Secara umum, situasi perekonomian nasional saat ini memang sedang surut. Dalam situasi begini, orang pun makin pelit mengeluarkan uangnya, kecuali untuk kebutuhan yang benar-benar penting dan perlu. Tidak heran jika banyak pelaku usaha mengalami penurunan omzet penjualan, termasuk para bakul dan breeder kenari.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tetapi sebagian breeder kenari nyaris tak “tersentuh” krisis. Itu karena produknya dikenal paten, berasal dari trah juara. Salah satunya adalah Om Rofiq Asngudi yang berdomisili di kawasan Kalasan, Kabupaten Sleman, DIY.
“Alhamdulillah, permintaan anakan kenari tetap tinggi, sementara kapasitas produksi untuk memenuhi permintaan itu justru masih terbatas,” kata Om Rofiq.
Namanya memang belum terlalu popular. Hanya kalangan terbatas saja yang mengenalnya, yaitu rekan-rekan pengorbit kenari di lapangan. Sebagian besar produknya memang dibeli para pengorbit kenari dan sebagian lagi dijual melalui jejaring sosial.
Mulanya Om Rofiq mencetak kenari postur. Tetapi karena perkembangan dan permintaan pasar, kini dia juga mencetak kenari trah jawara. Jadi, bukan lagi sekadar mengejar postur, apalagi warna.
Om Rofiq memulai breeding kenari setelah membeli jagoan bernama Joss Gandoz dari Om Astono (Tapal Batas Jogja), yang kini menjabat ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) Cabang Bantul. Joss Gandoz kerap menjuarai even di wilayah Jogja, bahkan pernah juara dalam kontes level nasional.
Karena prestasinya ini, Om Rofiq berminat menjadikan Joss Gandoz sebagai pejantan di kandang ternaknya, agar bisa menghasilkan keturunan yang hebat pula.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Meski sekarang sudah menjadi indukan, bahkan memiliki anakan cukup banyak, kenari Joss Gandoz yang berumur sekitar 3 tahun itu tetap sering diturunkannya dalam berbagai even. Bahkan dalam even PPK-3 Jakapodang di Klaten (6/7) dan Penny Jaya SF di Jogja (12/7), gaco ini masih mampu bertengger di papan atas.
“Anakan Joss Gandoz sudah tersebar luas di berbagai daerah, bahkan mulai ada pesanan dari luar Jawa. Dulu belum ada ring, jadi agak repot melacaknya. Sekarang sudah ada ringnya, agar mudah memantau perkembangan anakannya,” tutur Om Rofiq.
Menurutnya, burung yang memakai ring lebih meyakinkan. Tak hanya membuat bangga penangkarnya, tetapi juga pembeli burung ring tersebut. Bulan ini (Agustus 2015), ring yang diberi nama GUPALA mulai dirilis, dan dilengkapi dengan data induk jantan dan induk betina, sehingga silsilahnya mudah dirunut.
Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...
Mengingat permintaan tetap tinggi, Om Rofiq terus berburu jagoan andal, berkualitas, dan berprestasi, untuk menambah materi indukan. Beberapa kenari jawara sudah masuk kandang seperti Marsinah milik Reza Bekasi, Panda milik Om Billy, dan Dumilah milik Om Anto Kudus.
Kendati demikian, yang dicari Om Rofiq tentu bukan sekadar induk jantan saja, tetapi juga induk betina yang berkualitas. Sebab sifat-sifat genetik induk jantan dan induk betina akan diwariskan kepada anak-anaknya.
Om Rofiq mengakui, anakan kenari dalam satu tetasan belum tentu mempunyai kesamaan dengan induk jantan. Sebab setiap anakan akan mewarisi sifat genetik dari bapak dan ibunya. Ada yang dominan ibu, ada yang dominan bapak, dan ada juga yang berimbang.
Karena itulah, yang diperhatikannya bukan sekadar kualitas induk jantan (bapak), tetapi juga kualitas ibu atau induk betina. Dalam hal ini, induk betina harus merupakan keturunan dari pejantan yang jawara. Dengan model begitu, mau dominan bapak atau ibu, anakan kenari yang dihasilkannya tetap berkualitas dan ini sudah dibuktikan oleh sebagian besar pembeli dan pelanggannya di berbagai daerah.
“Beberapa pembeli juga pandai membidik anakan prospek. Mereka membeli paket anakan satu tetasan, agar salah satu atau beberapa di antaranya kelak moncer di lapangan,” jelasnya. (Waca)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.