Lima burung berpesta kemenangan, dengan menjuarai dua kelas dalam lomba burung berkicau Adjisaka Cup I di TPK Sulursari, Kecamatan Gabus, Grobogan, Minggu (22/11). Kelima gaco peraih double winner adalah murai batu Al Barqie, kacer Sonic, cendet John Legend, kenari Godzilla, dan lovebird New Starlet.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Adjisaka BC selaku penyelenggara terbilang sukses memanjakan para kicaumania dengan fasilitas lomba yang relatif bagus. Paddock kicaumania ditempatkan pada empat penjuru. Hiburan campursari disajikan di sela-sela lomba.
“Hadiah pun keluar utuh tanpa potongan, seperti yang kami janjikan. Para peserta datang dari berbagai daerah, mulai dari Grobogan, Jepara, Blora, Sragen, Pati, Semarang, hingga Bojonegoro. Penjurian pun berlangsung fair, minim protes,” kata Mr Firman TH selaku ketua pelaksana.
Lomba terbagi dalam lima kategori kelas, yaitu Adjisaka (tiket Rp 100.000), Dokter (Rp 80.000), Apotik (Rp 60.000), Sulursari (Rp 40.000), dan Exebition (Rp 20.000 / khusus campuran lokal). Kontes ini dibuka Wakapolsek Gabus, Iptu Sumijan, mewakili Bapak Kapolsek.
Even yang berlangsung setengah hari itu mengukuhkan Duta Wali Kota Solo sebagai juara umum BC. Tim ini diperkuat Mr Kurniawan (Putra Kurma SF / ) yang juga ketua PBI Cabang Solo, Om Bambang Honda (ketua PBI Cabang Bojonegoro), dan Om Coegg.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Juara umum single fighter (SF) diraih ABF Team Pati. Tim yang dikomandani Mr Wawan ini mencorong di kelas cendet. John Legend, cendet andalan Om Wawan, sukses meraih double winner.
Di Kelas Dokter, cendet John Legend mengungguli Zulfikar milik Om Sandy (Juwana) dan Jhon P besutan Om Malik (Omah Kandang). John Legend juga terbaik di Kelas Apotik, disusul Si Boy milik Om Yoyok / Condexz (Duta 20 Desember) dan Zulfikar.
Sayangnya, pada sesi terakhir (Kelas Sulursari), dominasi John Legend terpatahkan oleh gacoan milik Om Aries Ngesrep, yakni cendet Explosive, yang nangkring di posisi teratas. John Legend meraih juara ketiga di bawah Zulfikar.
Om Aries Ngesrep mengakui kalau gaco barunya belum terlalu bandel. “Explosive masih labil mengatur powernya. Terkadang bagus, namun di lain waktu masih kebawa ngeriwik (ciri khas cendet muda). Nanti saya poles lebih baik lagi, agar penampilannya makin joss,” ujarnya.
Adapun cendet John Legend punya tembakan panjang dan bervariasi, ditunjang dengan volumenya yang keras alias tembus. Pentet andalan ABF Team ini setiap harinya dirawat Om Sondong.
ABF Team juga meraih poin maksimal pada dua kelas pleci. JAP, pleci milik Om Mahendra, tampil terbaik di Kelas Sulursari. JAP juga meraih juara 2 Kelas Apotik yang dimenangi pleci Rembo milik Om Moel (RJS Team).
Dengan hasil tiga kali juara 1, sekali juara 2, dan sekali juara 3 melalui aksi cendet John Legend dan pleci JAP, total poin ABF Team tak terkejar single fighter lainnya sehingga dinobatkan sebagai juara umum SF. Sayang Om Wawan tidak bisa hadir dalam even ini, karena kesibukan yang tidak bisa ditinggalkannya.
Al Barqie terbaik di kelas murai batu
Panitia membuka tiga kelas murai batu. Dua kelas dijuarai murai batu Al Barqie milik Gus Soleh (RFS Purwodadi). Di kelas utama Adjisaka, burung ini mengungguli Marley yang juga koleksi RFS Purwodadi. Juara ketiga MB Bumi Mina Tani milik Om Saprol Jaza (Duta Sompok).
Di Kelas Dokter, Al Barqie mendapat perlawanan ketat dari murai batu Black Gold milik Om Kurniawan (Duta Wali Kota Solo). Al Barqie kembali juara 1, disusul Black Gold dan Werkudoro milik Om Tedja Dwi (Solo).
Murai batu Black Gold akhirnya sukses menjuarai Kelas Apotik. Juara kedua diraih murai batu Pandhawa besutan Mr Hance (Kuwu).
Meski belum meraih juara pertama, Om Hance tetap senang melihat prestasi MB Pandhawa. Jagoannya kerap menjuarai even latber di sekitar Grobogan, namun kali ini mampu mencorong dalam even dengan skala cukup besar.
“Pandhawa terbukti mampu bersaing dengan sejumlah murai batu papan atas yang lebih matang,” jelas Om Hance yang datang bersama keluarga dan perawat burungnya.
Om Bambang Honda, pemilik kacer Hipnotis yang kerap menjuarai even nasional, kembali membuktikan kepiawaiannya dalam mengorbitkan burung jawara. Kali ini dia membawa kacer Sonic, dan sukses nyeri juara 1.
Di Kelas Dokter, Sonic mengungguli Black Zero milik Om Kurniawan dan Chitoz koleksi Mr X (Purwodadi). Kelas Apotik juga dimenanginya. Kali ini Sonic unggul atas kacer Zenkli milik Om Nopha / Om Bando dan Pancali koleksi RFS Puwodadi.
Hasil nyeri juga diraih kenari Godzilla. Gaco besutan Om Coegg (Duta Wali Kota Solo) ini menjuarai Kelas Dokter, mengalahkan Arjun milik Om Raffa (Toet Toet BC) dan Joker besutan Om Joko (Banjarejo). Kelas Sulursari juga dimenangi Godzilla, sedangkan kenari Joker terbaik di Kelas Apotik.
Kelas lovebird paling ramai, New Starlet nyaris hattrick
Sebagaimana dijumpai dalam even-even di daerah lain, kelas lovebird juga paling ramai di Adjisaka Cup. Panitia membuka empat kelas, dua di antaranya dijuarai lovebird New Starlet kepunyaan Mr Silo (Duta Sompok).
New Starlet memenangi Kelas Adjisaka A dan Apotik. Di kelas utama, burung ini mengalahkan Elif koleksi Pak Wo (Kanigoro BC) dan Matahari besutan Mr Sikin (Jepara). New Starlet juga tak terkalahkan di Kelas Apotik, unggul atas MP3 milik Om Lito (Duta Kimato BC) dan Emong milik Mbak Hesty (Sulursari).
Bahkan New Starlet nyaris hattrick, kalau tidak digagalkan lovebird New Jessica di Kelas Adjisaka B. Gaco milik Om Alesandro ini meraih juara 1, disusul New Starlet dan Putri Salju milik Om Gondez Ibanes (Begal Team). Kelas Dokter dimenangi lovebird Chanzu milik Om Edy Kunduran.
Lovebird New Starlet sudah tiga minggu berturut-turut meraih juara, mulai dari Palawija Cup, kemudian pekan lalu menjadi bintang di Tayu Bersatu, dan terakhir nyeri di Adjisaka Cup. Gaco andalan Om Silo ini memilki suara khas kecekan dengan durasi panjang dan greceh.
New Starlet didapatnya dari arena latber di salah satu desa di wilayah Pati. Kendati masih muda, aksinya di lapangan sangat menawan. Tak heran jika banyak lovebird lovers yang ingin meminangnya. Sejauh ini, penawaran tertinggi di angka 20 jutaan, sehingga Om Silo belum mau melepasnya. “Jika ada yang berani menawar 50 jeti, saya siap melepasnya,” ujar Om Silo kepada omkicau.com.
Kehadiran Mbak Hesty cukup menarik perhatian para kicaumania dalam even ini. Sebab gadis remaja itu menjadi satu-satunya peserta cewek yang menggantang burung. Tak pelak banyak peserta lainnya yang bersorak-sorai saat melihat aksi gadis ayu tersebut.
Tiga kelas cucak hijau berlangsung ketat, relatif merata, sehingga gelar juara pun terbagi rata untuk tiga burung yang berbeda. Kelas Adjisaka dijuarai cucak hijau New Picolo orbitan Om Syafii Tero (Palawija SF) yang mengalahkan Misterius milik H Rauf (Klambu) dan Mayoret besutan Om Artha Surya (Bojonegoro).
Saat ini New Picolo merupakan salah satu cucak hijau terbaik di Grobogan, karena sering meraih juara di berbagai even. Bahkan burung ini pernah masuk tiga besar dalam even nasional Gubernur Jateng Cup di Semarang (16/8), juara 1 dalam even BnR di Tembalang (Semarang), dan meraih bendera koncer merah (A) di Pekalongan.
Cucak hijau Marquest, gaco milik Om Kurniawan, terbaik di Kelas Dokter. Juara 2 dan 3 diraih Anaconda orbitan Om Arizal (Panunggalan) dan Misterius. Marquest nyaris nyeri, tapi diadang cucak hijau Yayuk di Kelas Apotik.
Om Firman mewakili seluruh panitia dan tim juri mengucapkan terima kasih atas kehadiran kicaumania, seraya mohon maaf jika masih ada kekurangan selama even ini berlangsung. (neolithikum)
Hasil Lomba Adjisaka Cup I (klik di sini)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.