Sepanjang tahun 2015, kenari standar (besar maupun kecil) memang lebih popular ketimbang kenari isian. Tetapi jangan salah sangka, kenari isian tetap diminati para penggemarnya. Banyak kicaumania yang mencari kenari isian, baik full isian, campuran, atau sudah diglenderkan namun tetap memiliki cengkok isian.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
“Memang permintaannya tidak setinggi beberapa tahun sebelumnya, tapi masih lumayan banyaklah. Harganya pun lebih tinggi ketimbang kenari standar biasa yang benar-benar tanpa polesan master,” ujar Om Esnawan dari Padepokan Kenari Jogja (PKJ), yang memiliki kenari-kenari jawara dengan seri Jagad.
Hal senada disampaikan beberapa breeder dan pengorbit kenari isian seperti Om Bekti (Selikoer BF Jogja) dan Om Zimon DP (PPK-1 Parikesit). Menurut mereka, sebagian besar kenari isian yang dicari adalah berpostur bongsor (minimal F1), dengan lagu utama blackthroat.
Om Bekti Selikoer menjelaskan, permintaan kenari isian di Jogja dan Klaten masih cukup tinggi. Para peminat umumnya kalangan pemain yang biasa berlaga dalam kontes di lingkungan Papburi atau EO lain yang mengadopsi sistem Papburi.
“Sebab kontes Papburi di Jogja maupun Klaten (termasuk PPK-1, PPK-2, PPK-3, PPK Korwil Solo), atau event organizer lain yang mengadopsi sistem Papburi, membuka kelas kenari isian. Yang paling dicari adalah kenari isian full blackthroat,” ujar Om Bekti.
Namun di luar itu, sebagian besar kicaumania mencari kenari yang isiannya sudah campur atau biasa disebut standar cengkok. “Yang paling dicari adalah standar cengkok yang masih membawakan lagu isian sekitar 40 persen. Sebab burung cenderung membawakan lagu panjang-panjang ketika keluar standarnya,” jelasnya.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Dalam pengamatan Om Zimon DP, permintaan kenari isian mengalami peningkatan sejak akhir tahun 2015. Dia pun memprediksi, kelas kenari isian tahun ini bakal lebih ramai ketimbang tahun lalu.
“Ini tentu menjadi kabar gembira bagi para breedeer kenari secara umum. Sebab permintaan piyikan kenari otomatis akan meningkat. Banyak yang mencari anakan kenari yang sudah bisa makan sendiri, kemudian dimaster sendiri di rumah,” tutur Om Zimon DP.
Ketika kenari standar makin melambung dalam dua tahun terakhir ini, pemintaan anakan kenari pun ikut menurun. Hal ini dirasakan oleh hampir semua breeder kenari. Sebab para pemain lebih senang membeli kenari standar prospek, bahkan sudah jadi.
Kini Om Zimon DP mulai kewalahan memenuhi permintaan anakan kenari. Om Zimon DP juga sukses beternak blackthroat, dengan materi indukan antara lain Fikher Gun: juara 2 Piala Raja 2014 di Jogja, juara 1 BnR Award 2015 di Jakarta, dan juara 1 Harpindo Jaya Cup II di Jogja, 3 Januari 2016.
Berapa harga kenari isian saat ini? Om Bekti mengakui, harga saat ini memang tak setinggi beberapa tahun lalu. Namun kalau dibandingkan dengan kenari standar, harga kenari isian tetap lebih tinggi. Berikut ini kisaran harga kenari isian berdasarkan jenisnya di seputaran Jogja dan Klaten:
Jenis kenari | Kisaran harga |
Kenari isian jenis AF | Rp 1,5 juta – Rp 2 juta |
Kenari isian jenis F1 | Rp 2,5 juta – Rp 3 juta |
Kenari isian jenis F2 | Rp 4 juta |
Kenari isian jenis F3 | Rp 5 juta |
Kenari isian jenis YS lokal | Rp 6 juta |
Kenari isian lagu-lagu lokal makin ngetren
Om Ridlo Figas, pemilik Figas Bird Shop Djogja, punya pendapat tersendiri berdasarkan tren pembeli di tokonya. Menurutnya, saat ini kenari isian yang bermaterikan lagu-lagu lokal justru makin ngetren. Peminatnya cukup tinggi, terutama kenari isian full ciblek.
Selain itu, Figas Bird Shop juga kerap menerima pesanan kenari isian nano-nano alias isian campuran beberapa lagu lokal. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 2 juta hingga Rp 5 juta per ekor.
Memang, sebagian besar peminat tetap memilih kenari isian postur bongsor, terutama yang warna kuning atau cerah. Om Ridlo lalu mencoba meyakinkan kalau ukuran dan corak bulu bukan patokan. Sebab kita kan mau lomba suara, bukan kontes postur atau warna.
“Sebagian mau mengikuti saran saya, meski sebagian lainnya tetap keukeuh dengan kenari isian lokal postur besar dan warna cerah. Ya, sebagai bakul, saya tentu berusaha memenuhi apapun keinginan mereka,” jelas Om Ridlo.
Memang, ruang untuk “memamerkan” kenari isian makin sempit. Kini tinggal kontes di Papburi atau EO-EO yang mengadopsinya yang masih membuka kelas khusus kenari isian. Papburi Klaten bahkan berusaha membuka kelas isian dalam jumlah lebih banyak, mulai dari kenari isian bebas (dalam hal postur), kenari isian kecil, hingga kenari isian ring Papburi Klaten.
Untuk EO konvensional, tinggal PBI yang masih membuka kelas bebas (dalam hal postur dan materi lagu), di mana semua jenis kenari (baik standar maupun isian) bisa diadu bareng. Namun apabila ada kenari isian yang lagu dan kinerjanya bagus, juri lebih memilih kenari isian sebagai apresiasi terhadap para pemasternya.
Di sinilah kenari-kenari yang berlagu isian seperti pada era keemasan Golden Crown milik Om Helmy Asalvo punya kans besar menjadi juara.
Saat ini yang sedang bersinar adalah Tweety milik H Fitri BKS Samarinda. Ketika masih di tangan pemilik lama (Om Susilo, Sleman), Tweety lebih sering diturunkan dalam kontes Papburi.
Di tangan Om Fitri, perawatan Tweety dipercayakan kepada Om Angga Ndut dan kawan-kawan. Burung ini pernah juara 1 dalam even akbar Jaya Lestari Cup di Jakarta dan Piala Wali Kota Solo.
Tips menjaga kemurnian lagu isian
Mengurus kenari isian memang jauh lebih ribet daripada kenari standar. Di rumah, misalnya, kenari isian tidak boleh dicampur dengan kenari berlagu standar. Di arena lomba, kru yang mengawal mesti memililih lokasi istirahat yang jauh dari keberadaan kenari standar. Itulah salah satu alasan mengapa tak semua orang “betah” merawat kenari isian.
Tentu ada tips agar kenari isian dapat terjaga kemurnian lagunya. Om Bekti dan Om Indra PKJ (putra dari Esnawan PKJ) selalu membawa sang master untuk mendampingi kenari isian yang mau berlomba. Selain itu, jangan lupakan rekaman masteran melalui ponsel.
Om Angga Ndut memilih cara yang lebih praktis saat mengawal kenari Tweety ke arena lomba. “Kalau saya selalu memutarkan rekaman suara asli blackthroat melalui ponsel,” ujarnya.
Demikian pula dengan perlakuan kenari isian di rumah. Om Bekti biasanya menggantung kenari isian yang sudah jadi dan kenari isian yang masih bakalan secara berselang-seling, kemudian disandingkan dengan burung masterannya. “Tujuannya agar kenari yang sudah jadi bisa menuntun kenari bakalan, termasuk mental fighternya,” tutur Om Bekti.
Para penggemar kenari isian, serta kalangan breeder kenari, berharap agar tahun ini kenari isian bisa lebih diperhatikan lagi oleh EO-EO arus utama, sehingga tidak hanya PBI dan Papburi.
Kendati peminat kelas kenari standar membeludak, jangan abaikan kenari isian. Sebab di sinilah seni kicauan yang sebenarnya, di mana para pemilik serta pengorbit akan berusaha mencurahkan seluruh kemampuan dan pengalamannya dalam memaster kenarinya agar bisa tampil sebagus mungkin.
Memoles kenari isian sejatinya sama seperti memoles murai batu, kacer, cucak hijau, dan sejenisnya, di mana ada unsur effort (usaha) dari pemilik / pengorbit, terutama dalam proses pemasteran.
Kalau pun EO-EO konvensional belum bersedia membuka kelas kenari isian, setidaknya bukalah kelas kenari bebas, bukan kelas kenari standar bebas. Dengan demikian, kenari isian juga bisa tampil. (Waca)
Note: bagi yang ingin konsultasi soal kenari isian, nama-nama berikut ini bisa menjadi referensi:
- Om Indra PKJ: Pin 5530A817 | HP 0857 433 000 45
- Om Zimon DP: Pin 5A87AE12 | HP 0856 2833 864
- Om Bekti Selikoer BF: Pin 5832E204 | HP 0856 4302 1119
- Om Ridlo Figas: Pin 57 D7DAF7 | Telp 081 827 333 1 | SMS / WA 0812 2655 3011
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.
Komentar Terbaru