Ketua Pelestari Burung Indonesia (PBI) Cabang DKI Jakarta periode 2015 – 2019, Deny Halim, meninggal dunia hari Rabu (9/3) dalam usia 46 tahun. Om Deny meninggal di kediamannya Taman Palem, Halim, Jakarta Timur, akibat gagal ginjal.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Padahal, tiga hari sebelumnya, almarhum masih terlihat sehat dan bugar. Om Kicau pun sempat bertemu dengannya saat menghadiri even Piala Brother SF di Lapangan Banteng Jakarta, Minggu (6/3).
Om Deny belum setahun dikukuhkan sebagai ketua PBI Cabang DKI Jakarta. Di bawah kepemimpinannya yang singkat itu, aktivitas PBI di kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Depok (Jabotadep) langsung menggeliat.
Even-even besar PBI yang selama ini mati suri di Ibu Kota bisa hidup kembali. Even Jaya Lestari Cup, 25 Oktober 2015, merupakan salah satu gagasannya. Gelaran nasional yang juga menggandeng 279 Team dan PBI Cabang Kebumen itu berlangsung sukses.
“Tahun ini (2016), kami juga akan menggelar lomba serupa,” kata Om Deny kepada Om Kicau beberapa waktu lalu.
Bahkan almarhum juga ikut mendukung para pengurus PBI DKI untuk menggelar lomba lokalan di Rama Plaza, Pondok Gede Bekasi, 3 April mendatang.
Namun takdir berkata lain. Rencananya mengemas progam-program PBI di Jabotadep dengan pembenahan yang lebih baik harus terhenti, karena Tuhan memanggilnya akibat gagal ginjal.
Om Denny Halim bukanlah orang baru di dunia perburungan. Dia mengawali kiprahnya sebagai pemain, khususnya anis merah. Beberapa anis merah orbitannya seperti Kuda Lumping, Kuda Sembrani, dan Kuda Jingkrak menjadi langganan juara, bahkan berhasil menjuarai even nasional seperti Piala Raja.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Om Deny juga pernah didapuk menjadi ketua Jayakarta Team, salah satu tim terbaik di negeri ini, yang kerap meraih gelar juara umum bird club dalam berbagai lomba nasional.
Menurut Om Brur, pengurus PBI Tangerang yang termasuk salah satu orang terdekatnya, menuturkan bahwa Om Deny Halim layak menjadi panutan. Semangatnya untuk terus memajukan PBI patut diteladani.
“Sampai saat ini saya masih belum percaya kalau beliau sudah berpulang. Sebab hampir setiap saat saya berkomunikasi dengannya, baik lewat telepon maupun ketemu langsung di lapangan. Almarhum adalah pemimpin yang baik, tegas, dan bijaksana,” kenang Om Brur.
Ya, takdir berkata lain. Belum sempat merealisasi seluruh programnya, Om Deny Halim telah dipanggil Sang Khalik, meninggalkan seorang istri dan sepasang putri. Selamat jalan Om, semoga segala amal ibadahmu diterima di sisi-Nya. (d’one)
Om Kicau turut berduka cita.