Tepuk tangan membahana di Balai Desa Dompyongan, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Minggu (17/5), begitu penilaian final Kelas Standar Janoko dinyatakan usai. Inilah kelas bergengsi dalam kontes HUT PPK1 Parikesit di gedung tersebut. Tiketnya dibanderol Rp 300 ribu, dan juara 1 memperoleh hadiah sepeda motor.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sejumlah peserta memberi ucapan selamat kepada Eza dan Yuli Caponiery yang menggantang kenari Reog pada nomor gantangan 9. Para peserta dan penonton memang memprediksi kenari itulah yang bakal memenangi laga final.
Ini terlihat dari kerjanya yang menawan selama penilaian berlangsung. Reog menjadi kandidat untuk menjuarai Kelas Standar Janoko, selain dua gaco lainnya yaitu kenari Koboy (gantangan 7) dan kenari Pegassus (gantangan 5).
Tetapi, semua itu baru prediksi awal. Bagaimana pun, juara baru ditentukan setelah juri-juri merekap hasil penilaiannya. Sementara petugas rekap sedang menghitung, panitia melombakan final terakhir yaitu Kelas Ring Papburi Klaten.
Ketika penilaian Kelas Ring Papburi Klaten selesai, hasil penghitungan nilai di final Standar Janoko pun diumumkan, dimulai dari ranking 10. Sebagian peserta harap-harap cemas, berharap kenarinya disebut paling akhir yang berarti juara 1, dan itu berarti berhak membawa pulang sepeda motor.
Ya, nama yang disebut terakhir memang kenari Reog milik Om Eza, yang berada di nomor gantangan 9. Juara kedua dan ketiga diraih Koboy milik Arsi 88 dan Pegassus milik SKC Jogja Team. Hasil ini cocok dengan prediksi penonton dan peserta.
Di beberapa kelas lain pun, perkiraan mereka terhadap hasil penilaian, khususnya di final, tidak meleset. Hal ini membuat lomba sejak pagi hingga selesai sekitar pukul 17.00 terbebas dari komplain peserta. Bahkan keluhan ringan pun nyaris tak terdengar.
Semua ini membuat kru panitia yang dipimpin Om Kelik Jenggot merasa lega, puas, bangga, sekaligus terharu. Artinya, muncul pemahaman bagus dari pemain dan penonton mengenai penilaian kontes di PPK1 Parikesit.
“Sebenarnya kami lelah sekali. Namun rasa lelah itu langsung hilang setelah kontes terselesaikan dan bisa dikatakan sukses,” ujar Om Kelik.
Semua kelas juga full peserta, termasuk Kelas Standar Janoko. Hanya Kelas Isian yang pesertanya tak mencapai 60 gantangan, serta Kelas PPK1 Parikesit yang memang hanya melombakan kenari-kenari milik panitia saja.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
“Kami sengaja membuka kelas khusus panitia, supaya teman panitia yang mempunyai burung, serta dalam kondisi fit, juga bisa melombakan burungnya, tanpa mengganggu atau mengambil jatah kelas-kelas lain yang sepenuhnya untuk peserta umum alias bukan panitia,” jelas Om Kelik.
Yang mengharukan, saat penyerahan piagam, trofi, dan kunci sepeda motor secara simbolik, MC pun memanggil dan menanyakan dari mana asal Om Eza. Sang juara menjawab dari Manisrenggo, tetapi tubuhnya gemetar, begitu pula suaranya.
“Ini Mas Eza sampai gemetar, sulit sekali mengucapkannya. Jadi, semua bersaksi ya, ini juaranya peserta murni, bukan burung panitia, maupun pihak lain yang berkaitan dengan panitia,” kata MC.
Meski berada di posisi kedua, penampilan kenari Koboy milik Arsi 88 juga bagus. Kenari yorkshire impor ini sukses menjuarai Kelas Standar Puntodewo.
Kali ini, Koboy mampu mengungguli kenari Reog yang harus puas berada di urutan kedua. Juara ketiga diraih kenari Abimanyu milik Mendem Jaya, yang sebelumnya menjuarai even Road to BnR Award di Jogja Expo Center, Kamis (14/5).
Om Vicho dari Remaja Baru Salatiga menurunkan dua kenari andalannya, Balloteli dan Kimcil. Kedua gaco ini sebelumnya sukses menjuarai Boyolali Cup I di Alun-Alun Boyolali, Minggu (10/5). Sayangnya kali ini harus mengakui keunggulan lawan-lawannya.
“Penampilan Balloteli di final (Standar Puntodewo) memang kurang maksimal. Tetapi kenari Kimcil di final (Standar Kecil Nakulo Sadewo) sebenarnya tampil cukup bagus. Sayangnya pakai ngelabrak. Jadi juara ketiga pun sudah cukup bagus,” ujar Andre Ciu, mekanik kedua kenari koleksi Om Vicho.
Setelah even ini, banyak sekali kontes khusus kenari di berbagai daerah, antara lain Papburi Sragen (31/5), Canary Solo Raya (7/6), Papburi Rembang (14/6), hingga Triwulanan Caponiery Suara Alam di Sleman, 28 Juni 2015. (Waca)
Hasil Lomba HUT PPK1 Parikesit Klaten (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.