Mencetak hattrick dan quattrik sebenarnya hal biasa bagi lovebird Kusumo. Tapi jika even berlangsung hingga malam, termasuk kelas lovebird dimainkan selepas maghrib, Kusumo biasanya tidak mau nampil sehebat seperti saat hari masih terang.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Berbagai fakta membuktikan hal itu, termasuk dalam even Asia Afrika Cup di Bandung dan BnR Award di Jakarta beberapa waktu lalu. Sering ada gaco lain yang mampu mengalahkan Kusumo tatkala suasana di lapangan sudah temaram.
Namun dalam kontes Redy Cup di Pasar Seni Taman Gabusan, Jl Parangtritis Jogja, Minggu (9/8) lalu, lovebird Kusumo tampil beda. Meski sesi terakhir lovebird digelar selepas maghrib, dibantu penerangan lampu, Kusumo masih mampu bertarung dan meraih juara pertama.
Kemenangan pada sesi terakhir membawa lovebird Kusumo koleksi H Sigit WMP ini menjadi satu-satu burung yang mampu mencetak quattrick alias empat kali juara 1. Gaco ini sebelumnya sudah menjuarai tiga kelas yang digelar saat hari masih terang.
“Tapi jujur saja, penampilan Kusumo di sesi terakhir tetap menurun kalau dibandingkan dengan tiga sesi awal, ketika hari masing terang. Hanya saja, dibandingkan musuh-musuhnya, penampilan Kusumo masih lebih bagus sehingga tetap merebut juara pertama,” tutur Om Sigit WMP kepada omkicau.com.
Gelaran Redy Cup yang dikemas BnR Jogja dihadiri sejumlah burung papan atas di Blok Tengah. Misalnya kacer Dewa Serayu milik H Fitri BKS Samarinda yang diturunkan Om Damar serta anis merah Raja Lenong milik H Mansur (Muntilan). Keduanya sama-sama meraih double winner.
Panitia membuka tiga kelas kacer. Dewa Serayu menjuarai kelas utama Redy dan Kelas Basudewo. Satu kelas lagi, Sangrillla, dimenangi kacer Joko Bejo milik Mr King Tangerang.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Jagoan lain yang nyeri juara 1 adalah kenari Brilliant. Burung milik Om Rudi dari RKJ BF ini tampil sebagai juara 1 Kelas Standar Kecil Basudewa dan Sangrilla. Lawan yang ditaklukkannya merupakan langganan juara di Blok Barat, yaitu kenari Centil milik Om Teguh Walet dan Robin Hood milik Om Fitri BKS.
Bahkan secara personal, Om Rudi RKJ juga mencetak quattrik. Sebab kenarinya yang lain, Lion King, tidak terkalahkan di Kelas Yokshire.
Om Rudi RKJ bukanlah nama baru di kalangan penggemar kenari. Lelaki yang tinggal di sebelah utara JEC (Jogja Expo Center) ini dikenal sebagai breeder kenari berkualitas.
Panitia juga membuka tiga kelas kenari standar bebas, yang masing-masing dijuarai Putra Pangeran milik Om Bakat (Wallet BC), Parikesit milik Mr Deko Samarinda, dan Anabel milik Capt Ariga (Cakrawala SF).
Murai batu Surya kembali mengejutkan
Di kelas murai batu, pendatang baru Surya milik Om Aditya (Salatiga) kembali mengguncang publik Jogja dengan merebut juara 1 dan 2. Ini merupakan penampilan kedua murai batu Surya di arena lomba. Even perdana yang diikutinya adalah Anniversary Pakica Ampel Boyolali, 26 Juli lalu, yang juga dijuarainya.
Apa yang dialami Om Aditya lumayan unik. “Surya itu burung rumahan. Saya membelinya dalam kondisi mabung, sama sekali tidak pernah memantau penampilannya di lapangan. Saya suka postur tubuhnya, kemudian langsung saya beli,” kata Om Aditya.
Beberapa waktu kemudian, Surya beres mabung. Materinya ternyata sungguh oke, penampilannya pun mengagumkan. Om Aditya pun makin pede, dan berencana menurunkan kembali gaconya dalam kontes Gubernur Jateng Cup di Semarang (16/8) dan Piala Raja di Jogja (6/9.
MB Surya mencetak kemenangan di Kelas Redy. Juara kedua dan ketiga diraih murai batu Jaguar koleksi Om Andi Donk (Jogja All Star) dan Marques milik Om Daris SF (Cawas Klaten).
Jaguar kemudian menjuara Kelas Basudewa, mengungguli murai batu Marques serta Bintang Atlas milik Om Ming Basket (Surabaya).
Kelas Sangrilla dijuarai Kaila milik Om Sigit WMP. Hebatnya, Kaila merupakan murai batu ring. Kali ini MB Surya harus puas menempati posisi runner-up, diikuti Kian Santang milik Om Dedy Trans (Walet BC).
Om Daris secara sportif bisa menerima keputusan juri. Meski penampilan MB Marques sebenarnya layak jadi juara pertama, dia cukup puas gaconya meraih juara 2 dan 3.
“Gimana ya, bendera A pecah semua. Tapi masih lumayanlah kebagian juara dua dan tiga. Kalau pakem di sini memang seperti ini, ya harus kita terima,” kata Om Daris yang siap kembali berlomba di Kebumen Award, 23 Agustus mendatang.
M Adrian, kicaumania belia asal Sukoharjo, juga berpartisipasi dalam even ini dan menurunkan sejumlah lovebird andalannya, yang semuuanya merupakan hasil breeding sendiri.
Kendati semua (4) kelas disapubersih Kusumo, Om Adrian masih bisa tersenyum karena namanya masuk daftar juara, bahkan sebanyak enam kali. Dia menurunkan empat lovebird andalannya, yaitu Charli XCX (juara 3 dan 7), Lorde (juara 4 dan 6), Natalie (juara 5), dan Jodha (juara 9).
Redy selaku penggagas lomba mengaku cukup puas dengan gelaran ini, serta siap menggelar Redy Cup II dengan melakukan sejumlah perbaikan di sana-sini serta mencoba menerapkan konsep baru.
“Kami ucapkan terimakasih atas dukungan rekan-rekan semua. Tentu saja kami perlu menerima banyak masukan. Untuk even berikutnya, kami akan menginventarisasi berbagai kekurangan yang masih terjadi, kemudian dikoordinasikan dengan teman-teman di BnR Jogja,” tandasnya. (Waca)
Hasil Redy Cup Jogja:
Kelas Lovebird | Kenari | Kacer | Murai Batu | Cucak Hijau | Kelas Lain
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.