Sampai saat ini, belum banyak kicaumania Indonesia yang memanfaatkan belalang sebagai pakan tambahan / extra fooding (EF) bagi burung kicauannya. Pamor belalang sebagai EF belum sehebat jangkrik, kroto, dan ulat hongkong. Belalang biasanya baru dimanfaatkan sebagai EF alternatif ketika jangkrik sulit didapatkan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Hal ini berbeda dari kicaumania di negeri jiran, yang justru lebih sering menggunakan belalang ketimbang jangkrik dan kroto. Selain bisa mendongkrak stamina, belalang juga dapat meningkatkan mental dan kekuatan burung-burung tipe fighter atau petarung seperti murai batu, kacer, cendet, ciblek, dan sebagainya.
Belalang yang diberikan pun tidak perlu harus dalam kondisi hidup. Kita bisa mengolahnya dalam bentuk belalang kering, atau bisa juga diolah lagi menjadi tepung belalang, sebelum diberikan kepada burung kesayangan Anda.
Ada beberapa jenis belalang yang bisa dijumpai di sekitar kita, seperti belalang raja dan belalang kerek yang dikenal sebagai master andalan untuk burung-burung tipe petarung. Ada juga belalang hijau atau belalang kayu yang sering dimanfaatkan sebagai pakan burung.
Salah satu sebab belalang kurang popular sebagai pakan burung adalah ketersediaannya di pasar / kios burung yang amat terbatas. Tidak banyak orang yang menjual belalang untuk pakan burung, sehingga kita harus bersusah payah untuk mencarinya sendiri dengan berburu di kawasan persawahan atau perkebunan.
Karena itu, kalau kebetulan menjumpai belalang dijual di pasar / kios burung, Anda bisa mengolahnya dalam bentuk kering, sehingga bisa digunakan sewaktu-waktu, termasuk ketika kehabisan stok pakan jangkrik. Belalang kering ini bisa diberikan begitu saja, atau diolah dulu menjadi tepung belalang.
Di beberapa negara seperti Singapura, Hongkong, dan Tiongkok, pakan belalang kering maupun tepung belalang sangat diminati penggemar burung hwamei. Perlu diketahui, burung hwamei di Tiongkok belakangan ini lebih sering ditarungkan dalam arti sebenarnya, sebagaimana ayam bangkok.
Untuk mendongkrak stamina dan mentalnya, mereka rutin memberikan belalang kering atau tepung belalang. Kita bisa mengadopsinya untuk burung kicauan tipe fighter seperti murai batu, kacer, cendet, dan ciblek, bahkan dapat pula dicoba pada ayam bangkok, ayam vietnam, ayam filipina, dan ayam petarung lainnya.
Cara membuat pakan belalang kering
Untuk membuat belalang kering atau tepung belalang, bahan utama yang dibutuhkan adalah belalang hijau atau belalang kayu. Belalang yang masih hidup harus direndam dulu dalam air panas untuk membunuh bakteri, jamur, dan parasit seperti cacing yang kemungkinan menginfeksi tubuh bagian dalam belalang tersebut.
( baca juga Waspadai belalang berparasit sebelum diberikan kepada burung )
Nah, gambar di bawah ini menunjukkan bentuk belalang setelah direndam dalam air panas.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selanjutnya, belalang diangkat dan ditiriskan. Setelah itu, semua belalang disimpan dalam wadah tahan panas atau loyang, lalu dikeringkan dalam oven suhu sedang selama beberapa menit atau sampai belalang menjadi kering tapi tidak hangus. Dalam hal ini, Anda bisa memeriksanya secara berkala.
Jika belalang sudah kering, maka tahap pertama telah selesai. Anda bisa mendinginkan belalang-belalang tersebut jika ingin menyimpannya dalam bentuk belalang kering. Masukkan belalang kering ke dalam toples, dengan tutup kedap udara atau dalam kantung plastik bersegel.
Tetapi jika ingin melanjutkan ke tahap berikutnya, yaitu membuat tepung belalang, maka Anda harus memasukkan belalang kering ke dalam blender lalu menggilingnya hingga menjadi tepung.
Tepung yang sudah jadi disimpan dalam toples dengan tutup kedap udara, atau disimpan dalam kantung plastik bersegel.
Selanjutnya, bahan pakan ini bisa diberikan sebagai pakan tambahan bagi burung kicauan di rumah, terutama jenis burung petarung seperti murai batu, kacer, cendet, dan ciblek. Bolehkah diberikan kepada jenis burung yang bukan tipe petarung? Tentu saja boleh.