Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
JAKARTA (KM) – Burung-madu (Nectariniidae) atau yang biasa disebut Sunbird wilayah persebaran di Kawasan Asia Tengah di wilayah selatan China hingga Asia Tenggara termasuk Indonesia. Beberapa spesies burung-madu merupakan burung endemik Indonesia.
Di antaranya Burung-madu Matari (Cinnyris Solaris) di Nusa Tenggara Timur, Burung-madu Hitam (Leptocoma Sericea) di Sulawesi dan Papua, Burung-madu Kelapa (Anthreptes Malacensis) di Sunda Besar, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, Burung-madu Sangihe (Aethopyga Duyvenbodei) di Sulawesi, Burung-madu Gunung (Aethopygia Eximia) di Jawa, dan banyak lagi, terdapat 76 jenis burung di Indonesia yang masuk dalam keluarga Burung-madu.
Namun bagi kicaumania di Indonesia, Burung-madu yang banyak beredar biasa disebut burung Kolibri. Padahal, Kolibri berasal dari keluarga Trochilidae atau Hummingbird, sama sekali berbeda dengan Burung-madu. Kolibri tidak pernah ada di Indonesia, karena habitatnya ada di Benua Amerika saja.
Banyak yang menyebut Kolibri entah memang tidak tau bedanya atau karena sudah terlanjur familiar menggunakan nama itu. Tapi yang jelas nama Kolibri lebih mudah menyebutannya, ujar Iwan, salah seorang pedagang burung di Pasar Pramuka.
Antara Burung-madu dengan Kolibri memang memiliki beberapa kesamaan prilaku. Misalnya sama-sama menyukai nektar sebagai salah satu sumber makanan utamanya. Namun jika diamati lebih jauh, morfologi tubuhnya tak sama.
Burung-madu berukuran relatif kecil, dengan panjang sekitar 11-12 cm. Namun burung Kolibri justru lebih kecil lagi, hingga 6-13 cm. Hingga kini, catatan rekor burung terkecil masih disandang burung Kolibri.
Itu sebabnya, para ornitholog dunia memisahkan keduanya dalam kelompok berbeda. Burung-burung jenis kolibri dimasukkan dalam kelompok Hummingbird, dan Burung-madu dimasukkan dalam kelompok Sunbird.
Pakan utama Burung-madu adalah nektar, yaitu cairan manis yang terdapat dalam bunga. Seperti halnya lebah, Burung-madu sanggup menilai kadar gula yang terdapat dalam nektar yang dihisapnya. Jika kadar gula kurang dari 10%, burung tidak akan mengisapnya, dan pindah ke tanaman bunga lain yang memiliki nektar dengan kadar gula lebih tinggi.
Meski rutin mengisap nektar, Burung-madu tetap mencari pakan lain seperti serangga kecil, agar nutrisi lainnya terpenuhi.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Burung-madu mudah dibedakan jenis kelaminnya, karena burung jantan memiliki warna lebih cerah daripada betina, dan memiliki warna metalik atau lebih mengkilap.
Burung-madu Matari berukuran kecil (11 cm). Jantan: dahi, bercak-tenggorokan dan bercak-dada hijau biru mengkilap; dada jingga tua. Betina: warna kuning pada tubuh bagian bawah jauh lebih kusam. Ras exquisita memiliki berkas bulu pada perut jantan berwarna jingga, sedangkan tubuh bagian bawah betina kuning terang dan bukannya kuning-belerang.
Burung-madu Hitam tubuhnya berukuran kecil (11 cm). Jantan: mungil, berwarna hitam, dengan kilauan warni-warni biru dan ungu. Paruh ramping melengkung ke bawah. Betina : kepala abu-abu, tenggorokan lebih pucat, punggung dan sayap zaitun, perut kuning pucat
Burung-madu Kelapa memiliki tubuh berukuran sedang (13 cm). Jantan: Mahkota dan punggung hijau bersinar. Tunggir, penutup sayap, ekor, setrip kumis ungu bersinar. Pipi, dagu, tenggorokan coklat tua buram. Tubuh bagian bawah kuning. Betina: Tubuh bagian atas hijau zaitun. Tubuh bagian bawah kuning muda. Iris merah, paruh hitam, kaki hitam abu-abu.
Burung-madu Sangihe panjang tubuhnya lebih kurang 12 cm. Jantan: bagian atas hijau metalik dan biru. Punggungnya berwarna kuning zaitun. Pita tunggir dan tenggorokan nya berwarna kuning. Betina: bagian atasnya berwarna kekuningan. Begitu pula tunggirnya, tunggirnya berwarna kekuningan. Mahkotanya bersisik. Tenggorokan dan bagian bawahnya berwarna kuning.
Burung-madu Gunung memiliki tubuh beukuran sedang (13 cm). Jantan: Mahkota dan garis tenggorokan yang sempit berwarna biru-ungu mengkilap. Tenggorokan dan dada atas merah. Punggung dan sayap zaitun. Tunggir kuning. Ekor panjang hijau kebiruan. Ada berkas bulu putih pada sisi tubuh. Betina: Tubuh bagian atas zaitun suram. Tubuh bagian bawah hijau-zaitun tua. Sisi tubuh putih. Ekor lebih pendek. Iris coklat, paruh hitam, kaki hitam.
Dilindungi karena Peranannya yang Penting
Perlu diketahui, bahwa Burung-madu di Indonesia ini telah dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No 7/Tahun 1999 dengan sanksi tegas terhadap para melanggar peraturan tersebut, baik pidana maupun denda.
Namun demikian, Burung-madu hingga kini masih mudah ditemui di pasar-pasar burung. Bahkan, ada beberapa gelaran lomba burung berkicau yang membuka kelas Burung-madu (atau biasa ditulis Kelas Kolibri).
Ada yang berdalih bahwa populasi Burung-madu masih sangat banyak, sehingga masih belum diperlukan untuk dijadikan burung dilindungi. Sebagai kicaumania yang bijak, harusnya sudah mengerti bahwa alasan kenapa suatu jenis burung dilindungi bukan hanya disebabkan populasinya yang makin langka, melainkan peranannya untuk menjaga ekosistem juga sebagai pertimbangan utama kenapa burung tersebut harus dilindungi.
Khusus Burung-madu kenapa harus dilindungi, karena burung ini peranannya sangat vital dalam proses penyerbukan alami terhadap tanaman di hutan dan perkebunan sehingga turut bermanfaat bagi makluk hidup lainnya, termasuk manusia.
Burung-madu merupakan burung tropis dari dunia lama yang berwarna-warni dan memiliki paruh panjang melengkung. Bulu metalik khas serta gaya terbang “diam” sambil menghisap nektar mirip dengan burung Hummingbird di Amerika. Burung-madu menjadi salah satu agen terbaik dalam penyebaran pohon berbunga di hutan tropis, terutama bunga yang berbentuk terompet.
Meski populasi Burung-madu di alam liar masih aman, jika suatu saat populasinya terancam, bukan tak mungkin hutan-hutan kita makin kritis akibat ketiadaan tanaman baru pengganti tanaman lama yang sudah tua dan lapuk, atau bahkan habis dibabat para perambah hutan.
Alasan ini pula yang mendasari pemerintah menetapkan semua burung dari keluarga isap-madu sebagai satwa dilindungi. Salah satu burung isap-madu terpopular di kalangan kicaumania saat ini adalah cucak kombo.
Burung-madu Jadi Masteran Primadona
Berhasil atau tidaknya Burung-madu ini dilindungi sebetulnya yang menentukan adalah para kicaumania sendiri. Karena, dengan tingkat pendidikan dan disiplin ilmu yang dimiliki para pedagang burung di pasar burung, umumnya tidak mengetahui kalau burung yang diperdagangkan termasuk burung dilindungi.
Apabila mereka tahu, tentu tidak akan berani menjual burung dilindungi secara terang-terangan. Jika pedagang tahu mana burung yang dilindungi, tentu jika ada calon pembeli mencari burung langka, mereka bisa menjelaskannya. Selain itu, peran pemerintah melalui Balai Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) juga sangat perlu ditingkatkan.
“Saya belum tahu kalo Burung Kolibri (Burung-madu, red) ini dilindung. Petugas yang dating ke pasa ini pun biasanya juga cuek-cuek saja,†aku Rudi, pedagang burung di Pasar Pramuka lainnya.
Di balik posturnya yang imut, mereka mempunyai kemampuan akrobatik yang sangat bagus, termasuk saat mencari nektar pada kelopak bunga. Nektar dan bunga merupakan makanan utamanya, meski mereka juga menyukai serangga kecil, terutama saat merawat anak-anaknya.
Saat mengisap nektar, burung bisa melakukannya sambil bertengger pada cabang dan ranting pepohonan. Namun sebagian besar burung-madu juga memiliki kemampuan hovering saat menghisap nektar dari bunga. Kemampuan hovering ini juga dimiliki burung branjangan, sebagaimana pernah dikupas di sini.
Dewasa ini, penjualan Burung-madu baik di pasar burung maupun via online sungguh sangat memprihatinkan. Tanpa malu-malu mereka memamerkan dagangan Burung-madu secara ombyokan yang jumlahnya sangat banyak.
Jika dinalar, penjual burung via online seharusnya memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi dibandingkan pedagang di pasar burung, atau setidaknya masih tersentuh teknologi informasi. Sehingga, seharusnya dengan mudah mengetahui bahwa Burung-madu sudah lama masuk dalam daftar burung dilindungi.
Namun demikian, minimnya kesadaran kicaumania yang terus memelihara Burung-madu sebagai burung masteran meski sadar bahwa burung ini dilindungi. Memang, Burung-madu ternyata memiliki suara kicauan yang cukup unik, sehingga layak dijadikan sebagai suara masteran atau untuk memancing burung lain berbunyi.
Di era sekarang ini, yang mana teknologi sudah ada di mana-mana, seharusnya kicaumania menyadari bahwa ada cara lain mendapatkan suara Burung-madu sebagai masteran, yaitu melalui media sound (Mp3) yang sudah sangat mudah didapatkan secara gratis.
Masteran Burung-madu adalah hal wajib bagi penghobi kicauan terutama untuk burung lomba, sosok burung penghisap madu ini mempunyai kecerdasan yang luar biasa, mampu menirukan suara burung lain dengan jelas.
Dengan perawatan yang sederhana cukup diberi minum susu kental manis atau madu, air putih, dan sedikit kroto serta mengganti air minumnya tiap pagi sudah membuat “Sang Master” ini bernyanyi riang.
Untuk menjadikan Burung-madu sebagai master yang handal, pehobi lebih baik merawat Burung-madu sejak dari anakan karena dapat memaster burung ini sesuai selera masing-masing, sehingga setelah dewasa akan mampu menirukan bermacam-macam kicauan burung yang diinginkan, selain itu memelihara Burung-madu dari anakan akan membantu menjaga burung tersebut tetap lestari mengingat banyaknya Burung-madu dewasa yang ditangkap dan dijual kebanyakan mati karena stres.
Kicauan Burung-madu yang memiliki tempo yang cepat dan rapat itu diharapkan bisa terekam pada burung maskot sepertiMurai Batu, Anis Merah, Kacer dan lainnya.
Menurut sebagian kicaumania, hal tersebut (memaster) menjadi salah satu seni dalam memelihara burung yang akan memberi kepuasan tersendiri bagi penghobi dalam menghasilkan ragam kicauan pada burung maskot yang didapat melalui proses yang tidak sebentar dan butuh kesabaran.
Semoga kita makin mencintai burung Indonesia, dan mau menjaga kelestariannya dengan tidak memelihara burung-burung yang dilindungi.