Penangkaran murai batu Bowo Bird Farm (BF) milik Om Saidi di Citeurep Bogor terus berkembang pesat. Tak bisa dimungkiri, Om Saidi dan awak kandangnya kewalahan dalam merawat anakan murai batu, terutama setelah panen.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Saat ini Bowo BF Bogor memiliki 75 petak kandang ternak murai batu serta 54 petak kandang ternak cucakrowo yang berbeda lokasi. Hampir semua pasangan induk murai batu sudah berproduksi, sehingga jumlah anakan yang menetas bisa mencapai 200 ekor setiap bulannya.
Meski sudah mempunyai beberapa awak kandang ternak, Om Saidi tetap saja keteteran dalam merawat anakan murai batu. Apalagi merawat piyik selepas disapih dari induknya memerlukan ketelatenan serta kesabaran tersendiri.
Untuk mengatasinya, Om Saidi membuka kesempatan kerja bagi ibu rumah tangga di sekitar rumahnya. Tugas mereka adalah merawat piyikan murai batu. Konsep pemberdayaan warga sekitar ini menguntungkan kedua belah pihak. “Saya tertolong, karena tak lagi kewalahan seperti dulu. Ibu-ibu di sekitar sini mendapat upah sehingga bisa menambah pendapatan keluarganya,” ujar Om Saidi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Sebelumnya, Om Saidi atau awak kandang Bowo BF memberi pelatihan kepada ibu-ibu mengenai teknik merawat anakan murai batu, khususnya setelah dipanen pada umur 1 minggu. Setiap orang mendapat kepercayaan merawat 10 – 20 ekor anakan, tergantung tingkat keterampilan masing-masing.
“Mereka merawat anakan murai batu sejak dipanen hingga berumur 1,5 bulan atau ketika anakan sudah bisa makan sendiri. Pembayarannya dihitung per ekor burung,” tambah Om Saidi.
Prinsipnya, begitu dipanen, anakan langsung dipindah ke kotak penghangat. Setiap beberapa jam sekali, anakan murai harus disuapi. Bahan pakan anakan terdiri atas potongan jangkrik halus, juga adonan voer yang dicampur kroto segar.
Saat ini sudah ada beberapa warga di sekitarnya yang membantu merawat anakan murai batu produksi Bowo BF. Om Saidi bersyukur karena konsep pemberdayaan warga sekitar ini relatif berhasil. Sebagian besar anakan dalam kondisi sehat.
Ditanya tentang upah bagi warga sekitar, Om Saidi menjawab, “Pokoknya lumayanlah. Lebih besar kalau dibandingkan dengan buruh pabrik, he.. he... Selain itu, ibu-ibu bisa membantu menambah penghasilan bagi keluarganya”.
Selain menerapkan konsep pemberdayaan warga sekitar, Om Saidi juga sudah lama bekerjasama dengan beberapa breeder murai batu binaannya. Sebagian merawat pasangan induk koleksi Bowo BF, kemudian bagi hasil anakannya.
Harga trotolan murai batu umur 1,5 bulan produksi Bowo BF bervariasi, mulai dari Rp 2,5 juta hingga Rp 5 juta, tergantung kualitas pasangan induknya.
Selain menjual trotolan, Bowo BF juga menyediakan pasangan induk murai batu siap produksi, dengan banderol mulai dari Rp 10 juta hingga Rp 15 juta per pasang. Hal ini untuk membantu para penangkar, khususnya pemula, sehingga tak perlu repot-repot menjodohkan calon indukan. (d’one )
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.