Sudah hampir empat tahun Om Alamsyah Lazuardi, atau kerap disapa Om Kimseng, menekuni budidaya murai batu. Kini produknya mulai membuahkan hasil. Beberapa murai batu hasil breeding Kimseng Bird Farm (BF) sudah berprestasi di tangan rekan-rekannya. Salah satunya yaitu Temas dengan ring kode KBF yang kini di tangan Om Doddy KBC.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Murai batu Temas, menurut Om Kimseng, lahir dari kandang favorit di penangkarannya di Pondok Gede, Bekasi. “Setahun lalu, Om Doddy membeli seekor murai trotolan dari kandang favorit itu. Saat itu ada tiga ekor anakan dalam satu sarang, dan semuanya jantan,” tutur Om Kimseng. Om Doddy juga tinggal di wilayah Jatibening, Bekasi, bahkan rekan satu timnya di KBC (Kimseng BC).
Selain Temas, masih ada beberapa murai batu produk Kimseng BF yang moncer di lapangan. Hal ini membuktikan bahwa Kimseng BF sukses melahirkan anakan-anakan murai batu yang di kemudian hari menuai prestasi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Lantas, bagaimana kiat Kimseng BF dalam menghasilkan murai batu berprestasi? Secara teknis, apa yang diterapkan tidak jauh berbeda dari penangkaran murai batu lainnya.
Yang membuat Kimseng BF sedikit berbeda adalah kebiasaan memberikan ikan-ikan kecil (cere) kepada pasangan induk murai batu. Ikan cere sering dijumpai di saluran air.
“Jangkrik saya berikan sebanyak mungkin, ditambah sedikit kroto segar dan cacing untuk pasangan yang siap kawin. Untuk mendukung produktivitas indukan, saya gunakan Bird Mature produk Om Kicau,” ujar Om Kimseng.
Jumlah kandang Kimseng BF memang belum terlalu banyak, yaitu 14 petak kandang. Yang penting bukan kuantitas, melainkan kualitas produk. Apalagi sebagian besar produk Kimseng BF terserap oleh kalangan pemain lomba.
Setiap petak kandang berukuran 1,5 x 1,5 m2 dan tinggi 3 meter. Konstruksi kandang dibuat permanen, menggunakan dinding batako. Hanya dinding depan yang bersifat terbuka, bukan dari batako, tapi kawat strimin.
Untuk kelancaran sirkulasi udara, dan menjamin sinar matahari bisa masuk ke kandang, separo atapnya juga bersifat terbuka, ditutup dengan kawat strimin.
Lantai kandang berupa tanah yang dilapisi pasir. Di dalam kandang tersedia bak mandi serta pepohonan dalam pot, sejenis pohon beringin, binahong, dan pohon sirih. “Tanaman ini berfungsi sebagai penyedia oksigen, dan membuat sirkulasi udara lebih nyaman dan alami,” jelas Om Kimseng.
Anakan murai batu yang menetas dibiarkan dalam pengasuhan induknya sampai umur 7-8 hari. Setelah itu dipanen, atau dipindah ke boks / kotak sarang yang dilengkapi lampu penghangat.
Selama dalam boks, anakan diberi pakan berupa adonan voer dicampur jangkrik halus. Bagian kaki serta kepala jangkrik dibuang terlebih dulu sebelum dicampur voer.
Perawatan anakan murai ini dilakukan hingga burung sudah bisa makan sendiri (biasanya umur 1 bulan). Selanjutnya dipasangi ring dengan kode KBF.
Tidak lama setelah anakan dipanen, pasangan induk akan kembali berproduksi. Om Kimseng mengakui, tinggi produktivitas induk di kandangnya berkat rajin mengkonsumsi Bird Mature.
Harga anakan murai batu produksi Kimseng BF dibanderol mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 7 juta per ekor, tergantung kualitasnya. Dengan materi indukan eks jawara seperti Gregor, Kensamrock, dan Carong, kini
Kimseng BF mampu mensejajarkan diri dengan penangkar-penangkar sukses lainnya di Jabodetabek. (d’one)
Semoga bermanfaat.