Perkembangan burung kicauan di Indonesia saat ini makin pesat. Hal ini berpengaruh besar terhadap para peternak burung. Siapa yang pandai memanfaatkan peluang bakal menangguk keuntungan besar. Ok, kali ini Om Kicau ingin mengajak Anda mengikuti perkembangan terbaru breeding kenari Sekar Kencana Canary Jogja Bird Farm (SKC JGJ BF) yang dikelola Om Anggasona.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kebetulan Om Kicau mengikuti perjalanan SKC JGJ BF sejak awal berdirinya. Bahkan Om Angga pun memulainya dari nol, dengan membaca aneka referensi penangkaran burung kenari, termasuk tips-tips yang pernah tayang di omkicau.com.
SKC JGJ BF sebenarnya berdiri sejak akhir tahun 2011. Namun waktu itu Om Angga belum turun ke lapangan, masih sebatas bagaimana mencetak anakan kenari. Jadi belum ada embel-embel mencetak anakan kenari trah prestasi.
Semua produk kenari hasil ternak Sekar Kencana Jogja BF ini memiliki ring seperti terlihat pada gambar di bawah ini:
Anakan kenari yang dihasilkan bervariasi, mulai dari jenis AF sampai Seri F dari yorkshire (YS). Namun sekarang SKC JGJ BF lebih fokus memproduksi anakan kenari jenis AF, lantaran permintaannya sangat tinggi.
Sejak Mei 2014, Om Angga mulai mengenal dunia lomba. “Yang memperkenalkan Om Yogi, kerabat dekat saya, yang saat ini juga anggota SKC JGJ Team,” kata Om Angga.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Tiga siasat bagi para penangkar kenari
Untuk meningkatkan harga jual anakan kenari, para penangkar punya beberapa siasat. Ada yang fokus beternak saja, tanpa pernah ikut lomba. Siasat ini memang membuat seorang breeder bisa fokus pada penangkaran.
Tetapi kelemahannya, kualitas kenari yang dihasilkannya tidak / belum teruji di lapangan. Alhasil, nilai jualnya relatif standar. Bahkan saat harga kenari terombang-ambing, si peternak tidak punya opsi lain, kecuali mengalah pada situasi-kondisi pasaran.
Om Angga pun dulu seperti itu. Namun stateginya sekarang diubah, dengan aktif mengikuti lomba, setidaknya membentuk tim khusus lomba. Itu sebabnya, dipandu Om Yogi, Sekar Kencana kini memiliki tim khusus lomba yang bernama SKC JGJ Team.
“Kalau ada waktu senggang, saya ikut lomba. Kalau tidak sempat, sudah ada tim yang dipimpin Om Yogi. Yang penting, saya bisa mencoba jagoan-jagoan kenari. Jika bisamenjadi jawara, bahkan berkali-kali, nanti dijadikan induk jantan. Contohnya kenari Pesona Kencana, yang sudah puluhan kali menjuarai lomba, dan kini menjadi salah satu indukan di SKC JGJ BF,” tambah Om Angga.
Siasat ketiga merupakan jalan tengah di antara kedua siasat sebelumnya. Peternak tidak perlu ikut lomba, tetapi induk yang digunakan harus benar-benar berkualitas, kalau perlu membeli burung jawara. Kalau anakan kenari yang dihasilkan dibeli orang lain, kemudian juara, tentu kepercayaan konsumen makin meningkat.
Siasat kedua dan ketiga memiliki keuntungan tersendiri, yaitu peternak bisa menjual produknya dengan harga yang relatif tinggi, stabil, alias tidak terombang-ambing harga pasaran. Sebab pembeli sudah punya kepercayaan tersendiri, karena banyak produknya yang moncer di lapangan.
Kembali ke Om Angga, yang ternyata memilih siasat kedua: beternak, sekaligus aktif ke lapangan. Kenari Pesona Kencana (jenis F3YS) menjadi ikon SKC JGJ BF, lantaran kerap menjuarai lomba di Jogja dan Klaten, baik lomba konvensional maupun kontes khusus kenari di lingkungan Papburi.
“Dulu kenari Pesona Kencana saya turunkan dalam beberapa lomba model konvensional di Jogja. Namun sejak awal tahun 2015, Pesona Kencana saya fokuskan mengikuti lomba ala Papburi. Saya ingin mencari suasana yang berbeda, lebih tenang, dan dengan pakem penilaian yang lebih akurat untuk kenari,” lanjut Om Angga.
Meski sudah lama menjadi pejantan unggulan di kandang ternak, Pesona Kencana sesekali mengikuti lomba dan masih saja berprestasi. Dalam Latpres Spesial Ramadhan yang diadakan Caponiery Suara Alam, Minggu (28/6), Pesona Kencana meraih juara 3 Kelas Standar A. Pelan sebelumnya, dalam Latpres Papburi Klaten di Balai Desa Gergunung, burung ini juga meraih juara ketiga.
Selain Pesona Kencana, SKC JGJ BF juga punya beberapa amunisi kenari jawara, misalnya Bulldozer (YS), Cheetah (F3YS), dan Poseidon (F2YS). Semuanya juga sudah masuk kandang ternak, meski tetap dilombakan. Ketiga gaco ini pernah menjuarai even-even di seputaran Jogja, mulai dari Posma Sembegeo, Bodem, Kawula Alit, TKKM, KMYK, Modalan, hingga Caponiery Suara Alam di Sleman.
Saat ini Om Angga sedang fokus di ruangan breeding, kendati sesekali diselingi lomba. Pasalnya, permintaan anakan kenari trah prestasi makin tinggi, terutama jenis AF. Hal ini bisa dilihat dari sistem penjualan anakan di SKC JGJ BF yang hanya melewati jalur indent alias pesan dulu.
“Mengingat permintaan sangat banyak, sekarang jarang sekali ready stock, kecuali jika ada pesanan yang batal diambil atau ada kelebihan produksi,” jelas Om Angga.
Beberapa anakan kenari dengan ring SKC JGJ BF kini sudah meraih prestasi di tangan para pembeli. Misalnya Panzer (ring SKC JGJ BF 176) milik Om Agus Otoenk di Bekasi. Burung ini merupakan anakan dari Poseidon.
Ada lagi kenari Si Mbull (ring SKC JGJ BF 164) yang kini berada di Cirebon, di tangan Om Aldy. Si Mbull merupakan anakan kenari Pesona Kencana.
Saat ini kenari jenis AF produksi SKC JGJ BF hampir mencapai ring ke-300. Harga mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta per ekor, umur 30-40 hari. “Soal harga memang relatif, karena semuanya tergantung postur, asal-usul induk jantan dan betina, bahkan tergantung pula dari kecocokan dan kepercayaan,” ujarnya.
Dulu, sebelum fokus mencetak kenari trah prestasi, harga anakan kenari AF pada umur yang sama rata-rata di bawah Rp 1,5 juta. Tetapi para pembeli yang merupakan pemain lebih senang mendapatkan anakan kenari trah prestasi, meski harganya lebih mahal.
Om Angga jarang menjual anakan kenari yang umurnya dua bulan lebih. Biasanya sudah ludes saat umur 30 – 40 hari. Sebagian besar pembeli justru berasal dari luar Jogja, termasuk Om Aldy yang mukim di Cirebon dan Om Agus di Bekasi.
Berikut ini beberapa anakan kenari AF ring SKC JGJ BF milik Om Angga, yang dari segi bodi dan postur tak kalah dari anakan kenari Seri F dari YS:
Sekitar 90% induk betina hasil ternak SKC JGJ BF
Untuk mencetak anakan berkualitas memang tidak mudah. Om Angga pun tidak sembarangan menggunakan materi kenari betina. Saat ini, sekitar 90% induk betina merupakan hasil breeding sendiri, yang diseleksi secara ketat.
“Dalam dua bulan terakhir ini, saya terus melakukan regenerasi calon induk betina. Sebab hal ini menentukan kualitas bibit, bebet, dan bobot dari setiap anakan kenari. Selain itu, saya tak perlu repot membeli indukan yang belum tentu jelas asal-usulnya,” tuturnya.
Mengingat saat ini masih fokus melakukan regenerasi calon induk betina, atau dalam dunia peternakan disebut replacement, untuk sementara waktu SKC JGC BF menutup dulu penjualan anakan kenari model indent. “Insya Allah, satu atau dua bulan lagi, model indent siap dibuka lagi,” tandas Om Angga.