Dua tahun lalu, Om Saidi mulai menangkar murai batu dengan mengibarkan bendera Bowo Bird Farm (BF) yang bermarkas di kawasan Citeurep, Bogor. Usahanya terus berkembang dan saat ini sudah memiliki 124 pasangan induk.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Om Saidi di depan Joglo Wong Pati.

Dengan jumlah pasangan induk sebanyak itu, Bowo BF setiap bulan dapat menghasilkan puluhan anakan murai batu. Produknya diminati kalangan pemain lomba, karena sebagian besar indukan merupakan eks jawara lomba seperti murai batu Granit, Ariel, Rambo, Cobra, dan Tejo.

Bahkan ada beberapa induk yang tetap berprestasi di lapangan, misalnya Granit. Padahal burung ini sudah menghasilkan sejumlah anakan yang tersebar di kalangan pelanggannya.

Granit, murai batu indukan yang tetap garang di lapangan.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Kali ini, Om Kicau ingin membagikan tips Bowo BF dalam mengkondisikan murai batu indukan agar nampil di arena lomba seperti Granit?

Menurut Om Saidi, banyak keuntungan melombakan murai batu indukan. Salah satunya adalah menjadi sarana promosi yang efektif dalam memasarkan anakan-anakan yang dihasilkannya. Tak hanya itu, anakan dari murai batu lainnya juga ikut terdongkrak.

Hal ini juga sudah dirasakan Bowo BF. Karena Granit kerap moncer di lapangan, bahkan acapkali meraih posisi teratas, para koleganya sesama pemain pun jadi penasaran dan akhirnya berminat membeli anakannya.

Om Saidi (kiri) bersama sederet trofi murai-murai indukan.

Ketika mampir ke kandang Bowo BF di kawasan Citeurep, Bogor, calon pembeli juga melihat-lihat anakan murai batu lainnya. Sebagian di antaranya terpikat dan akhirnya terjadilah transaksi.

Materi indukan didominasi murai-murai eks jawara.

“Sebenarnya tidak masalah jika murai batu indukan masih kita jadikan amunisi di lomba. Burung tetap bisa bekerja maksimal, asalkan minimal tiga atau empat hari sebelum lomba diistirahatkan dulu, sambil dikondisikan agar siap ke lapangan,” jelasnya.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Cara yang dilakukannya selama ini relatif sederhana. Dalam hal ini, murai batu indukan diangkat dari kandang ternaknya. Selanjutnya, burung dimasukkan ke kandang umbaran.

Sebelum dilombakan, induk murai batu dikondisikan di kandang umbaran.

“Saat dikondisikan, burung selalu berada dalam kandang umbaran. Idealnya, hal ini berlangsung selama lima hari sebelum lomba. Tapi, dalam kondisi tertentu, bisa juga dikondisikan selama tiga atau empat hari sebelum lomba,” tambah Om Saidi.

Selama berada di kandang umbaran, murai batu indukan ini mendapat perawatan sebagaimana perawatan lomba. Hal ini tergantung karakter dan kebiasaan murai batu saat mau dilombakan.

Anakan murai batu dibesarkan induknya sendiri.

Mengenai teknis penangkaran murai batu ala Bowo BF, omkicau.com pernah memuatnya dalam artikel tersendiri. Silakan klik tautan di bawah ini:

Harga trotolan murai batu produksi Bowo BF bervariasi, mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 4,5 juta / ekor, tergantung kualitas induknya. Pemesan bisa memilih anakan dari materi indukan yang diinginkan sesuai dengan seleranya. “Mau pilih atau pesan anakan dari kandang mana, silakan saja,” katanya.

Pengunjung bisa memilih anakan dari kandang yang diminati.

Selain murai batu, Bowo BF juga sukses menangkar burung cucakrawa di lokasi terpisah. Saat ini terdapat 54 kandang ternak cucakrawa yang sudah berproduksi secara kontinyu. (d’one)

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.