Om Duto Sri Cahyono pernah melontarkan pertanyaan menggelitik dalam akun facebooknya: Apakah burung juara pasti menghasilkan anakan yang kelak juga juara? Jawabannya: belum tentu! Sebaliknya, burung rumahan yang tak punya trah juara pun bisa berpeluang jadi jawara di lapangan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Ada tiga faktor utama yang menentukan seekor burung bisa menjuarai lomba. Pertama, faktor genetik / sifat bawaan yang diturunkan dari kedua induknya. Kedua, faktor lingkungan (pakan, perawatan, pemasteran, dan lain-lain).
Ketiga, interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan, atau disebut GEI (gene-environment interaction). Contohnya lovebird yang secara genetis bagus, tapi kurang dirawat, tentu sulit menjadi juara.
Untuk dapat memaksimalkan faktor GEI, idealnya lovebird berasal dari indukan trah jawara. Kalau pun bukan trah jawara, lantaran memang tidak pernah dilombakan, setidaknya kita bisa menilai kualitas suaranya (rajin bunyi, ngekek panjang, dan kalau bisa isiannya berkualitas).
Nah, kali ini Om Doni dari Bos Team Jakarta ingin berbagi tips mencetak lovebird prestasi dari indukan jawara.
Om Doni dulu aktif mengikuti lomba, khususnya kelas lovebird di wilayah Jabodetabek. Ada beberapa gaco andalannya yang kerap menjadi juara, antara lain Pak Bos, Jibris, Rau Bladuz, Yellow, dan Dingdong.
Jenuh di lapangan, Om Doni lantas mencoba menangkar beberapa lovebird yang pernah jadi juara, termasuk Pak Bos, Jibris, dan Yellow. Ternyata anakan yang dihasilkannya juga punya karakter suara dan mental seperti induknya.
“Akhirnya, mulai banyak pemain lovebird yang memesan anakan-anakan hasil breeding saya. Hal ini membuat saya makin bersemangat, dan kini lebih fokus lagi dalam mencetak anakan lovebird prestasi,” ujar lelaki asal Semarang itu.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sampai saat ini, Om Doni memiliki 15 pasangan induk lovebird trah jawara. Tidak banyak memang, karena dia lebih mementingkan kualitas, bukan kuantitas.
“Sedikit, yang penting fokus, supaya anakan yang dihasilkan pun sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Bahkan saya sengaja tidak memasang ring, karena banyak pembeli yang ingin menggunakan ring kodenya sendiri,” lanjut dia.
Untuk kandang ternak lovebird, Om Doni menggunakan dua model yaitu kandang koloni dan kandang battery. Biasanya indukan jawara akan ditempatkannya dalam kandang battery. Tapi kalau proses penjodohannya susah, ya dimasukkan ke kandang koloni.
Mengelola anakan lovebird
Begitu menetas, anakan lovebird diasuh induknya hingga umur 2 minggu. Setelah itu dipanen atau dipindahkan ke boks khusus, kemudian dirawat dengan cara handfeeding, dan kalau sudah agak lebih besar bisa disuapi.
Anakan umur 2 bulan sudah mulai belajar ngekek. Sebulan kemudian, anakan dimasukkan ke kandang umbaran, untuk dipantau dan dipilih yang punya mental dan karakter bagus.
“Lovebird muda hasil seleksi kemudian segera dipisah dan dimasukkan ke sangkar tersendiri. Saat itulah kita mulai mengkondisikan perawatannya. Lovebird muda jangan terlalu banyak jemur. Cukup dianginkan saja,” tuturnya.
Untuk mandi, biasanya Om Doni hanya menyediakan cepuk kecil ke dalam sangkarnya. Jika disemprot, kita tidak tahu apakah burung sedang mood atau tidak. Jika disediakan cepuk yang berisi air, maka burung akan mandi jika menginginkannya.
Om Doni juga biasa main kerodong. Lovebird muda diistirahatkan dan dikerodong, kemudian didekatkan dengan lovebird dewasa yang memiliki suara ngekek panjang.
Proses ini dilakukan rutin setiap hari, sehingga nantinya lovebird muda sudah memiliki suara ngekek panjang, gacor, dan mentalnya juga bagus.
Harga anakan yang ditawarkannya lumayan terjangkau, mulai dari Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta, tergantung kualitas suaranya.
Dengan tips inilah, Om Doni Bos Team kerap menghasilkan anakan lovebird yang nantinya punya prestasi di lapangan.
Perawatan induk pasca-sapih
Pemanenan anakan sebenarnya merupakan proses penyapihan dari induknya. Apabila anakan sudah dipindah ke boks pembesaran, bagaimana dengan nasib induknya?
Perlu diketahui, sebagian indukan di kandang Om Doni masih sering dilombakan. Karena itu, kalau anakan sudah dipanen / disapih, maka indukan (terutama betina) segera diasingkan atau disendirikan.
Hal ini untuk memperbaiki kondisinya yang lemah setelah lama menjalani aktivitas breeding, mulai dari bertelur, mengeram, dan merawat anaknya selama 2 minggu.
Saat disendirikan, Om Doni sering menggantang sangkarnya pada pepohonan tinggi. Cara ini bisa membuat lovebird makin tenang. “Jika cuaca bagus, saya biarkan burung di pohon siang-malam. Berdasarkan pengalaman saya, cara ini bisa mempecepat pemulihan kondisinya,” jelas Om Doni.
Beberapa hari kemudian, lovebird akan pulih kembali dan mulai rajin ngekek panjang. Kalau sudah begitu, burung sudah bisa menjalani perawatan harian dan perawatan lomba. Saya beri jagung setiap hari. Setelah itu, pagi dijemur sebentar, lalu full kerodong,” tandasnya. (d’one)