Aviary Jaya yang bermarkas di Pondok Cabe, Tangerang Selatan, sejak dulu dikenal sebagai penyedia dan pengepul berbagai jenis burung masteran, terutama tengek buto, lovebird, cililin, dan sebagainya (silakan lihat artikelnya di sini).
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Tetapi jangan salah sangka! Om Aldrian selaku pemilik Aviary Jaya bukan sekadar pedagang / pengepul burung saja, melainkan juga sukses dalam penangkaran lovebird dan murai batu.
Bahkan materi indukan yang digunakan dalam beternak lovebird dan murai batu juga sangat selektif dan didominasi burung-burung eks jawara yang pernah mengorbit di tangan Om Aldrian. Tidak heran jika produk yang dihasilkan pun laris-manis, terutama di kalangan para pemain lomba.
Untuk penangkaran lovebird, Om Aldrian bekerjasama dengan Om Gito. Beberapa induk eks jawara yang kini menjadi “mesin produksi” Aviary Jaya antara lain lovebird Modis, Bandit, Mustika, Leha, Balaka, dan Putri Salju.
Kandang ternak yang digunakan terdiri atas dua model, yaitu kandang koloni dan kandang battery. Induk betina eks jawara lomba biasanya diternak dalam kandang battery, dan dijodohkan dengan induk jantan yang memiliki materi ngekek panjang.
Agar kualitas anakannya makin berkualitas dan bervariasi, induk lovebird betina akan berganti pasangan kalau telah berproduksi tiga kali berturut-turut. “Kita istirahatkan dulu, kemudian diganti pasangannya,” tutur Om Aldrian.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Adapun kandang koloni yang digunakan mempunyai ukuran panjang 3 meter, lebar 2,5 meter, dan tinggi 2,5 meter. Dinding kandang terbuat dari kawat ram, khususnya bagian depan dan samping.
Kandang dengan ukuran tersebut diisi puluhan lovebird dewasa jantan dan betina. Setiap burung bebas mencari pasangan masing-masing, sehingga meringankan tugas pemilik maupun perawatnya.
Jika sudah berjodoh, sebagian pasangan tetap dipertahankan di kandang koloni. Tetapi sebagian lainnya, terutama yang belum sampai produksi, dipindah ke kandang battery. “Yang sudah terlanjur produksi, ya kami biarkan sampai menetas di kandang koloni,” tambah Om Aldrian.
Begitu menetas, anakan lovebird tetap dalam perawatan induknya hingga berumur 3-4 minggu. Setelah itu dipanen pada umur 1 bulan atau lebih, dan dipindah ke kandang lain untuk dibesarkan.
Harga lovebird baby / lovebird balibu (umur 2 – 5 bulan) hasil ternak Aviary Jaya dibanderol mulai Rp 1,5 juta, dengan durasi ngekek sekitar 15-20 detik sekali narik. Untuk lovebird dewasa siap lomba, dengan durasi ngekek panjang, harganya bervariasi mulai dari Rp 3,5 juta hingga Rp 15 juta.
Selain menjual lovebird lokal hasil breeding sendiri, Aviary Jaya juga menyediakan lovebird prospek asal Taiwan, dengan harga mulai dari Rp 850.000 hingga Rp 1,25 juta. Bahkan harga partai (minimal 25 ekor), harganya hanya Rp 375.000 / ekor. Untuk lovebird prospek yang memiliki kualitas suara dan siap lomba, harganya mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 3,5 juta. (d’one)