Even kolosal Piala Raja 2016 di Candi Prambanan, Jogja, Minggu (4/9), menjadi puncak prestasi kenari TC1 selama ini. Apalagi Piala Raja merupakan lomba burung berkicau terbesar di Tanah Air. Hampir semua pemain mengidam-idamkan bisa menang di sini.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Kenari TC1 bukan sekadar menang di Piala Raja. Gaco orbitan Om Eka JrC yang kini menjadi milik Om Sien Ronny (Surabaya) itu sukses mencetak hattrick di kelas kalitan, yakni juara 1 Kelas Sekar Kedaton C dan D, serta Bintang PBI.
Bahkan pada salah satu sesi kenari bebas, yakni Prameswari B, TC1 meraih juara 3. Prestasi yang diraih kenari TC1 memberi kontribusi besar bagi Sien Ronny SF yang tampil sebagai juara umum single fighter.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
TC1 memang menjadi fenomena baru kelas kenari, terutama di Blok Barat. Meski merupakan kenari standar kecil (jenis AF, hasil silangan scoth fancy vs lokal), burung ini juga sering tampil di kelas standar umum / bebas, dan selalu moncer, termasuk di Piala Raja 2016.
Sepanjang dua bulan terakhir ini, TC1 juga mendulang kemenangan beruntun, mulai dari Royal Cup di Lapangan Banteng Jakarta (24/7), JBI Cup di TMII Jakarta (31/7), Piala Kapolda Banten di Serang (7/8), Piala Tangerang Raya (28/8), dan puncaknya di Piala Raja 2016.
Setiap mengikuti lomba, burung ini hampir selalu meraih juara 1; beberapa di antaranya double winner dan hattrick. Bahkan tahun lalu, dalam even di Yon Mekanis 201 Jakarta, kenari TC1 bisa menjuarai lima kelas sekaligus alias quintrick.
“Tapi hattrick di Piala Raja 2016 menjadi puncak prestasi TC1 selama ini. Ini prestasi perdananya di Piala Raja sejak di tangan saya. Tahun lalu, TC1 juga mengikuti Piala Raja, tapi hanya menjadi juara kedua dan ketiga,” jelas Om Eka.
Kenari TC1 mulai berprestasi sejak tiga tahun lalu, ketika masih milik Om Sriwijaya di Semarang. Burung kemudian dibeli Om Andi Owen dan Om Eka, sebelum akhirnya menjadi milik Om Sien Ronny.
Meski status kenari TC1 sekarang menjadi milik Om Sien Ronny, namun Om Eka tetap dipercaya untuk merawatnya. Jadi, hingga kini TC1 masih berada di kediaman Om Eka di kawasan Halim, Jakarta Timur.
Menurut Om Eka, kenari TC1 sudah menjuarai lomba yang dikemas Ronggolawe Nusantara, BnR, PBI, Radjawali Indonesia, dan event organizer (EO) independen lainnya. Selama dua tahun di tangan Om Eka, burung ini sudah meraih juara 1 lebih dari 100 kali!
Mabungnya singkat, karakter dan perawatannya pun unik
Yang khas dari sang jawara ini adalah gayanya yang unik, yakni geleng-geleng atau goyang kepala kiri-kanan sambil membawakan lagunya di lapangan. Selain gayanya yang unik, burung ini memiliki kualitas materi dan cengkok lagu yang bagus.
Karakternya juga unik. TC1 nyaris tak pernah mau bunyi kalau di rumah. Tapi kalau sudah di lapangan, ceritanya akan berbalik 180 derajat: gacor.. cor.., nggak pernah mau diam.
Selain itu, TC1 juga sudah terbiasa tinggal dalam satu rumah bersama puluhan kenari lainnya, baik kenari kecil maupun kenari besar. Dia sama sekali tak terpengaruh, bahkan cenderung diam saja.
Keunikan juga dijumpai pada proses mabung maupun perawatan hariannya. Dalam setahun, TC1 bisa mabung hingga dua kali. Tetapi proses mabungnya sangat singkat.
“Mulai dari awal rontok bulu hingga beres mabung hanya berlangsung satu bulan, lalu pemulihan dan persiapan kembali ke arena lomba juga hanya butuh waktu sebulan,” ujar Om Eka.
Om Kicau sebenarnya sudah pernah mengungkap tips perawatan kenari TC1 (silakan lihat di sini). Tetapi sekarang ada beberapa perubahan pola perawatan. Misalnya, TC1 sekarang menyukai ruangan ber-AC.
Setiap pagi, kerodong dibuka dan burung dianginkan sebentar, sebelum dijemur selama kurang lebih 1 jam. Setelah itu dianginkan kembali sambil disediakan bak mandi kecil berisi air dingin (dari kulkas).
Air dingin? Ya, itulah keunikan TC1. Burung dibiarkan mandi sendiri, dan dia akan menikmati air dingin tersebut. “Jadi, mandinya bukan menggunakan air biasa, harus dingin. Kalau tidak dingin, dia nggak mau mandi,” jelas Om Eka.
Kebutuhan pakan, termasuk extra fooding (EF), tak jauh berbeda dari kenari pada umumnya. Pakan utama berupa biji-bijian, sedangkan EF berupa sepotong telur puyuh rebus, selada, dan sawi (pokcay) segar.
Om Eka juga memberikan serbuk grit halus, untuk membantu pencernaan burung pemakan biji-bijian, serta diselingi sebilah tulang sotong.
Untuk menjaga kebugaran tubuhnya, sejak hari Selasa hingga Kamis, kenari TC1 dimasukkan ke kandang umbaran (polier), mulai siang hingga sore hari. Setelah itu burung dimasukkan kembali ke sangkar harian untuk diistirahatkan. (d’one)
Video kenari TC1 bisa dilihat di sini
Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.
Page: 1 2