) dibuat dari bahan batu bata / batako.
Hanya separo bagian atasnya saja yang terbuka, dan ditutup dengan kawat halus. Lubang angin ditempatkan di atas dan bagian bawah kandang, agar sirkulasi udara berjalan lancar dan suasana di dalam kandang tetap sejuk.
Setiap petak kandang dibuat dengan lebar 1,2 meter, dengan panjang 3 meter dan tinggi 3 meter. Dalam hal ini, kandang memanjang ke belakang. Jadi kalau melihatnya dari depan, ukurannya adalah 1,2 meter yang merupakan lebar kandang.
Pintu utama kandang terbuat dari papan / pelat besi berukuran 50 x 60 cm2 atau seukuran tubuh manusia. Dengan demikian, pemilik / perawat bisa masuk untuk memanen anakan atau mengontrol kandang.
Selain itu, ada pintu kecil berukuran 20 x 20 cm2 untuk tempat memasukkan pakan dan air minum. Jadi, pemilik / perawat tidak perlu masuk kandang setiap hari, kecuali ketika memanen anakan atau untuk hal-hal lain yang bersifat emergency.
Untuk mengontrol segala aktivitas pasangan induk di dalam kandang, Om Andri tak perlu harus selalu memantau secara langsung. Sebab ada kamera CCTV di setiap kandang yang terhubung dengan monitor di ruang tamu.
Sarang yang digunakan model gantung, karena digemari burung cucakrawa yang sedang berproduksi. “Yang penting, ikatannya harus kuat dan tak gampang goyang ketika induk bolak-balik ke sarang,” kata Om Andri.
Bagian atas sarang menggunakan penutup sejenis caping agar terhindar dari guyuran atau tempias air hujan, maupun terpapar sengatan sinar matahari secara langsung.
Di dalam kandang disediakan bak mandi dengan air yang selalu mengalir sehingga selalu dalam kondisi bersih. Selain itu, suara air juga membuat burung merasa lebih nyaman.
Pepohonan juga disediakan di dalam kandang. Boleh ditanam secara langsung, boleh juga menggunakan pot. Tanaman yang digunakan bisa jenis beringin atau yang lainnya. Yang penting jangan terlalu tinggi, dan tidak terlalu rimbun.
Pasangan induk yang sudah berproduksi dibiarkan mengasuh anakannya hingga umur 10 hari. Kru MBR akan memanen anakan umur 10 hari, kemudian dipindah ke inkubator. Di sini, anakan cucakrawa dirawat hingga umur 1,5 bulan.
Sekitar dua minggu setelah anakan dipanen, pasangan induk kembali berproduksi. Untuk memenuhi kebutuhan pakannya, pasangan induk sebelum betinanya bertelur diberi pakan tambahan / extra fooding (EF) berupa jangrik sebanyak 15 ekor pada pagi hari, kemudian 15 ekor lagi pada sore hari. Pakan utama (voer dan pisang kepok) selalu disediakan setiap saat.
Tetapi apabila induk sedang merawat anaknya, porsi jangkrik ditingkatkan dua kali lipat, bahkan kalau perlu diberikan secara ad libitum alias tersedia setiap saat. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.