
[dropcap style=”style1″]A[/dropcap]da beberapa pendapat yang mengatakan bahwa penglihatan pada burung tidak seperti pengelihatan pada manusia yang dapat membedakan warna, dengan kata lain burung itu buta warna. Tertarik untuk mencari literature tentang penglihatan burung yang sebenarnya seperti apa, maka berikut beberapa teorinya :
Persepsi cahaya
Mata burung memiliki dua macamreseptor cahaya, reseptor cahayabatangdan reseptor cahayakerucut. Reseptor cahaya yang berisi pigmen penglihatanrhodopsinlebih baik untuk penglihatan malam hari karena mereka peka terhadap jumlah cahaya yang sedikit. Reseptor cahaya kerucut mampu mendeteksi warna tertentu (atau panjang gelombang) cahaya, sehingga lebih penting hewan yang berorientasi warna seperti burung.[18]Kebanyakan burungtetrakromatik, memiliki empat jenis sel fotoreseptor kerucut, masing-masing dengan puncak serapan maksimal yang berbeda. Dalam beberapa burung, puncak penyerapan maksimal dari sel fotoreseptor kerucut bertanggung jawab terhadap panjang gelombang terpendek yang mampu dilihat, yang meluas sampai ke kisaran (UV) ultraviolet, membuat mereka sensitiv terhadap sinar ultraviolet.[19]Burung merpati memiliki pigmen tambahan dan karena itupentakromatik.[20]
Keempat spektrum pigmenfotoreseptorkerucutyang berbeda, berasal dariopsin, terkait dengan molekul kecil yang disebutretina, yang erat berhubungan dengan vitamin A. Ketika pigmen menyerap cahaya, retina berubah bentuk dan berpotensi mengubah membran dari sel fotoreseptor kerucut yang mempengaruhi neuron di lapisanganglionretina. Setiap neuron dalam lapisan ganglion dapat memproses informasi dari sejumlah sel fotoreseptor, dan pada gilirannya dapat memicu impuls saraf untuk menyampaikan informasi sepanjang saraf optik untuk diproses lebih lanjut di pusat-pusat penglihatan khusus di otak. Semakin intens cahaya, foton lebih banyak diserap oleh pigmen visual, semakin besar eksitasi dari setiap fotoreseptor kerucut, dan muncul cahaya terang.[18]
Sejauh ini pigmen fotoreseptor kerucut yang paling banyak ditemui dalam setiap jenis burung yang sudah diperiksa adalah bentuk panjang gelombang panjangiodopsin, yang menyerap panjang gelombang sekitar 570 nm. Ini kira-kira kawasanspektrumwarna merah dan hijau, dan pigmen ini mendominasi sensitivitas penglihatan warna pada burung.[20]Padapinguinpuncak serapan pigmen fotoreseptor kerucut bergeser menjadi 543 nm untuk, untuk beradaptasi ke lingkungan air laut yang biru.[21]
Informasi yang disampaikan oleh sel kerucut tunggal itu terbatas: dengan sendirinya, sel tidak dapat memberitahuotakpanjang gelombang cahaya yang mana yang menyebapkan perangsangan. Sebuah pigmen penglihatan dapat menyerap dua panjang gelombang yang sama, tapi meskipun foton mereka memiliki energi yang berbeda, sel kerucut tidak dapat membedakan mereka, sebab mereka berdua menyebabkanretinaberubah bentuk dan memicu impuls yang sama. Agar otak dapat melihat warna, ia harus membandingkan respon dari dua atau lebih sel kerucut yang mengandung pigmen visual yang berbeda, sehingga ke empatpigmenpada burung makin meningkatkan kemampuan burung membedakan warna.[18]
Setiap selkerucutpada burung atau reptil mengandungtetesan minyak berwarna, hal ini tidak lagi ada pada mamalia. Tetesan ini, yang mengandungkarotenoiddalam konsentrasi tinggi, bertindak sebagai filter, menghapus beberapa panjang gelombang dan mempersempit spektrum penyerapan pigmen. Hal ini mengurangi respon yang tumpang tindih antara pigmen dan meningkatkan jumlah warna yang bisa dibedakan oleh burung.[18]Ada enam jenis tetesan minyak berwarna yang telah diidentifikasi, lima di antaranya memiliki campuran karotenoid mampu menyerap panjang gelombang dan intensitas yang berbeda, sedang jenis keenam tidak memiliki pigmen.[22]Pigmen dengan puncak penyerapan maksimal terendah termasuk yang sensitif terhadap UV , memiliki jenis tetesan minyak ‘bening’ atau ‘transparan’ dengan efek penyesuaian spektrum yang telativ kecil.[23]
Warna dan distribusi tetesan minyak retina sangat bervariasi di antara spesies, hal ini lebih ditentukan oleh lingkunganekologi(pemburu, pencari ikan, pemakan biji) ketimbang hubungan genetik. Sebagai contoh, burung pemburu siang sepertilayang-layang asiadan burung pemangsa memiliki tetesan berwarna sedikit, sedangkan burung pemakan ikan permukaanDara-laut Biasamemiliki sejumlah besar tetesan merah dan kuning di belakang retina.[20]Bahkan dalam rentang panjang gelombang yang dapat dilihat manusia,burung pengicaudapat mendeteksi perbedaan warna yang tidak dapat dilakukan manusia. Ini perbedaan yang cukup kecil, bersama dengan kemampuan burung untuk melihat sinar ultraviolet, hal ini juga berarti burung mampu melihatdimorfisme seksualbanyak spesies, sementara manusia tidak mampu.[24]
Dalam bermigrasi, burung penyanyi memanfaatkan medan magnet bumi, bintang, matahari, dan pola cahaya terpolarisasi untuk menentukan arah perpindahan mereka. Sebuah studi di Amerika menunjukkan bahwa migrasiburung pipitSavannah menggunakan cahaya terpolarisasi dari langit dekat horison untuk mengkalibrasi ulang sistem navigasi magnetik mereka pada saat matahari terbit dan matahari terbenam. Hal ini menunjukkan bahwa pola polarisasi cahaya langit merupakan referensi kalibrasi utama untuk semua burung penyanyi pada saat migrasi.[25]Namun, tampak juga bahwa burung dapat menanggapi indikator sekunder dari sudut polarisasi, dan mungkin tidak benar-benar mampu langsung mendeteksi arah polarisasi tanpa adanya isyarat ini.[26]

Ultraviolet
Beberapa jenis burung dapat melihat sinarultraviolet[27], yang memiliki peran penting dalam proses percumbuan. Banyak burung yang memperlihatkan pola bulu dalam sinar ultraviolet yang tak terlihat oleh mata manusia. Beberapa burung yang tidak dapat dikenali jenis kelaminnya dengan mata telanjang, dapat dibedakan melalui pola-pola pantulan sinar ultraviolet pada bulu mereka.Burung gelatik birujantan memiliki pola kilauan ultraviolet pada jambulnya, yang ditampilkan dengan menaikkan bulu tengkuk mereka ketika berupaya menarik perhatian pasangannya.[28]Burung rio-rio birujantan, yang memiliki warna bulu biru paling cerah dan paling mendekati ultraviolet, adalah yang memiliki wilayah yang paling luas dengan mangsa melimpah, dan memberi makan anak-anaknya lebih sering daripada burung jantan lainnya.[18]
Penampilanparuhcukup penting dalam interaksiburung sikatan-hitam. Meskipun komponen UV tampaknya tidak penting dalam interaksi antara pejantan penguasa wilayah, di mana tingkat warna oranye di sini memegang peranan, burung betina merespon lebih kuat terhadap burung jantan yang memiliki pantulan UV terbaik.[29]
Kemampuan melihat UV dapat memberikan keuntungan bagi binatang dalam mencari makanannya. Lapisanlilinyang dijumpai pada banyak macambuah-buahan, memantulkan cahaya UV yang bisa menunjukkan keberadaan buah-buahan tersebut.[18]Alap-alap erasiadapat menemukan jejaktikussecara visual. Hewan pengerat kecil itu meninggalkan bekasair senidantinjayang memantulkan sinar UV, membuatnya terlihat oleh burung alap-alap, terutama di musim semi sebelum tanda tersebut tertutup oleh oleh tumbuh-tumbuhan.[30]
- ^abcdefGoldsmith, Timothy H. (July 2006).“What birds see”(PDF).Scientific American: 69–75. Diarsipkan dariversi asli(PDF) tanggal 2011-04-10.
- ^Wilkie, Susan E.; Vissers, PM; Das, D; Degrip, WJ; Bowmaker, JK; Hunt, DM (1998).“The molecular basis for UV vision in birds: spectral characteristics, cDNA sequence and retinal localization of the UV-sensitive visual pigment of the budgerigar (Melopsittacus undulatus)”.Biochemical Journal330(Pt 1): 541–47.PMC1219171.PMID9461554.
- ^abcdVarela, F. J.; Palacios, A. G.; Goldsmith T. M. “Color vision in birds” in Ziegler & Bischof (1993) 77–94
- ^Bowmaker, J. K.; Martin, G. R. (January 1985). “Visual pigments and oil droplets in the penguin,Spheniscus humbolti“.Journal of Comparative Physiology156(1): 71–77.doi:1007/BF00610668.
- ^Goldsmith, T. H.; Collins, JS; Licht, S (1984). “The cone oil droplets of avian retinas”.Vision Research.24(11): 1661–1671.doi:1016/0042-6989(84)90324-9.PMID6533991.
- ^Vorobyev, M.; Osorio, D., Bennett, A. T. D., Marshall, N. J., Cuthill, I. C. (3).“Tetrachromacy, oil droplets and bird plumage colours”(PDF).Journal of Comparative Physiology A: Neuroethology Sensory Neural and Behavioral Physiology183(5): 621–633.
- ^Eaton, Muir D. (August 2005).“Human vision fails to distinguish widespread sexual dichromatism among sexually “monochromatic” birds”.Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America102(31): 10942–10946.doi:1073/pnas.0501891102.PMC1182419.PMID16033870.
- ^Muheim, Rachel; Phillips, JB; Akesson, S (August 2006).“Polarized light cues underlie compass calibration in migratory songbirds”(PDF).Science313(5788): 837–839.doi:1126/science.1129709.PMID16902138.
- ^Greenwood, Verity J.; Smith, EL; Church, SC; Partridge, JC (2003).“Behavioural investigation of polarisation sensitivity in the Japanese quail (Coturnix coturnix japonica) and the European starling (Sturnus vulgaris)”.The Journal of Experimental Biology206(Pt 18): 3201–3210.doi:1242/jeb.00537.PMID12909701.
- ^Carvalho, L. S.; Cowling, J. A., Wilkie, S. E., Bowmaker, J. K., Hunt, D. M. (2007).“The molecular evolution of avian ultraviolet- and violet-sensitive visual pigments”(PDF).Molecular Biology and Evolution24(8): 1843–52.doi:1093/molbev/msm109.
- ^Andersson, S.; J. Ornborg & M. Andersson (1998).“Ultraviolet sexual dimorphism and assortative mating in blue tits”.Proceeding of the Royal Society B265(1395): 445–50.doi:1098/rspb.1998.0315.
- ^Bright, Ashleigh.; Waas, Joseph R. (August 2002).“Effects of bill pigmentation and UV reflectance during territory establishment in blackbirds”(PDF).Animal Behaviour64(2): 207–213.doi:1006/anbe.2002.3042.
- ^Viitala, Jussi; Korplmäki, Erkki; Palokangas, Pälvl; Koivula, Minna (1995). “Attraction of kestrels to vole scent marks visible in ultraviolet light”.Nature373(6513): 425–27.doi:1038/373425a0.
- ^Sekuler A B, Lee J A J, Shettleworth S J (1996). “Pigeons do not complete partly occluded figures”.Perception25(9): 1109–1120.doi:1068/p251109.PMID8983050.
- ^Bhagavatula P, Claudianos C, Ibbotson M, Srinivasan M (2009). Warrant, Eric, ed.“Edge Detection in Landing Budgerigars (Melopsittacus undulatus)”.PLoS ONE4(10): e7301.doi:1371/journal.pone.0007301.PMC2752810.PMID19809500.