Puncak kepuasan seorang penangkar burung kicauan adalah ketika hasil ternaknya dibeli pelanggan dan moncer di lapangan. Hal itu pula yang dirasakan Om Aris Margono, pemilik breeding murai batu Aa Aa Bird Farm (BF).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Murai batu Becko hasil breeding AA AA BF kini moncer di tangan Om Tian Alghani. Dalam even akbar BJB Cup di Taman Wiladatika Cibubur, Jakarta Timur, Minggu (15/5), Becko tampil sebagai juara tiga di Kelas MB Ring BJB Berjangka.
Masuk tiga besar dalam even akbar sudah cukup untuk mengkonfirmasi kualitas hasil ternak AA AA BF. MB Becko mengawali debutnya dalam even HSBC Bekasi, beberapa waktu lalu, dengan mencetak double winner.
“Umurnya masih belia, baru dua kali mabung. Om Tian membelinya waktu masih trotolan. Ketika itu masih memakai satu ring. Sekarang produk Aa Aa BF menggunakan dua ring, kanan dan kiri, masing-masing berkode AA AA BF dan BnR,” jelas Om Aris Margono.
Dengan penuh kesabaran dan ketelatenan, Om Tian yang masih kerabat Om Aris ini merawat Becko hingga tumbuh menjadi murai batu yang gagah, trengginas di lapangan, dan mempunyai materi isian cukup lengkap. Om Tian memasternya sejak Becko masih anakan.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Kandang penangkaran AA AA BF tidak berada di Jakarta, melainkan di Bojonegoro, yang juga kampung halaman Om Aris. Jumlah kandang yang dimilikinya memang belum banyak, baru 10 petak. Tetapi pasangan induk yang menghuninya memiliki trah juara. Induk jantan umumnya pernah menjuarai even lomba.
“Hampir semua induk jantan merupakan mainan saya di Jabodetabek. Sengaja saya kembangbiakkan di Bojonegoro. Anakan yang menetas dibesarkan di sana sampai bisa makan sendiri, kemudian saya pasarkan di Jakarta,” jelasnya.
Para pembeli dan pelanggan umumnya kalangan pemain. Mereka biasanya pesan dulu. Kalau anakan sudah dikirim ke Jakarta, mereka mampir ke basecamp AA AA BF di kawasan Jatiwaringin, Kecamatan Cipinang Melayu, Jakarta Timur.
“Tapi mohon maaf, saat ini stok anakan lagi kosong. Sebagian besar induk sedang istirahat mabung. Tapi sebentar lagi beres dan siap berproduksi kembali,” tutur Om Aris.
Kandang ternak murai batu yang dikembangkan keluarganya di Bojonegoro tertata rapi. Setiap petak kandang memiliki ukuran 3 x 1,5 m2 dan tinggi 2,5 meter, terbuat dari rangka aluminium dan dilapisi kawat halus.
Separo bagian atas kandang ditutup dengan fiber dan asbes, separo lainnya bersifat terbuka (ditutup kawat strimin). Untuk meredam panas, sebagian lantai kandang dipleseter, kemudian dilapisi pasir. Bagian depan kandang dibuatkan taman kecil dengan pepohonan di dalam pot.
Kandang juga dilengkapi bak mandi serta dua model sarang, yakni boks triplek dan buah kelapa yang dilubangi. Kedua sarang ditempatkan di pojok atas kandang. Induk bisa memilih sendiri sarang yang disukainya.
Ada juga saluran air yang ditempatkan di atas lantai kandang, dan dihubungkan dengan baik mandi. Dengan demikian, air akan mengalir rutin ke bak mandi sehingga selalu terjaga kebersihannya.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya, setiap pasangan induk rutin diberi extra fooding (EF) berupa cacing tanah dan jangkrik. Jangkrik diberikan sebanyak-banyaknya, ditempatkan dalam bak plastik.
Anakan murai batu dipanen dari kandang jika sudah berumur 7 hari, ditempatkan dalam boks khusus yang dilengkapi lampu penghangat. Pada umur 2 minggu, dilakukan pemasangan ring, dengan kode Aa Aa BF dan BnR Community.
Setelah berumur dua bulan, atau sudah bisa makan sendiri, trotolan murai batu dikirim ke basecamp AA AA BF di Jakarta, untuk dipasarkan. Harga trotolan dibanderol mulai Rp 4,5 juta hingga Rp 5 juta. (d’one)