Kalau Anda amati prestasi lovebird Dewa Mabuk sejak awal Juli 2015, terlihat bahwa burung milik H Aris dari Aa Aa BC ini hampir selalu meraih juara 1 dalam setiap even yang diikutinya. Dewa Mabuk mulai berprestasi sejak berumur 8 bulan, dan sekarang hampir berumur 1 tahun.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Prestasi terbaiknya adalah double winner dalam even nasional Piala Ronggolawe di Jakarta, 9 Agustus lalu. Dalam Road to Gubernur Jabar Cup kemasan Gunung Salak Enterprise di Bogor (30/8), LB Dewa Mabuk juga tampil sebagai juara 1.
Berikut ini beberapa prestasi lovebird Dewa Mabuk andalan H Aris (Aa Aa BC) dalam kurun waktu dua bulan terakhir (Juli-Agustus 2015):
EVEN | WAKTU | JUARA |
Hankam Pondok Gede, Bekasi | 4 Juli 2015 | 1, 1, 1 |
Arcici Bird Contest, Jakarta | 11 Juli 2015 | 1, 1, 1 |
P2B Pasar Narogong, Bekasi | 16 Juli 2015 | 1 |
Kicau Vaganza Q-Team, Jakarta | 19 Juli 2015 | 1,1, 1 |
Ponda Enterprise, Bekasi | 21 Juli 2015 | 1, 2 |
Arcici Bird Contest, Jakarta | 8 Agustus 2015 | 2 |
Piala Ronggolawe, Cibubur | 9 Agustus 2015 | 1, 1 |
Gubernur Jateng Cup, Semarang | 16 Agustus 2015 | 2, 3 |
Mahoy Bekasi | 17 Agustus 2015 | 1 |
Taman RadjaTeam, Jakarta | 22 Agustus 2015 | 1, 1, 1 |
Road to Gubernur Jabar Cup, Bogor | 30 Agustus 2015 | 1, 2 |
Berbekal segudang prestasinya itu, Om Aris ingin menambah level pengalaman Dewa Mabuk dengan menurunkannya dalam even nasional Piala Raja 2015 di Candi Prambanan Jogja, Minggu (6/9) lusa.
Karena jam terbangnya masih minim, tetapi prestasinya terbilang luar biasa, banyak lovebird mania yang bertanya-tanya dari mana Om Aris bisa mendapatkan gaco muda yang hebat seperti itu.
“Dewa Mabuk merupakan hasil ternak sendiri,” kata Om Aris, pemilik Aa Aa Bird Farm (BF) yang bermarkas di Jalan Pangkalan Jati 4 No 65 A, Jatiwaringin, Kecamatan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sejak ditampilkan di arena lomba pada umur 8 bulan, LB Dewa Mabuk langsung berprestasi. Burung ini memiliki ngekek khas yang unik. Sekali narik berdurasi sekitar 30 detik, kemudian berhenti beberapa detik, dan ngekek lagi.
Ini diulanginya kontinyu hingga menit terakhir penilaian. Dengan kinerja yang rajin bunyi dan durasi ngekek yang cukup panjang inilah, juri-juri kerap mengganjarnya sebagai juara 1. Bahkan sudah empat kali mencetak hattrick dalam kurun waktu 2 bulan terakhir.
Perawatan harian lovebird Dewa Mabuk
Tidak sebagaimana lazimnya lovebird, Dewa Mabuk sehari-hari ditempatkan di ruangan khusus. Ia sama sekali tidak dijemur, tetapi cukup menggunakan lampu penerang khusus yang dipesan sang pemilik.
Burung ditempatkan berduaan bersama seekor lovebird lainnya yang sama-sama berwarna hijau standar. Menurut Om Aris, itu merupakan kakak kandung Dewa Mabuk.
Sehari-hari, kedua burung menempati ruangan itu tanpa dikerodong, kecuali malam hari saat istirahat total. “Burung hanya direndeng berduaan dalam ruangan. Jadi, setiap hari Dewa Mabuk dicas bersama kakaknya, berdua saja dalam satu ruangan,” jelas Om Aris.
Adapun mandi tetap dilakukan setiap hari. Beres mandi dianginkan, kemudian kembali ditempatkan di ruangan khusus. Pakan harian hanya berupa millet putih, ditemani air biasa untuk minumnya.
Extra fooding (EF) hanya diberikan saat burung dilombakan, dan sudah berada di lapangan. Sebelum dan sesudah digantang, LB Dewa Mabuk diberi jagung.
Dengan perawatan seperti itulah, Dewa Mabuk terus mengukir prestasinya. Kita tunggu saja bagaimana aksinya di Piala Raja, berlaga menghadapi sejumlah lovebird hebat lainnya seperti Kusumo, Jibaku, Opium, dan lain-lain. (d’one)