Permintaan murai batu sepertinya tak pernah surut. Yang lebih menggembirakan lagi, kalangan pemain lomba kini tak ragu-ragu lagi membeli murai batu hasil penangkaran / breeding. Sebab banyak murai batu ring yang moncer dalam even-even besar, bahkan mampu mengalahkan murai-murai hasil tangkapan hutan.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Contoh terbaru adalah murai batu Rancak Bana milik Om Yogi Kuda Hitam (Bali) yang mencetak hattrick dalam even nasional Piala Raja 2016 di Candi Prambanan Jogja, Minggu (4/9). Rancak Bana merupakan murai batu hasil ternak Ken Murai Bird Farm Padang milik Om Lim Hao Yong.
Selain menjuarai dua kelas ring, Rancak Bana juga sukses memenangi salah satu kelas umum, yang notabene banyak diikuti murai-murai hasil tangkapan hutan.
Pamor murai batu ring diprediksi makin meningkat lagi tahun depan, ketika Pelestari Burung Indonesia (PBI) mulai menerapkan aturan baru bahwa semua kelas murai batu non-ring akan dihapus dalam even-even di lingkungan PBI (lihat di sini).
“Semoga para penangkar murai batu di seluruh Indonesia bisa merasakan dampak positifnya. Sekarang pun kami sudah kewalahan memenuhi permintaan para pelanggan, khususnya para pemain lomba,” ujar Om Mulyono, pemilik breeding murai batu Mulyono Bird Farm (BF ) Depok.
Om Mulyono, atau lebih akrab disapa Om Mul, saat ini memiliki 25 petak kandang induk murai batu di rumahnya, Kelurahan Sukatani, Tapos Pekapuran, Depok.
Selain itu, dia juga mempunyai beberapa penangkar murai batu yang menjadi mitra binaannya. Semua materi indukan berasal dari Mulyono BF, sehingga anakan yang dihasilkan juga dipasangi ring Mulyono. Selanjutnya, Om Mul akan membeli trotolan murai batu itu untuk diorbitkan atau untuk memenuhi permintaan konsumen yang terus meningkat.
Sudah banyak murai batu ring Mulyono BF yang moncer di lapangan. Misalnya murai batu Mat Petir (kode ring 239) yang moncer di tangan milik Om Raya (Bekasi), Sangkuriang dan Artomoro milik Om Fery S (Subang), Ozil (Palembang), dan Lamborgini milik Om Ahmad (Pekalongan).
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Ada lagi murai batu Abimanyu (kode ring 548) milik Om Sigit (Bekasi), serta Naga Mas andalan Om Wisnu dari Red Wine SF. Sebelumnya, gaco langganan juara di Jabodetabek ini sempat jadi milik Om Hermawan, sebelum ditake-over Om Wisnu.
Hal ini tidak mengherankan, karena induk-induk jantan yang digunakan Mulyono BF merupakan eks jawara lomba, antara lain Gatot Kaca, Tapak Dewa, Kramat, Meteor, dan Kuda Lumping.
Belum lama ini Om Mul juga panen anakan murai batu. Saat ini ada sekitar 20 ekor trotolan di kediamannya. “Yang lainnya sudah laku, dipesan teman-teman,” ujar dia.
Sebelum dilempar ke pasaran, Om Mulyono melakukan seleksi kualitas terlebih dulu. Semua anakan dikumpulkan dan diseleksi. Hanya trotolan berkualitas saja yang dipasarkan.
Harga trotolan murai batu (umur 1 bulan lebih, atau sudah bisa makan sendiri) bervariasi, mulai dari Rp 3 juta hingga Rp 6 juta. Bahkan anakan Kuda Lumping menjadi rebutan. Meski masih trotolan, harganya tembus di angka Rp 10 juta. Sayangnya, MB Kuda Lumping kini sudah ditake-over salah seorang kolega Om Mul.
Selain untuk lomba, Om Mul juga menyediakan murai batu betina untuk memenuhi permintaan rekan-rekan breeder atau calon breeder. Bahkan kalau mau, Anda juga bisa mendapatkan pasangan induk murai batu yang sudah berjodoh dan siap produksi. (d’one)
Penting: Burung Anda kurang joss dan mudah gembos? Baca dulu yang ini.