Om Karim atau lebih akrab disapa Om Eska, pemilik breeding murai batu Eska Farm Surabaya, bulan ini panen anakan dari trah jawara. Saat ini ada 51 pasangan induk di kandang ternaknya, di mana sebagian besar rutin sudah berproduksi, bahkan rutin menghasilkan anakan.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Bagian depan penangkaran murai batu Eska Farm Surabaya.

Apa yang dialami Om Eska saat ini tidak diraihnya secara mudah. Apalagi mengelola pasangan induk murai batu sebanyak itu jelas bukan pekerjaan gampang. Bahkan beberapa waktu lalu, penangkaran ini pernah mengalami kendala lantaran induk-induk mabung secara bergiliran, sehingga produksinya terhambat.

Tetapi sejak menerapkan manajemen breeding, kendala seperti itu tidak terjadi lagi. Produksi murai batu Eska Farm menjadi lebih stabil. “Breeding murai batu ini saya kelola sendiri, dibantu dua awak kandang,” jelas Om Eska kepada omkicau.com.

Manajemen breeding sebenarnya mencakup berbagai aspek, mulai dari manajemen perkandangan, seleksi calon indukan, penjodohan, perawatan indukan, perawatan anakan / trotolan, pemasaran, hingga branding.

Bagian dalam kandang ternak murai batu Eska Farm.

Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.

Dalam artikel kali ini, Om Eska hanya akan fokus membahas tiga masalah penting dalam manajemen breeding, yaitu penjodohan, perawatan indukan, dan perawatan trotolan. Sebab ketiganya berkaitan langsung dengan tingkat produksi (produkvitas) indukan dan kualitas anakan yang dihasilkan.

1. Manajemen penjodohan

Dalam hal ini, Om Eska selalu menyiapkan beberapa induk murai betina yang sudah siap berproduksi, kemudian menjodohkannya dengan induk jantan terbaik.

“Jika sejak awal sulit atau tak mau berjodoh, maka induk jantan langsung saya pindahkan ke kandang betina yang lain, sampai akhirnya mereka berjodoh,” jelas Om Eska.

Sejumlah trotolan betina disiapkan jadi calon indukan.

Salah satu tanda bahwa burung sudah berjodoh adalah induk betina terlihat ngleper-ngleper. Induk jantan kerap mengeluarkan suara rayuannya.

“Kalau sudah berjodoh, maka induk jantan dan betina akan langsung kawin di kandang ternak, tanpa membutuhkan waktu yang lama untuk produksi” lanjutnya.

Suasana di dalam petak kandang indukan.

2. Manajemen perawatan indukan

Untuk memudahkan identifikasi setiap induk jantan dan betina, Eska Farm memberi nomor di setiap kandang indukan.

Setiap kandang indukan diberi nomor identifikasi.

Induk jantan dan betina yang menempati kandang 12, misalnya, juga dicatat pada buku recording, terutama nomor kode ringnya. Hal ini akan memudahkan pelacakan silsilah, jika nantinya anakan / trotolan murai batu sudah dibeli pelanggan.

Pemberian nomor kandang juga akan memudahkan penangkar atau awak kandang saat merawat indukan. “Soalnya, setiap induk memiliki karakter yang berbeda-beda. Perawatan disesuaikan pula dengan karakter induk tersebut,” tutur Om Eska.

Perawatan indukan juga mencakup burung-burung yang sedang mabung, baik jantan maupun betina. Induk-induk yang mabung ditempatkan dalam kandang soliter dalam ruangan khusus, agar proses ganti bulu berjalan lancar dan sempurna.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

Induk-induk mabung diistirahatkan di ruangan tersendiri.

Untuk asupan indukan, selama Eska Farm mengandalkan jangkrik alam. Untuk mencegah kelangkaan stok jangkrik alam, saat ini Eska Farm sudah membudidayakannya sendiri.

Ternak jangkrik sendiri untuk mengantisipasi kelangkaan stok.

Selain EF segar, Eska Farm juga rutin memberikan multivitamin dan multimineral produksi Om Kicau, mulai dari BirdVit, BirdMineral, hingga suplemen khusus penangkaran burung seperti BirdMature.

3. Manajemen perawatan trotolan

Manajemen perawatan trotol dilakukan dengan cara memisahkan anakan murai batu sesuai dengan kategori umur. Begitu menetas, piyikan murai batu tetap dirawat induknya sampai umur 6 hari. Tapi setelah itu langsung dipanen, dipindahkan ke sangkar pembesaran.

Anakan murai umur 6 hari langsung dipanen.

Supaya lebih efektif, sangkar pembesaran diisi maksimal ekor ekor anakan murai batu dengan umur yang hampir seragam, terutama anakan-anakan dari pasangan induk yang sama.

Setiap kandang berisi maksimal 3 ekor trotolan.

Jadi, ada sangkar pembesaran yang berisi anakan murai umur 6 hari, 2 minggu, 3 minggu, 4 minggu, dan seterusnya sampai umur 1,5 bulan. Dengan perawatan trotol seperti ini, pekerjaan pun menjadi lebih efektif, proses pelolohan juga efesien, terutama saat merawat lebih dari 40 ekor trotolan.

Pelolohan anakan murai batu umur 2 minggu.

“Apabila manajemen breeding diterapkan dengan baik, disiplin, dan profesional, maka penangkaran murai batu dan jenis burung kicauan lainnya akan menjadi lebih mudah. Hasilnya juga bisa optimal. Kita bisa menekan biaya operasional, sehingga harga jual trotolan murai tetap terjangkau pembeli,” tandas Om Eska.

Trotolan murai batu umur 1 bulan.
Kandang indukan tertata rapi, dikelilingi sangkar berisi burung-burung masteran.


Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.