Kings Bali BF termasuk salah satu penangkaran murai batu terbesar di Pulau Dewata. Bisnis yang dikelola Om Edy Huang di Kota Denpasar ini menggunakan induk murai batu dari Bahorok dan Marike, dua kawasan di Sumatera Utara.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sudah dua tahun Om Edy menekuni usaha ini. Awalnya sedikit demi sedikit, sampai akhirnya Kings Bali BF kini memiliki 56 petak kandang ternak.
Murai batu bahorok saat ini memang menjadi pembicaraan di kalangan penggemarnya, termasuk para pemain lapangan. Sebagian kicaumania kerap menyebutnya murai batu medan.
Para kicaumania menganggap murai batu bahorok / murai batu medan memiliki sejumlah keunggulan, antara lain kondisi fisiknya yang prima, mental tempurnya yang bagus, serta volumenya yang hebat alias tembus.
Itu sebabnya, Om Edy Huang sejak awal fokus membudidayakan murai batu bahorok. Sebagian besar materi indukan diperolehnya dari Leuser Bird Shop Pekanbaru, Riau, milik Om Johan Shia. Selain itu, dia memperoleh banyak masukan dari Om Willy Belitung, yang dikenal pula sebagai sahabat Om Johan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Bukan hanya murai batu bahorok, Kings BF juga mengembangbiakkan murai batu marike. Sesuai dengan namanya, jenis ini berasal dari kawasan Marike di kaki Gunung Tanah Karo yang menjadi habitat murai-murai unggulan di Sumatera Utara.
Untuk mengembangkan dua jenis murai batu ini, Om Edy Huang membangun penangkaran di atas lahan seluas 1.000 m2 di kawasan Pesanggaran, Denpasar. Saat ini sudah ada 56 petak kandang, dan semuanya sudah terisi pasangan induk murai batu dari Bahorok dan Marike.
Berkat bimbingan Om Johan Shia dan Om Willy Belitung, Kings Bali BF berkembang pesat. Produksinya terus melimpah, dan selalu habis terserap pasar. Bahkan para peminat harus rela antri menunggu untuk mendapatkan anakan murai batu bahorok dan murai batu marike.
Dalam menjalankan usaha ini, Kings Bali BF sudah mendapat surat izin usaha resmi dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.
Kesuksesannya dalam budidaya murai batu ini membuat Om Edy Huang memperoleh penghargaan dari Pelestari Burung Indonesia (PBI) yang diserahkan Mr Fadjar Soebagio, ketua PBI Pengda Bali.
Yang membuat Om Edy Huang makin bahagia, Ketua PBI Pusat H Bagiya Rakhmadi SH pun pernah berkunjung ke markas Kings Bali BF.
Harga trotolan murai batu hasil produksi Kings Bali BF dibanderol mulai Rp 6,5 juta hingga Rp 8,5 juta per ekor, dalam kondisi sudah bisa makan sendiri. Meski harganya relatif mahal, Anda bakal mendapat jaminan bahwa produk yang dipasarkan merupakan murai batu asli Bahorok dan Marike.
Perbedaan harga dipengaruhi oleh kualitas induknya. Kalau induknya lebih spesial, tentu harganya lebih mahal pula. Sudah banyak penggemar murai batu rumahan maupun pemain lapangan yang membeli anakan murai batu dari Kings Bali BF.
Bukan hanya itu, Om Edy Huang juga menjual pasangan induk murai batu siap produksi. Harganya mulai dari Rp 30 juta hingga Rp 40 juta per pasangan induk. Produk ini dipersembahkan untuk para penangkar dan / atau calon penangkar murai batu lainnya. (d’one)
Semoga bermanfaat.
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.