Memelihara burung paruh bengkok / parrot membutuhkan perhatian tersendiri, terutama karena kecerdasannya. Salah merawat bisa memunculkan berbagai perilaku buruk seperti suka menggigit, mencabuti bulu, menjerit, bahkan berubah liar. Untuk menambah wawasan sobat-sobat kicaumania, berikut tujuh faktor yang bisa memengaruhi perilaku burung paruh bengkok / parrot.

Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.

Hampir semua jenis burung paruh bengkok / parrot memiliki kecerdasan di atas rata-rata.

Beberapa perilaku buruk pada burung biasanya muncul ketika kebutuhan dasar burung tidak terpenuhi, termasuk lingkungan yang kurang nyaman, serta ketersediaan pakan dan minumnya. Apabila kebutuhannya terpenuhi, maka setiap masalah akan lebih dapat dikontrol dan diatasi.

Berikut ini tujuh hal yang dapat memengaruhi perilaku burung parrot / paruh bengkok.

Maaf menyela, kalau burung Anda kondisi ngoss terus dan pengin jadi joss, gunakan TestoBirdBooster (TBB), produk spesial Om Kicau untuk menjadikan burung ngoss jadi joss...

1. Ukuran sangkar

Beberapa jenis burung parrot, khususnya kakatua, african grey, dan nuri, membutuhkan sangkar dengan ukuran yang sesuai. Sangkar yang terlalu kecil dapat membuat burung rentan stres, sehingga berdampak pada perubahan perilakunya.

Ukuran sangkar yang dianggap paling sesuai untuk burung paruh bengkok adalah memiliki ukuran minimal 1 kali lebar rentang sayapnya. Ukuran tersebut akan memberi ruang pada burung untuk bergerak lebih leluasa, tanpa merusak sayap maupun bulu ekornya.

2. Lokasi sangkar

Lokasi menyimpan sangkar pun dapat menjadi pemicu perubahan perilaku parrot. Ada burung yang sangat suka berada di tengah aktivitas keluarga yang memungkinkan adanya interaksi, tapi ada juga yang tidak biasa berada di keramaian dan cenderung menyukai tempat lebih tenang.

Untuk hal tersebut, Anda dapat melakukan pengamatan terhadap perilakunya, jika mereka merasa nyaman maka sangkarnya tidak perlu dipindahkan.

Adapun untuk burung yang baru dibeli, latihlah burung tersebut agar terbiasa dengan keramaian dan aktivitas Anda maupun keluarga. Proses adaptasi yang tepat dapat membantu menciptakan hubungan / ikatan yang baik antara perawat dan burung, sehingga dapat mencegah munculnya beragam masalah perilaku.

Dapatkan aplikasi Omkicau.com Gratis...

3. Ketinggian sangkar

Ketika menggantung sangkar, maka ketinggian paling optimal adalah berada sedikit di bawah pandangan mata. Pada jarak tersebut akan memudahkan interaksi antara pemilik dan burung rawatannya.

Sebaiknya jangan menggantung sangkar terlalu tinggi karena dapat memicu burung menjadi liar / giras. Selain itu, hindari pula kebiasaan meletakkan sangkar di bawah / lantai dalam waktu cukup lama, karena rentan memicu stres akibat rasa takut burung terhadap kemungkinan adanya binatang predator.

4. Meletakkan burung di atas bahu

Salah satu kebiasaan parrot mania adalah meletakkan burung di atas bahunya. Hal ini sebenarnya dapat memicu perilaku buruk seperti menggigit, terutama jika belum ada ikatan batin antara pemilik dan burung rawatannya.

Risiko gigitan bisa terjadi secara disengaja maupun tidak sengaja pada daun telinga, mata, hidung, maupun bibir. Bahkan burung yang telah jinak sekalipun dapat melakukan perilaku buruk tersebut.

5. Kebosanan

Burung yang dipelihara sendirian tanpa ada teman sejenis maupun interaksi dengan pemiliknya cenderung mudah merasa bosan. Rasa bosan dapat memicu munculnya beragam perilaku buruk seperti mencabuti bulu, merusak perlengkapan sangkar, selalu menjerit-jerit, dan sebagainya.

Mengatasi kebosanan pada burung sebenarnya cukup mudah. Sediakan saja berbagai perlengkapan dalam sangkar yang akan berfungsi sebagai mainan. Ada beberapa macam jenis mainan yang menarik perhatian mereka, misalnya ayunan dari tali, kayu manis untuk dikunyah, dan beragam aksesoris lainnya.

6. Kebutuhan waktu tidur

Secara umum, burung yang dipelihara di daerah tropis memiliki waktu istirahat 10 – 12 jam setiap harinya. Parrot dewasa harus mendapatkan jam tidur selama itu, dengan kondisi kamar / ruangan yang gelap. Dengan diberikannya waktu istirahat yang cukup, maka burung akan memiliki lebih banyak energi untuk terus beraktivitas.

Burung yang kurang tidur akan berubah menjadi pemarah dan malas-malasan. Perilaku buruk yang kerap muncul adalah sering mengigit maupun mencabuti bulunya sendiri.

7. Ketersediaan pakan

Sangat penting untuk selalu menjaga ketersediaan pakan dan minum setiap hari. Selain itu, kita juga harus dapat memilah jenis pakan yang baik dan tepat diberikan kepada burung peliharaan tersebut.

Secara umum, parrot sangat menyukai pakan buah-buahan, sayuran, nektar, dan biji-bijian. Tapi banyak di antara kita yang hanya memberikan satu jenis pakan saja untuk burung parrot kesayangannya. Bahkan ada juga memberi air susu setiap hari, padahal air susu sangat tidak baik bagi burung, lantaran sulit sekali dicerna.

Pada waktu burung tidak mendapatkan asupan pakan yang memadai, mereka akan mudah mengalami kekurangan gizi dan dapat memicu stres serta perubahan perilakunya.

Itulah tujuh hal yang dapat memengaruhi perilaku buruk burung parrot / paruh bengkok.

Cara gampang mencari artikel di omkicau.com, klik di sini.