Tidak bisa dimungkiri, Jambi Team termasuk salah satu kekuatan terbesar dalam berbagai lomba burung berkicau di Indonesia. Ketangguhan tim ini dapat disejajarkan dengan klub-klub besar seperti Jayakarta Team dan Jatim Raya Team.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tidak dapat dimungkiri pula, kedigdayaan Jambi Team muncul pada masa kepengurusan Mr Said BH dan Mr M Nazir selaku ketua dan wakil ketua Jambi Team periode 2013 – 2015.
Di tangan duet inilah, Jambi Team menjelma menjadi kekuatan besar dalam berbagai even besar, baik di Sumatera maupun di Jawa. Gelar juara umum BC pun kerap disandang Jambi Team.
Om Said BH selaku pucuk pimpinan saat itu dikenal sebagai sosok yang mampu menyatukan para anggotanya dan sekaligus mengayomi mereka. Hampir semua pemain besar di Jambi yang gaconya sering juara di Sumatera dan Jawa, atau sekadar moncer di even lokal, berhimpun dalam Jambi Team.
Ketika BnR dan Ronggolawe membuka cabang di Jambi, di mana sebagian anggotanya bergabung dengan salah satu EO arus utama tersebut, Om Said mampu menjaga netralitasnya. Prinsipnya, siapapun boleh bergabung dengan EO manapun, yang penting para kicaumania Jambi tetap kompak dan bersatu seperti saudara sendiri.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kini, Om Said BH dan Om Nazir sudah mengakhiri masa jabatannya dengan meninggalkan berbagai keberhasilan. Kepemimpinan Jambi Team kini dipercayakan kepada Om Sabtiar (ketua) dan Om Didik 88 melalui rapat khusus Rabu (14/10) lalu.
Om Said BH dan Om Nazir masih terus berkiprah di Jambi Team, namun sebagai pandega alias penasihat bersama tiga tokoh lainnya yaitu Om Yongka Samuel, Om Aping, dan Om Arpani. “Saya yakin Om Sabtiar dan Om Didik mampu berbuat lebih baik daripada masa kepemimpinan saya dan Om Nazir,” ungkap Om Said, merendah.
Ya, Om Said memang dikenal sebagai figur yang rendah hati, humanis, kharismatis, sekaligus visioner. Selama masa kepemimpinannya, Jambi Team sukses menggelar lima seri Liga Jambi.
Berbagai even lokal dan regional pun kerap digelarnya, dan aktif pula menghadiri undangan rekan-rekan kicaumania di Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Sumatera Barat, bahkan di Jabodetabek.
Banyak koleganya yang memuji dedikasi Om Said. “Dia rela bekerja keras dan mengorbankan waktunya demi kemajuan para kicaumania di Jambi,” tutur salah seorang sahabatnya.
Tak ada gading yang tak retak. Om Said juga manusia yang tentu punya kekurangan. Misalnya, dia kerap protes jika jagoannya sama sekali tidak diperhatikan juri. Bahkan beberapa pemain sempat emosi ketika melihat aksi protesnya.
Menanggapi hal itu, Om Said hanya tersenyum. Kemudian dia menjelaskan, apa yang dilakukannya tidak lebih untuk menggugah semangat dan kinerja para juri agar lebih bersungguh-sungguh dalam bekerja.
“Jika burung saya kalah karena tidak mau nampil maksimal, dan burung lain tampil lebih baik, tentu saya bisa menerimanya. Sebaliknya ketika kinerja burung bagus, namun tak terpantau juri, saya tentu protes. Semua ini demi perbaikan kinerja juri, agar berlaku adil dalam kondisi apapun,” jelasnya.
Setelah “pensiun” dari kepengurusan inti Jambi Team, Om Said punya waktu luang lebih banyak untuk berkumpul bersama keluarga, sekaligus mengurusi penangkaran lovebird Salju BF.
Selain itu, dia juga bisa lebih fokus sebagai pemain. Om Said memang memiliki beberapa burung jawara di sejumlah kelas, antara lain kacer Tikuz, lovebird Pilot, dan serindit Top Speed. Ketiganya kerap moncer dalam berbagai kontes di Sumbagsel, mulai dari Lampung, Bengkulu, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, dan Jambi.
Terimakasih Om Said atas dedikasinya selama ini. Semoga dapat menginspirasi para kicaumania di Jambi dan sekitarnya. (OK-1)
Note: Artikel ini ditulis untuk memenuhi permintaan sejumlah kicaumania Jambi, sekaligus ucapan terima kasih Om Kicau kepada Om Said BH yang sering membantu suplai berita dan informasi untuk omkicau.com.