Gelaran Happy Sunday Fiesta 3 PBI DKI Jakarta di Depok, 21 Juni 2015, menjadi debut perdana murai batu Raca Cobra (RC) setelah menuntaskan masa mabungnya yang berlangsung selama 3,5 bulan. Saat itu RC “hanya” meraih juara 2 dan 3.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Pekan berikutnya, dalam kontes Independen Enterprise di Lapangan Kir Mobil Jakarta Selatan (28/6), RC langsung menggebrak dengan meraih juara 1 dan 2.
Melihat prestasinya dalam dua pekan terakhir ini, Om Aad Ciganjur selaku pemiliknya merasa optimistis murai batu Raja Cobra bakal kembali merajai kembali even-even penting di kawasan Jabodetabek.
Sebelum mabung, RC memang sedang dalam kondisi puncak. Setiap pekan mengikuti lomba dan hampir selalu memetik kemenangan. Sejak awal tahun 2015, RC sukses menjuarai berbagai even, antara lain Kapolres Depok Cup (11/1), Milenium Cup (18/1), Anniversary Inyok BC Depok (25/1), dan Duta KM Cup III (1/2).
Beberapa hari menjelang mabung pun, Raja Cobra masih mampu meraih juara 2 di Lapangan Arcici, Jakarta Pusat, 8 Februari lalu. Setelah itu RC mabung. Bagaimana cara dia merawat RC saat mabung, silakan lihat arsipnya dalam tautan di bawah ini:
Tips Om Aad menangani murai batu saat mabung
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Usai menjuarai Duta KM Cup III, Om Aad didatangi seorang kicaumania berkantung tebal asal Jawa Timur. Tak perlu disebut namanya. Yang jelas, orang tersebut berminat meminang murai batu Raja Cobra.
“Bayarnya nggak pakai duit, tapi hendak ditukar dengan sebuah mobil Honda Jazz seken. Saya senang mendapat tawaran seperti itu, karena berarti dia mengapresiasi prestasi RC. Namun, saat ini saya belum berniat melepasnya,” kata Om Aad kepada omkicau.com.
Postur tubuh Raja Cobra sebenarnya relatif lebih kecil daripada murai batu pada umumnya. Tapi aksinya terbilang trengginas, tidak keder terhadap siapapun yang menjadi musuh di sebelahnya.
Saat bertarung di lapangan, RC selalu menampilkan gayanya yang khas sehingga mudah dikenali para penonton yang kerap menyaksikannya.
Burung ini selalu membusungkan dadanya sambil membuka sayapnya, menyerupai gaya seekor burung kacer. Kepalanya kerap nyeklek ke atas, mirip gaya pentet saat membawakan materi lagu-lagunya.
Murai batu Raja Cobra juga mempunyai karakter bak mesin diesel: makin panas makin tampil maksimal. Pada berbagai even, performa RC biasanya menjadi lebih maksimal kalau turun pada sesi kedua dan ketiga. “Jadi harus pemanasan dulu, baru on-fire,” jelas Om Aad.
Perawatan murai batu Raja Cobra pascamabung
Seperti dijelaskan di bagian awal, murai batu Raja Cobra menjalani masa mabungnya selama 3,5 bulan. Menurut Om Aad, masa istirahatnya ini terlalu singkat.
Saat berlomba di Happy Sunday Fiesta 3 dan Independen Enterprise, kondisi RC belum fit sepenuhnya, baru sekitar 80% dari performa sesungguhnya.
“Bulu-bulunya belum tumbuh maksimal. Mestinya butuh istirahat lagi satu bulan, sampai bulu-bulunya tumbuh maksimal. Saya hanya ingin melihat bagaimana kinerjanya setelah mabung, eh.. malah nyaris double winner di Independen Enterprise,” kata Om Aad.
Perawatan murai batu Raja Cobra pascamabung sebenarnya tidak jauh berbeda dari masa-masa sebelum mabung. Setiap pagi, sekitar pukul 07.00, kerodong dibuka, lalu burung dianginkan sambil diberi 7 ekor jangkrik.
“Setelah itu dijemur. Durasi penjemuran lumayan lama, sampai jam sebelas siang. Usai dijemur, burung dianginkan di tempat sejuk, kemudian dikerodong agar istirahat,” tambah Om Aad.
Sore pukul 16.00, kerodong dibuka. Burung lalu masuk bak mandi, sambil diangin-anginkan 15 menit, diberi 5 ekor jangkrik. Jadwal mandi RC memang setiap hari, tapi dilakukan pada waktu sore hari.
Apakah RC juga diumbar? Ya! Tapi hanya dua kali dalam seminggu, yaitu Selasa dan Rabu. Itu dilakukan sejak pagi (setelah buka kerodong) hingga pukul 11.00.
Panjang kandang umbaran 2,5 meter, sehingga memungkinkan RC terbang bolak-balik untuk melemaskan otot-otot sayapnya, sekaligus menambah staminanya di lapangan.
Selama ini, murai batu Raja Cobra memiliki materi isian andalan berupa tembakan cililin yang dibawakan bersusun panjang-panjang, tembakan cucak jenggot, diselingi lagu kenari dan suara burung-burung kecil lainnya seperti cici padi dan burung-madu (“kolibri”).
“Namun selesai mabung kemarin, ada tambahan materi isiannya, yaitu tonjolan suara burung gereja tarung dan suara ngebren ciblek yang juga dibawakannya panjang-panjang. “Jadi isiannya sekarang makin komplet,” tutur Om Aad.
Selama di tangannya, murai batu Raja Cobra sudah menjuarai lebih dari 30 kali (khusus juara 1), baik dalam even latpres maupun lomba. Sobat kicaumania yang ingin sharing perawatan murai batu lomba bisa berkomunikasi dengan Om Aad Ciganjur via BB: Pin 2B0F598C. (d’one)