Selain terkenal dengan cendrawasihnya yang dijuluki burung dari surga, Tanah Papua juga menjadi surga bagi aneka jenis burung finch eksotis. Salah satunya adalah burung bondol dada-cokelat atau chestnut-breasted mannikin (Lonchura castaneothorax). Burung ini memiliki bulu-bulu yang berwarna cantik dan suara kicauan cukup menarik, serta banyak dicari para penggemar finch di mancanegara.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Bondol dada-cokelat sudah lama menjadi incaran para penggemar finch di mancanegara kerena penampilannya yang menarik perhatian. Bahkan tak sedikit finch mania di Indonesia yang sudah memelihara dan menangkarkan spesies bondol eksotis ini.
Dalam literatur perburungan internasional, burung bondol dada-cokelat memiliki beberapa nama. Selain chesnut-breasted mannikin yang paling sering digunakan, ada juga yang menyebutnya sebagai chestnut-breasted munia, chestnut finch, dan di Australia disebut barley bird (julukan di Australia).
Burung yang menjadi anggota keluarga Estrildidae ini memiliki postur tubuh kecil, dengan panjang sekitar 9-10 cm, atau sedikit lebih kecil daripada kenari. Bagian mukanya berwarna hitam, tetapi mahkota dan tengkuknya bersisi abu-abu.
Dada sawo matang dengan perut berwarna putih, yang dibatasi oleh garis hitam melintang. Pada kedua sisi tubuhnya terdapat sisik kehitaman. Adapun paruhnya berwarna pucat.
Sepintas, penampilannya mirip burung bondol dada-hitam dan bondol jayawijaya. Yang membedakan adalah warna bungalan-sawo matang pada bulu-bulu di bagian atas dadanya. Selain itu, wilayah persebaran dan habitatnya juga berbeda untuk ketiga jenis burung bondol tersebut.
Burung bondol dada-cokelat jantan dan betina memiliki penampilan fisik yang hampir sama. Namun burung jantan bisa dibedakan dari warna bulu ekornya yang terlihat lebih kuning terang, serta kemampuan berkicau dan menari untuk merayu pasangannya. Adapun burung betina dapat dideteksi dari perilakunya yang terus mengamati aksi burung jantan saat berkicau.
Di Indonesia, burung ini hanya bisa dijumpai di Tanah Papua. Namun spesies ini bukanlah burung endemik Papua, karena dijumpai pula di Australia. Ada lima ras / subspesies bondol-dada cokelat, dengan wilayah persebaran yang berbeda-beda, yakni:
- Lonchura castaneothorax uropygialis: Tersebar di wilayah barat-laut Papua (sisi timur Teluk Cendrawasih).
- Lonchura castaneothorax boschmai: Tersebar di Papua Barat (Danau Wissel dan S Araboe ke timur sampai Dataran Tinggi).
- Lonchura castaneothorax sharpii: Tersebar di wilayah utara dan timur-laut Papua, dari Teluk Humboldt sampai Teluk Astrolabe.
- Lonchura castaneothorax ramsayi: Tersebar di wilayah tenggara Papua, mulai dari Bereina (Teluk Papua) hingga Kepuauan D’Entrecasteaux.
- Lonchura castaneothorax castaneothorax: Tersebar di wilayah utara Australia Barat (Derby & Kimberley) sampai Pulau Melville, Teluk Carpenteria dan Queensland (Semenanjung Cape York), dan bagian timur New South Wales.
Dari kelima subspesies tersebut, bondol dada-cokelat ras sharpii (Lonchura castaneothorax sharpii) termasuk yang paling atraktif dan mempunyai warna bulu cukup menarik, sehingga banyak dicari untuk dipelihara atau diternak. Selain itu, ada juga jenis burung yang mengalami fase melanistik yang bukan merupakan hasil mutasi atau morph.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Selama musim kawin, bondol dada-cokelat akan sering terlihat bersama pasangannya. Di luar musim kawin, burung akan berkumpul bersama dalam satu koloni besar untuk mencari pakan di daerah padang rumput dan lahan-lahan pertanian.
Seperti juga burung pipit dan bondol lainnya, bondol dada-cokelat sangat menyukai pakan bijian, khususnya milet putih dan gabah, serta berbagai jenis sayuran. Dalam perawatan hariannya, grit dan kalsium dalam bentuk tulang sotong harus selalu disediakan.
Bondol dada-coklat umumnya diternak di dalam kandang kandang koloni / aviary, meski dapat juga ditempatkan di kandang battery / soliter. Tempat sarang menggunakan model kotak sarang / gelodok terbuka yang dilengkapi juga dengan bahan-bahan sarang seperti sabut kelapa, jerami padi, dan kapas.
Setelah merapikan tempat sarangnya, induk betina akan bertelur sebanyak 4 – 8 butir. Telur akan dierami sendirian oleh induk betina, sedangkan burung jantan bertugas menjaga sarang. Pada malam hari, kedua induk tidur di dalam kotak sarangnya.
Masa pengeraman berlangsung sekitar 13 – 14 hari. Induk jantan dan betina akan merawat anak-anaknya secara bersama-sama sampai dewasa. Setelah berumur 18 – 21 hari, anakan bondol dada-cokelat dapat keluar dari sarang dan 21 hari kemudian akan disapih atau dipisahkan dari kedua induknya.
Bondol dada-cokelat memiliki suara kicauan yang cukup menarik. Suaranya mirip seperti kenari, tapi dengan irama yang tidak terlalu panjang dan rapat.
Suara burung bondol dada-cokelat | DOWNLOAD
( Lihat juga Galeri video penangkaran burung bondol dada-cokelat )
Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.
Page: 1 2