Awal tahun 2000-an, anis merah menduduki kasta tertinggi di antara semua jenis burung kicauan yang dilombakan di negeri ini, menggeser pamor anis kembang. Beberapa tahun kemudian, pamor anis merah sebagai burung kicauan terpopular dilengser murai batu. Anis merah pun sempat ke titik nadir, di mana kelas yang dilombakan makin sepi peminat. Bahkan banyak event organizer (EO) yang meniadakan kelas tersebut.
Cara gampang mencari artikel omkicau.com, klik di sini.
Sejak tahun lalu, berbagai upaya dilakukan para merah mania di sejumlah daerah untuk mengangkat lagi pamor anis merah. Hasilnya mulai terlihat, di mana kelas anis merah mulai ramai kembali. Harga burung pun ikut terdongkrak, sehingga membersitkan optimisme di kalangan penangkar anis merah.
Mengapa pamor anis merah pernah merosot hingga ke titik nadir? Salah satu sebabnya adalah karakter unik dan sensitif yang dimiliki burung ini, sehingga banyak pemain yang merasa kesulitan untuk menjaga kestabilan dan performa burung.
Dengan kata lain, banyak pemain yang “frustasi” dalam merawat anis merahnya agar dapat stabil tatkala tampil di lapangan. Bahkan banyak sekali anis merah yang macet bunyi, terutama setelah beres mabung.
“Sebenarnya jika kita bisa memahami karakter unik burung ini, tak akan lagi kegalauan atau frustasi yang dialami rekan-rekan merah mania. Pemahaman karakter anis merah menjadi salah satu kunci agar burung mau nampil di lapangan,” jelas Om Soleman, spesialis pengorbit anis merah, sekaligus dipercaya sebagai ketua Komunitas Anis Merah Bogor (KAMB).
Berbeda dari perawatan burung-burung tipe fighter seperti murai batu, kacer, dan tledekan, anis merah memang membutuhkan perlakuan khusus. Bahkan perlakuan khusus ini harus diterapkan sejak dini atau ketika burung masih trotolan (umur 2-3 bulan).
“Perawatan anis merah sejak trotolan hingga dewasa sebaiknya jangan diubah-ubah, baik tentang extra fooding (EF), kebiasaan mandi, maupun penjemurannya,” tutur Om Soleman yang juga agen anis merah ring Zainal PPN Bali untuk wilayah Jabodetabek.
Cara mudah punya ribuan file MP3 suara burung, klik di sini.
Melalui omkicau.com, Om Soleman ingin berbagi tips mengenai cara mengkondisikan burung anis merah sejak anakan / trotolan hingga dewasa, termasuk perawatan tepat pada saat mabung. Kata kuncinya adalah bagaimana memahami karakter unik anis merah.
Perawatan anakan / trotolan anis merah
Perawatan konsisten harus dimulai sejak anis merah masih trotolan, atau pada umur 2-3 bulan. Anda tak cukup memberinya dengan voer sebagai pakan utamanya. Burung harus mulai dikenalkan dengan aneka jenis EF hewani (jangkrik, ulat, cacing, kroto, dan sejenisnya) dan nabati (buah papaya, pisang, apel, tomat, pear, dan lainnya).
Pada umur tersebut, EF bisa diberikan secara ad libitum (sebanyak mungkin) atau sekenyangnya burung. Biarkan burung memilih aneka jenis EF yang disediakan, baik hewani maupun nabati.
EF yang dipilihnya menunjukkan pakan yang disukai oleh individu burung tersebut. Sebab individu A bisa saja mempunyai selera pakan yang berbeda dari individu B. Pemberian EF selama masa pertumbuhan ini sangat penting, agar burung lebih cepat bunyi atau nggacor.
Perawatan harian, mandi, dan jemur juga perlu. Agar anis merah terbiasa mandi di karamba, maka sejak trotolan harus dilatih mandi. Jika tidak dibiasakan dari anakan, burung sulit dan enggan masuk karamba mandi. “Untuk anis merah, kebiasaan mandi sangat penting. Karena itu, harus kita ajari sejak usia dini,” tambah Om Soleman yang mukim di kawasan Tajur, Bogor, Jawa Barat.
Karena masih belia, durasi penjemuran jangan terlalu lama, cukup 10-15 menit saja. Selebihnya ya cukup diangin-anginkan. Pada umur ini, trotolan anis merah sudah belajar ngeriwik.
Memasuki umur 5-6 bulan atau setelah perubahan bulu piyik ke bulu dewasa (bulu merah), burung akan belajar ngeriwik kasar, bahkan sesekali ngeplong. Ini tergantung mental burung. Kalau yang bagus, umur tersebut sudah rajin ngeplong, kemudian belajar bunyi sambil teler setelah berumur 7-8 bulan.
Ketika dewasa dan sudah mulai bunyi teler, perawatan harus lebih diintensifkan. Apalagi jika anis merah memang disiapkan untuk komba. Settingan EF sudah bisa ditetapkan jumlah yang permanen, tapi harus disesuaikan dengan karakter burung. Sebab kestabilan anis merah biasanya terlihat saat memasuki umur dewasa.
Perawatan anis merah mabung
Masa rawan dalam pemeliharaan anis merah ini kerap terjadi pada saat mabung. Banyak pemilik frustasi atau patah semangat menghadapi kenyataan bahwa burung yang dibelinya mahal-mahal malah mandek bunyi selepas mabung.
Apabila tak segera diatasi, aksi mogok bunyi pada anis merah bisa berlangsung berbulan-bulan. Bahkan terus berlanjut pada masa mabung berikutnya. “Penyebab anis merah macet bunyi bermacam-macam, salah satunya adalah perawatan tidak tepat saat burung mabung,” jelas Om Soleman.
Dia mencontohkan, banyak pemilik anis merah menerapkan perawatan mabung seperti pada murai batu dan kacer. Misalnya menghentikan pemberian EF ketika anis merah sedang ambrol bulu atau pada masa pertumbuhan bulu-bulu baru. Biasanya burung hanya diberi voer dengan alasan agar ambrol total, tanpa pemberian EF hewani maupun buah-buahan.
Padahal, kata Om Soleman, kondisi fisik burung pada saat itu justru sedang lemah, membutuhkan nutrisi yang kaya protein hewani maupun vitamin lewat buah-buahan.
“Karena hanya diberi voer saja, sementara kondisi fisiknya sedang ngedrop, burung pun akan mengalami stres setelah beres mabung. Akibatnya banyak anis merah yang macet bunyi setelah beres mabung. Jadi, kalau hanya dikasih voer saja, kondisinya dari nol lagi, burung akan stres dan pasti mandek,” ingatnya.
Om Soleman menyarankan, meski dalam kondisi mabung, anis merah tetap harus mendapat perawatan secara normal, termasuk pemberian EF dan mandi. Hanya saja, burung harus banyak diistirahatkan, dan sangkarnya dikerodong penuh pada siang dan malam hari.
Pembersihan kandang bisa dilakukan 3-4 hari sekali, bersamaan dengan waktu burung dimandikan. Usai mandi cukup dianginkan, tidak perlu dijemur. Dengan perawatan mabung seperti itulah, anis merah bisa kembali ke kondisi semula pascamabung. Bahkan, seiring pertambahan umur, burung akan makin gacor. (d’one)